Tradisi Bubur Asyura, Sajian Wajib Saat Muharram yang Jadi Budaya

Advertisement

Hari Asyura adalah hari ke sepuluh pada setiap bulan Muharram, yang jika dihitung, tahun ini jatuh pada tanggal 20 September 2018. Kuliner yang selalu ada saat hari besar ini adalah Bubur Asyura, biasanya digunakan sebagai hidangan buka bagi masyarakat yang melaksanakan puasa. Lalu, apalagi yang menarik dari tradisi bubur Asyura ini? Benarkah sejarahnya bermula sejak zaman nabi?

1. Sejarah Bubur Asyura

Tradisi Bubur Asyura yang Dipercaya dari Zaman Nabi
Tradisi Bubur Asyura yang Dipercaya dari Zaman Nabi via Instagram/surianysalleh

Anggapan tentang kehadiran bubur Asyura di masyarakat cukup bermacam-macam. Sebagian besar mengaitkannya dengan riwayat para nabi, dalam hal ini Nabi Nuh, Nabi Musa dan Nabi Muhammad Saw. Pada cerita Nabi Nuh, bubur ini dibuat sesaat setelah peristiwa banjir besar. Diceritakan bahwa bahan makanan yang ada di dalam kapal, semua dimasak menjadi satu, kemudian dibagikan kepada umat yang ikut naik ke dalam kapal. Bagaimana pun, cerita mengenai sejarah bubur Asyura ini, menjadi warna sendiri pada setiap perayaannya.

2. Tradisi Bubur Asyura di Berbagai Wilayah Indonesia

Bubur Asyura yang Terbuat dari Aneka Bahan
Bubur Asyura yang Terbuat dari Aneka Bahan via Instagram/jijiezow

Di beberapa wilayah Indonesia, tradisi bubur Asyura punya banyak cerita. Di Banda Aceh misalnya, Masyarakat Aceh membuat tiga periuk bubur untuk santap berbuka di masjid dan dua lainnya dibagikan pada masyarakat sekitar. Masyarakat Aceh menggunakan umbi-umbian, santan kelapa, kacang hijau, labu kuning, dan bahan-bahan lain untuk membuatnya. Sedang di Banajarmasin, bubur puasa Asyura dibuat dari sayur dan kacang-kacangan. Sesuai tradisi warga Banjarmasin, semua bahan yang dicampur untuk membuat bubur harus berjumlah 41 macam. Wow!

3. Menjadi Ajang Mempererat Silaturahmi

Bubur Asyura Menjadi Ajang Mempererat Tali Silaturahmi
Bubur Asyura Menjadi Ajang Mempererat Tali Silaturahmi via Instagram/chibi_ura

Bahan-bahan untuk melaksanakan tradisi bubur Asyura di setiap wilayah di Indonesia boleh saja berbeda. Namun, ada satu yang membuatnya sama, yaitu ia menjadi sarana dalam mempererat silaturahmi antar warga. Karena dibuat dalam porsi besar, warga di setiap wilayah di Indonesia bergotong-royong memasaknya. Dari mulai menyiapkan bahan, memotong hingga mengaduk bubur untuk mematangkannya dilakukan bersama-sama. Menyenangkan ya, Teman Traveler.

4. Ada di Malaysia dan Brunei Darussalam

Bubur Asyura Juga Ada di Malaysia dan Brunei
Bubur Asyura Juga Ada di Malaysia dan Brunei via Instagram/shidievo

Tradisi membuat bubur Asyura, berlangsung juga di Malaysia. Masyarakat di negara ini biasanya membuat bubur dari campuran kacang hijau, pisang, daging dan bumbu-bumbu rempah lain. Warga di Selangor ramai membuat bubur ini pada hari-hari kebesaran.

Pada akhirnya, santapan ini bukan sekadar kuliner yang khas dan selalu ada pada 10 Muharram. Tradisi bubur Asyura menjadi budaya yang punya nilai-nilai kebersamaan, menjadi sarana untuk menyambung tali persaudaraan, sebuah budaya di Indonesia yang belakangan mulai kurang bisa dirasakan. Bagaimana, apakah Teman Traveler pernah menyantap makanan tradisional ini?

Advertisement
Tags
bubur asyura Budaya Indonesia kuliner Wisata
Share