Benteng Van Den Bosch, Sisa Kejayaan Kolonial di Tanah Jawa

Advertisement

Indonesia memiliki banyak bangunan bersejarah. Sebagian merupakan peninggalan bangsa penjajah dari beberapa daratan dunia. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah Benteng Van Den Bosch. Berada di Ngawi, struktur dengan arsitektur klasik ini jadi salah satu saksi bisu kejayaan kolonial di Tanah Jawa.

Lokasi Strategis

oko__1_of_1__5_noY.JPG
Salah satu sudut dinding benteng Van den Bosch (c) Bayu/Travelingyuk

Benteng Van den Bosch saat ini masuk dalam komplek Angicipi Batalyon Armed 12. Pembangunannya diperkirakan berlangsung antara tahun 1839-1845. Sementara untuk namanya sendiri terinspirasi dari Johannes Graaf Van Den Bosch.

Bangunan lawas ini juga dikenal dengan sebutan Fort Van Den Bosch. Lokasinya memang sangat strategis untuk menghadang musuh-musuh Belanda kala itu. Berdiri kokoh di dekat Kali Tempuk, pertemuan antara Sungai Bengawan Solo dengan Madiun.

Jadi Tempat Foto-foto

oko__1_of_1__2_rn1.JPG
Salah satu sudut dinding benteng (c) Bayu/Travelingyuk

Dulunya berfungsi sebagai benteng pertahanan ini, Fort Van den Bosch sekarang jadi tempat wisata yang cukup populer di Ngawi. Sebagian besar pengunjung mampir ke sini sekedar untuk berfoto-foto. Tak mengherankan, mengingat bangunan lawas memang bisa jadi latar menarik untuk berpose. Selain itu arstitekturnya juga kelihatan Instagramble.

Butuh Pemugaran

oko__1_of_1__8_Kzh.JPG
Wisatawan di dalam kawasan benteng (c) Bayu/Travelingyuk

Ada banyak ruangan yang bisa Teman Traveler kunjungi di Van den Bosch. Salah satu benteng di Indonesia ini memiliki bangunan utama seluas 165m x 80m, dengan lahan mencapai tak kurang dari 18 hektar.

Sekitar awal 2019, Presiden Joko Widodo bersama sang istri, Iriana Jokowi, sempat mampir ke sini. Selain berwisata, beliau juga meninjau kondisi benteng untuk selanjutnya dilakukan perbaikan atau pemugaran.

oko__1_of_1__4_2Xa.JPG
Salah satu sudut keindahan benteng (c) Bayu./Travelingyuk

Beberapa sudut bangunan memang dalam kondisi mengkhawatirkan. Sejumlah kayu terlihat sudah lapuk. Ada juga batu bata yang nampak menonjol. Namun dari sisi kebersihan, kawasan ini cukup baik. Ada banyak tempat sampah dan petugas kebersihan yang bersiaga.

Berbagai Keseruan Menanti

oko__1_of_1__7_Jls.JPG
Ruangan yang dijadikan sebagai warung (c) Bayu/Travelingyuk

Memasuki benteng, Teman Traveler akan dikenakan tiket seharga Rp5.000 per orang. Tak perlu bingung kelaparan karena di dalam sudah ada beberapa warung yang tempatnya memanfaatkan ruangan atau lorong di bangunan lawas ini. Semuanya tertata rapi, dengan harga menu sangat terjangkau.

Teman Traveler juga akan menemukan banyak burung merpati di sini. Jika ingin coba memberi makan mereka, kalian bisa membeli pakannya di warung sekitar. Cukup seru kok, pastinya bakal jadi pengalaman liburan yang tak terlupakan.

oko__1_of_1__6_njb.JPG
Suasana di dalam Mako Benteng (c) Bayu/Travelingyuk

Salah satu ruangan menyimpan koleksi sepeda lawas dan beberapa foto klasik. Sembari berjalan di sekitar sini, Teman Traveler akan mendengar iringan iringan lagu atau suara-suara yang berasal dari sistem tata suara sekitar. Benar-benar menarik ya?

oko__1_of_1__9_XrB.JPG
Banyak ruangan yang sudah tak beratap (c) Bayu/Travelingyuk

Sekedar tips, buat Teman Traveler yang berencana mampir ke sini paling asyik datang antara dzuhur hingga sore, terutama jika kalian ingin berfoto-foto. Lorong benteng akan menerima pancaran sinar mentari yang terlihat begitu indah ketika dibidik lewat lensa kamera.

Itulah sedikit pengalaman saya jalan-jalan di sekitaran Benteng van Den Bosch. Jika Teman Traveler berencana menjelajah wisata Ngawi dan ingin mempelajari sejarah bangsa, jangan lupa mampir ke sini ya. Dijamin takkan menyesal deh.

Advertisement
Tags
kontributor Ngawi Travelingyuk Wisata Ngawi
Share