Sedih! Wisata Populer Ini Ditutup Tahun 2019, di Indonesia Juga Ada

Advertisement

Selain destinasi di Asia yang terancam punah, ada juga beberapa wisata populer di dunia yang ditutup tahun 2019. Penutupan terjadi akibat melonjaknya turis yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Sampai saat ini tempat-tempat berikut rencananya ditutup sementara. Namun belum tahun kapan dibuka kembali. Di mana sajakah itu?

Fjadrargljufur Canyon, Islandia

Fjadrargljufur Canyon, Islandia via Instagram @olivier_symon
Fjadrargljufur Canyon via Instagram @olivier_symon

Fjadrargljufur Canyon merupakan sebuah tempat wisata populer di Islandia yang ditutup tahun 2019 ini tepatnya sampai bulan Juni. Penutupan tersebut harus dilakukan demi memperbaiki kerusakan lingkungan, akibat dari meningkatnya lalu lintas pejalan kaki.

Konon tempat ini dulunya cukup tersembunyi. Namun semenjak seorang penyanyi internasional syuting video klip di sini, popularitas Fjadrargljufur Canyon pun ikut meningkat.

Mount Everest Base Camp, Tiongkok

Mount Everest Base Camp via Instagram @troybelisario
Mount Everest Base Camp via Instagram @troybelisario

Cukup banyak pendaki yang bercita-cita untuk menaklukkan puncak Gunung Everest. Namun sayang tidak semua pendaki bertanggung jawab akan sampah dan kotorannya. Salah satu spot yaitu Everest Base Camp di wilayah Tiongkok pun penuh dengan limbah tersebut.

Oleh karena itulah, base camp tersebut ditutup oleh pihak yang berwenang. Kalau mau melewati area itu harus memiliki izin khusus, bahkan jumlah pendaki yang bisa lewat pun dibatasi. Petugas setempat pun menghimbau pendaki untuk turun sembari membawa sampah dengan jumlah tertentu.

Maya Bay, Thailand

Maya Bay via Instagram @goodhawkers
Maya Bay via Instagram @goodhawkers

Wisata populer ini sebenarnya sudah ditutup semenjak tahun lalu, namun sampai 2019 belum ada berita kapan dibuka kembali untuk umum. Penutupan tersebut bertujuan untuk mengembalikan ekosistem Maya Bay. Kini tempat itu sudah menunjukkan tanda-tanda pulih, ditunjukkan dengan kembalinya sejumlah hiu sirip hitam ke area lautannya.

Destinasi tersebut menjadi sangat terkenal di kalangan pelancong. Dipercaya akibat dari tempat ini dijadikan lokasi syuting film Hollywood The Beach, yang dibintangi Leonardo DiCaprio.

Uluru Rock, Australia

Uluru Rock via Instagram @davidgv.ph
Uluru Rock via Instagram @davidgv.ph

Uluru Rock merupakan sebuah situs yang dikeramatkan oleh Anangu alias Kelompok Aborigin Australia. Sayangnya tempat tersebut malah menjadi spot untuk mendaki. Walaupun sebenarnya hal itu sudah dilarang semenjak dahulu, namun tidak banyak yang mematuhinya.

Akhirnya wisata populer tersebut direncanakan untuk ditutup bagi pendaki mulai bulan Oktober tahun 2019 ini. Selain karena alasan kebudayaan, larangan mendaki juga dilakukan demi keselamatan turis itu sendiri. Dilansir dari laman abc.net.au, setidaknya 36 pelancong mengalami kecelakaan bahkan menginggal selama pendakian.

Taman Nasional Komodo, Indonesia

Taman Nasional Komodo via Instagram @danielkordan
Taman Nasional Komodo via Instagram @danielkordan

Wisata populer di Indonesia pun ada yang ditutup sementara di tahun 2019, yaitu Taman Nasional Komodo. Rencananya penutupan akan dilakukan selama kurang lebih satu tahun. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan populasi rusa yang menjadi mangsa komodo. Kalau kehabisan buruan, bisa jadi komodo saling memangsa.

Pelancong sebenarnya masih bisa berwisata ke Taman Nasional Komodo namun tidak boleh berkunjung ke Pulau Komodo. Wisatawan masih bisa singgah ke pulau lain seperti Padar dan Rinca.

Faroe Islands

Faroe Islands via Instagram @josefwittibschlager
Faroe Islands via Instagram @josefwittibschlager

Faroe Islands berada di bawah wilayah otonomi Kerajaan Denmark. Tempat itu memang punya keindahan menakjubkan, namun sayangnya turis yang datang ke sana malah meninggalkan sampah. Pemerintah setempat pun memutuskan untuk menutup Faroe Islands pada akhir April 2019.

Penutupan sementara yang berlangsung selama sekitar 2 hari tersebut bertujuan untuk bersih-bersih masal. Bahkan pemerintah setempat membuka lowongan bagi sukarelawan untuk membantu beres-beres.

Teman Traveler tentu adalah sosok pelancong yang bertanggung jawab, bukan? Setidaknya jangan meninggalkan sampah dan tidak merusak sarana di tempat wisata. Bagaimana menurut Teman Traveler mengenai penutupan di atas?

Advertisement
Tags
info terbaru Luar negeri Wisata
Share