Menyelami Surga Bawah Laut Wakatobi

Advertisement

Sudah bukan rahasia dunia bahwa Taman Nasional Wakatobi terkenal dengan keindahan bawah lautnya. Letaknya berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Nama Wakatobi diambil dari beberapa pulau di sekitar kawasan tersebut, yakni Wanci, Kaledupa, Tomia, dan Binongko.

Nah, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya menyapa indahnya pemandangan bawah laut Wakatobi. Saya tak sempat menjelajah semuanya, melainkan hanya berkisar di dekat Kaledupa dan Hoga. Meski cuma secuil dari luasnya Wakatobi, pesonanya sudah sangat luar biasa. Yuk, simak ulasannya.

Berangkat ke Pulau Kaledupa

Pulau Kadelupa (c) Muhammad Saadduddin Tenripada/Travelingyuk

Teman Traveler bisa berangkat ke Wakatobi menggunakan pesawat dari Kendari dan mendarat di Pulau Wanci. Setelah itu, lanjutkan perjalanan dengan mobil menuju dermaga. Dari sini kalian harus menumpang kapal untuk menyebrang ke Pulau Kaledupa.

Kala itu saya menumpang sebuah perahu reguler dengan bodi dari kayu. Begitu sampai di Kaledupa, perjalanan masih belum selesai. Rombongan kami masih harus naik speed boat untuk menjejakkan kaki di Pulau Hoga, yang sekaligus jadi tempat bermalam kami.

Aturan Ketat di Wakatobi

Team UNHAS dan OPWAL (c) Muhammad Saadduddin Tenripada/Travelingyuk

Begitu sampai di Hoga, kami lantas menerima briefing singkat. Bersama lima orang lainnya, kami mengatasnamakan diri sebagai rombongan mahasiswa Universitas Hasanuddin.

Saat itu sebagian dari kami ada yang melakukan penelitian untuk meraih gelar S2, sementara sisanya melakukan praktek kerja lapangan sebagai bagian dari pendidikan S1. Saya sendiri termasuk yang terakhir.

Di tengah-tengah briefing, masing-masing diminta mengeluarkan bukti lisensi selam. Untung saja saya membawa dokumen yang dimaksud. Saya sendiri alhamdulillah sudah memegang lisensi kelas dive master. Dalam lisensi selam sendiri total ada enam tingkatan; basic, open water, advance, rescue, dive master, dan instructor.

Peraturan di Wakatobi sendiri memang sangat ketat. Pengunjung tidak boleh menyelam kecuali memiliki sertifikat khusus.

Latihan di Pulau Hoga

Pak Kasim Point (c) Muhammad Saadduddin Tenripada/Travelingyuk

Selama di Pulau Hoga kami menyelam dua kali sehari dengan kedalaman maksimal 18 meter dan lama menyelam maksimal 50 menit. Saat itu kami didampingi dua dive master dari grup konservasi alam Operation Wallacea atau biasa disebut Opwal.

Mula-mula kami menyelam di depan Dermaga 1 Pulau Hoga. Semua diminta mengecek peralatan masing-masing dengan cermat. Bisa dibilang semacam training ulang. Saya sendiri meski sudah memegang lisensi dive master masih harus diuji lagi.

Orang utan crabs (c) Muhammad Saadduddin Tenripada/Travelingyuk

Sesi menyelam berikutnya dilakukan pukul 13.00. Kami turun di lokasi yang sama, namun kali ini tidak ada training. Kami diperbolehkan melakukan fun dive, bebas menjelajah area sekitar. Sayangnya, kala itu tidak diizinkan membawa kamera underwater.

Rutinitias ini berlangsung selama seminggu penuh. Sementara seminggu sisanya saya lebih banyak mendampingi penelitian.

Jelajah Alam Bawah Air

Nudbranchia Chromodoris (c) Muhammad Sadduddin Tenripada/Travelingyuk

Hampir setiap hari saya mendampingi penelitian, kecuali saat libur di hari Senin. Cukup mengasyikkan karena sepanjang waktu saya terus menyelam di tempat indah. Meski lokasinya hanya itu-itu saja dan tujuan utamanya adalah penelitian, saya tidak merasa rugi. Sembari liburan juga mendapat ilmu, hitung-hitung sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Foto-foto yang saya lampirkan di sini adalah beberapa gambar yang sempat saya ambil saat berada di Pulau Hoga. Harap dimaklumi jika hasilnya kurang sempurna. Namun percayalah Teman Traveler, pemandangan bawah laut di sini sungguh indah. Jadi, kapan kalian menyusul ke sini?

Advertisement
Tags
kontributor Sulawesi tenggara Travelingyuk Wakatobi wisata sulawesi tenggara
Share