Teman Traveler ada rencana untuk wisata Gunung Bromo? Gunung eksotis dengan ketinggian 2.392 meter ini terletak di Jawa Timur dan menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Menawarkan keindahan dan ritual adat yang kental ini paling bagus dikunjungi di waktu tertentu lho. Nah, kapan saja itu? Yuk cari tahu waktu yang paling pas berkunjung ke Gunung Bromo.
1. Pada Saat Musim Kemarau
Bromo saat musim kemarau sangat indah sekali. Langit Bromo biasanya cerah tanpa tertutup awan dan terlihat sangat biru. Kalian pun bisa menikmati pemandangan matahari terbit dengan maksimal saat musim kemarau.
Memang ada sedikit minusnya sih saat berkunjung di musim kemarau. Debu yang beterbangan jadi lebih banyak dan suhu udara juga lebih dingin jika dibandingan saat di musim penghujan.
2. Yadnya Kasada
Upacara Kasada adalah upacara persembahan yang dilakukan setiap bulan Kasada hari ke-14 di kalender Jawa. Yadnya Kasada sendiri tercatat sebagai 100 agenda nasional unggulan dari Kementerian Pariwisata Indonesia. Pastikan teman traveler mengecek jadwal Yadnya Kasada setiap tahun apabila hendak wisata Gunung Bromo.
Acara ini akan dilaksanakan mulai malam hingga siang hari di Pura Luhur Poten yang terletak di kaki gunung. Jadi, jangan lupa pakai jaket yang lumayan tebal karena suhu udara berkisar 3 -10 derajat celsius pada waktu malam hingga dini hari.
Persembahan yang dibawa oleh masyakat Tengger dalam upacara ini antara lain ternak dan hasil pertanian. Pastinya seru sekali melihat kebudayaan masyarakat lokal di perayaan Yadya Kasada.
3. Upacara Karo Tengger
Mungkin Teman Traveler banyak yang bertanya-tanya, apa sih upacara Karo itu. Perayaan Karo di Tengger sebenarnya mirip dengan hari raya idulfitri. Pada saat perayaan Karo, masyarakat saling berkunjung ke rumah tetangga dan sanak saudara. Biasanya upacara Karo ini dilaksanakan pada bulan ke dua pada penanggalan suku Tengger, atau dua bulan setelah pelaksanaan Yadnya Kasada.
Upacara Karo diawali dengan tari sodor, yaitu tarian yang menceritakan suami-istri leluhur suku Tengger, yaitu Joko Seger dan Roro Anteng. Tarian ini dibawakan oleh para sesepuh yang membawa tongkat dari bambu wuluh yang jumlahnya 12, penanda dari 12 bulan dalam penanggalan suku Tengger. Bahkan, para penarinya juga diambil dari 11 desa yang ada di kaki gunung Bromo. Perayaan ini akan berlangsung 10 hari di bulan ke dua.
4. Sunrise Gunung Bromo
Upacara Kasada dan Karo memang menarik banyak wisatawan untuk datang setiap tahunnya, namun buat kalian yang tidak suka keramaian dan hanya ingin menikmati pemandangan alam, matahari terbit di gunung Bromo akan jadi kado indah yang tak terlupakan saat Teman Traveler berkunjung.
Saksikan sendiri indahnya matahari terbit Gunung Bromo seperti yang tertangkap kamera dengan mata kepala sendiri. Yuk segera kunjungi Gunung Bromo!