Jelajah Wisata Tana Toraja, Simak Budaya Uniknya yang Bikin Terkesima

Advertisement

Tana Toraja merupakan kabupaten di Sulawesi Selatan yang keindahannya sudah begitu tersohor, baik di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Tak hanya itu, beragam kearifan lokalnya juga tak kalah mempesona dibanding destinasi wisata Tana Toraja.

Bagi Teman Traveler yang berniat ke daerah ini, dijamin takkan rugi karena ada begitu banyak wisata elok nan memanjakan. Namun agar tak bingung memilih, yuk simak beberapa rekomendasi saya berikut ini.

Negeri di Atas Awan

Berfoto dengan latar belakang arak-arakan awan (c) Muhamad Aidil Akbar/Travelingyuk

Mendengar namanya saja Teman Traveler mungkin sudah sangat penasaran. Jika dibayangkan, mustahil bisa ada negeri di atas awan. Namun tunggu saja, begitu menginjakkan kaki di wisata Tana Toraja satu ini, semua keraguan itu akan sirna.

Teman Traveler bisa membuktikannya di Kampung Lolai. Berada di ketinggian 1.300mdpl, kalian akan serasa berada jadi penguasa langit begitu berdiri di puncak tertinggi destinasi ini. Bagi kalian yang ingin menikmati keindahan sunrise dan sunset, tempat ini juga sangat cocok dikunjungi.

Patung Yesus Tertinggi

Berpose di Patung Yesus Tertinggi via Instagram.com/rayhansyahidna

Wisata religi Buntu Burake berjarak sekitar 4 km dari Makale, Tana Toraja. Nama tempat ini kian mendunia usai puncaknya dihiasi Patung Tuhan Yesus Memberkati, yang disebut-sebut sebagai salah satu tertinggi di dunia. 

Menjulang setinggi 40 meter dan menghadap langsung ke arah Makale, ikon wisata Tana Toraja ini diklaim mengalahkan Patung Kristus Penebus di Brasil. Dengan catatan tingginya dihitung dari permukaan laut.

Dari atas sini Teman Traveler bisa menikmati pemandangan indah Makale dan deretan pegunungan di sekitar Tana Toraja. Meski dihiasi Patung Yesus, destinasi tak lantas hanya populer di kalangan wisatawan Nasrani. Pegiat trekking dan hiking juga bisa mengunjungi destinasi ini.

Tongkonan Pallawa

Rumah Tongkonan (c) Muhamad Aidil Akbar/Travelingyuk

Ada banyak daerah yang masih menjunjung tinggi adat dan tradisi di Toraja. Salah satunya adalah Desa Pallawa. Desa ini memiliki Tongkonan Pallawa, rumah adat dengan atap menyerupai perahu. Biasanya dibuat dari bambu dan digunakan sebagai penyimpanan jenazah.

Butuh perjalanan kurang lebih 30 menit dari Rantepao, Ibu Kota Toraja Utara, untuk menuju destinasi bernuansa sejarah ini. Teman Traveler bakal menyusuri jalan sepanjang 12 kilometer ke arah utara.

Selagi berada di Desa Pallawa, Teman Traveler juga bisa melihat langsung proses pembuatan tenun tradisional khas Toraja Utara. Sempatkan pula melihat Alang Sura, lumbung tempat masyarakat setempat menyimpan padi.

Bori Parinding

Bori Parinding via instagram.com/ravdi_andalang

Bori Parinding merupakan kompleks pemakaman kuno yang berada di daerah Bori. Situs purbakala ini diketahui sudah ada sejak 1717. Tidak semua orang bisa dimakamkan di sini, khusus keluarga bangsawan keturunan Ramba.

Keberadaan deretan batu menhir menjadi keunikan Bori Parinding yang tidak bisa ditemukan di kompleks makam batu lain. Batu-batu tersebut dulunya berfungsi sebagai tiang untuk mengikat kerbau, anoa, babi, dan sapi. Hewan-hewan ini kemudian akan disembelih sebagai bagian dari upacara pemakaman.

Batu-batu berukuran besar di Bori Parinding membuat suasana sekitar wisata Tana Toraja satu ini terasa kian eksotis. Tak heran jika para wisatawan kerap menjadikan tempat ini sebagai salah satu spot foto favorit di Tana Toraja.

Rambu Solo

Rambu Solo via instagram.com/nardinardi60

Tak hanya destinasi, Tana Toraja juga memiliki sederet tradisi menarik. Bisa Teman Traveler saksikan langsung saat berkunjung ke sana. Salah satunya adalah Rambu Solo, tradisi pemakaman untuk mengantar arwah menuju akhirat. Ritual ini terdiri dari pertunjukan kesenian, adu kerbau, hingga prosesi memindah jenazah.

Rambu Solo bisa berlangsung selama beberapa hari, sesuai status sosial keluarga yang bersangkutan. Ritual ini biasanya digelar meriah dan dipenuhi beragam adat menarik. Hal tersebut jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan di Tana Toraja.

Silaga Tedong

Silaga Tedong (c) Muhamad Aidil Akbar/Travelingyuk

Silaga Tedong atau adu kerbau merupakan salah satu bagian dari tradisi Rambu Solo. Tujuannya untuk memberi hiburan bagi keluarga yang berduka. Kebiasaan ini juga jadi daya tarik tersendiri bagi para pelayat.

Untuk menambah keseruan, adu kerbau dilakukan di lapangan basah dan becek atau sawah berlumpur. Kerbau yang diadu tidak sembarangan. Hanya jenis tertentu yang boleh digunakan dalam tradisi Silaga Tedong. 

Ma’Nene ‘

Jasa keluarga Orang Toraja via instagram.com/I_areoplanino

Ma’Nene ‘adalah tradisi mengganti pakaian dan merias jasad keluarga yang telah lama dikuburkan. Kebiasaan ini berasal dari Desa Baruppu, Toraja Utara dan rutin dilaksanakan tiap tiga tahun sekali, usai panen besar.

Itulah sedikit ulasan mengenai tempat wisata Toraja dan beberapa tradisi menarik di sana. Tapi jangan salah Teman Traveler, masih banyak hal unik yang bisa kalian temui. Jadi, kapan kalian berencana menghabiskan liburan di Tana Toraja?

Advertisement
Tags
kontributor Tana Toraja Toraja Travelingyuk wisata tana toraja wisata toraja
Share