Menggapai Puncak Merapi, Petualangan 8 Jam Terbayar Keindahan

Advertisement

Indonesia dijuluki Negeri Cincin Api atau Ring of Fire karena memiliki begitu banyak gunung berapi yang masih aktif. Salah satu yang paling sering erupsi adalah Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Menggapai puncak Merapi merupakan salah satu tujuan hampir semua pendaki. Berikut perjalanan saya.

13_merapi_8fE.jpg
Kondisi puncak Merapi yang berpasir dan berbatu (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Merapi Diminati Banyak Pendaki

14_merapi_fo2.jpg
Tampak di kejauhan asap mengepul dari kawah Merapi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Meskipun sering memuntahkan lahar dan awan panas, banyak orang yang mendaki Gunung Merapi saat keadaan dinyatakan aman. Panorama yang
indah serta pengalaman yang mengesankan menjadi alasannya. Gunung Merapi bisa didaki dalam waktu yang relatif singkat sehingga pendaki bisa tektok, alias langsung naik-turun tanpa perlu mendirikan tenda untuk menginap.

Dahulu, ada tiga jalur pendakian yang biasa dilalui pendaki, yaitu jalur Babadan dan Kinahrejo di Sleman serta jalur Selo di Boyolali. Namun, sejak erupsi tahun 2010 lalu, sekarang hanya jalur Selo yang bisa dilewati untuk mendaki hingga puncak. Berikut cerita lengkap saya saat mendaki Merapi beberapa waktu yang lalu.

Memulai Perjalanan dari Basecamp Selo

06_merapi_m8H.jpg
Panorama kota Solo dilihat dari Pasar Bubrah, tampak Gunung Lawu di kejauhan (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Lokasi basecamp Selo cukup mudah diakses dari kota Solo maupun Boyolali. Ada banyak pilihan angkutan umum yang tersedia. Jika Teman Traveler mengendarai mobil atau sepeda motor pribadi, di sekitar basecamp tersedia area parkir yang cukup luas.

Setelah mengurus perizinan dan membayar biaya sebesar Rp15.000 per orang, saya memulai mendaki pukul 21.00. Pendakian saat malam memerlukan persiapan khusus dan kewaspadaan ekstra dibanding pendakian saat siang. Apabila kalian ingin mendaki saat malam, pastikan ada salah satu anggota tim yang sudah pernah mendaki gunung ini sehingga paham jalur yang dilalui.

Perjalanan dari basecamp yang berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga Pos I yang berada di ketinggian 2.000 mdpl memerlukan waktu sekitar 2 jam. Jalur pendakian masih berupa ladang milik warga setempat. Lanjut ke Pos II di ketinggian 2.400, waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam. Jalurnya berupa hutan dengan pepohonan yang cukup rapat.

Melintasi Watu Gajah hingga Pasar Bubrah

15_merapi_ub7.jpg
Perjuangan mendaki hingga titik tertinggi Merapi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Setelah melalui Pos II, titik pemberhentian berikutnya adalah Watu Gajah. Di tempat ini tidak tersedia shelter atau bangunan permanen, hanya ada lahan yang cukup luas untuk istirahat. Waktu yang dibutuhkan dari Pos II ke Watu Gajah sekitar 1 jam.

Dari Watu Gajah, perjalanan berlanjut ke Pasar Bubrah yang berada di ketinggian 2.600 mdpl. Pasar Bubrah adalah batas vegetasi. Tidak ada lagi pepohonan di area ini hingga puncak Merapi. Karena angin cukup kencang, Teman Traveler sebaiknya mengenakan jaket windproof yang hangat dan bisa menahan hembusan angin. Waktu yang dibutuhkan dari Watu Gajah menuju Pasar Bubrah kurang lebih 1 jam.

Pasar Bubrah biasanya digunakan sebagai tempat istirahat sebelum mulai mendaki medan berpasir menuju puncak Merapi. Ada pula yang mendirikan tenda untuk tidur sejenak. Namun, saya memilih untuk tidak
mendirikan tenda agar menghemat waktu.

Menuju Puncak

02_merapi_JkJ.jpg
Berhasil mencapai puncak Merapi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Setelah beristirahat sekitar setengah jam di Pasar Bubrah, saya melanjutkan pendakian. Medan yang harus dilalui cukup berat, kombinasi antara pasir dan bebatuan. Tak jarang setelah beberapa langkah mendaki, saya kembali merosot ke bawah. Untuk keamanan dan keselamatan, sebaiknya Teman Traveler memakai sepatu dan melengkapi diri dengan sarung tangan dan masker. Berada di fase akhir pendakian menuju puncak Merapi ini memang butuh tenaga dan semangat ekstra.

Setelah berjibaku sekitar satu setengah jam, akhirnya saya berhasil mencapai puncak Merapi pada pukul 05.00. Ketinggian puncak Merapi adalah 2.930 mdpl. Total durasi pendakian dari basecamp hingga puncak kurang lebih 8 jam.

Menikmati Panorama di Puncak Merapi

10_merapi_Vhs.jpg
Deretan Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dataran tinggi Dieng, dan Gunung Slamet di kejauhan (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Saya sampai puncak saat langit mulai kemerahan. Matahari perlahan naik dari balik Gunung Lawu. Saat pagi datang dan langit mulai terang, di sisi barat terlihat Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan dataran tinggi Dieng berdiri bersisian. Lebih jauh lagi, terlihat samar puncak Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah.

Tepat di seberang Gunung Merapi terlihat jelas Gunung Merbabu berselimut vegetasi kehijauan. Dengan panorama yang menakjubkan seperti itu, rasa lelah karena semalaman mendaki seakan hilang. Perjalanan pulang kembali ke basecamp pun terasa lebih ringan.

Puncak Merapi
Gunung Lawu tampak di antara awan (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk
Puncak Merapi
Menikmati panorama dari puncak Merapi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk
Puncak Merapi
Puncak Merapi tampak kemerahan ditimpa cahaya pagi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk
Puncak Merapi
Puncak Garuda, istilah untuk menyebut batu di titik tertinggi puncak Merapi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk
Puncak Merapi
Puncak Merbabu dilihat dari Merapi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk
Puncak Merapi
Berpose dengan bendera Merah Putih di puncak Merapi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk
Puncak Merapi
Perjalanan pulang kembali ke basecamp (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Seperti iulah perjalanan saya menggapai puncak Merapi selama kurang lebih 8 jam. Walau lelah namun semua terbayar keindahan alam di sini. Bila Teman Traveler berwisata di Jogja, sempatkan untuk menantang adrenalin di sini, ya.

Advertisement
Tags
Jogja kontributor Puncak Merapi Travelingyuk Wisata wisata jogja
Share