Filosofi dari Tradisi Makan Bedulang, Warisan Budaya Menarik di Belitung

Advertisement

Kebudayaan di Indonesia memang tidak ada habisnya untuk selalu dibahas. Setiap di Tanah Air memiliki ciri khas dan kebudayaan masing-masing, seperti yang ada di Kepulauan Belitung satu. Selain memiliki keindahan yang memesona, Belitung juga kaya akan sejarah budaya. Seperti tradisi makan bedulang yang ternyata memiliki filosofi bagi masyarakat setempat. Seperti apa ceritanya? Baca lebih lanjut, ya.

Tentang Makan Bedulang

Tradisi makan bedulang
Tradisi makan bedulang via Instagram/travelapac

Makan bedulang adalah prosesi makan bersama dalam satu dulang yang terdiri dari empat orang duduk bersila saling berhadapan mengitari tempat yang berisikan makanan. Secara harfiah, makan bedulang adalah makan menggunakan dulang, yaitu  talam atau nampan besar yang berbentuk bulat. Dalam tradisi turun menurun ini disajikan berbagai makanan khas Belitung yang mencerminkan keterkaitan yang erat antara sistem sosial dan ekologi Belitung. Makna filosofisnya adalah dengan duduk bersila, juga berarti sama rata (saling menghargai antar masyarakat) dan juga sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Petugas Pelaksana Makan Bedulang

Persiapan sebelum makan
Persiapan sebelum makan via Instagram/srifitriani10

Tradisi makan Bedulang tentu memiliki aturan, salah satunya lewat petugas pelaksana. Petugas ini terdiri dari Mak Panggong (koordinator tata cara makan bedulang), Penata Hidangan (yang menyiapkan makanan dan peralatan makan), Tukang Berage (bertugas menaruh makanan di atas dulang), Tukang Perikse Dulang (memeriksa kelengkapan lauk pauk), Tukang Ngisi Aik (mengisi air minum ke dalam gelas), dan terakhir Tukang Ngangkat Dulang (mengangkat dulang ke hadapan para tamu). Karena makan bedulang merupakan tradisi turun menurun, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum makan dimulai.

Etika Makan Bedulang

Etika Makan Bedulang
Etika Makan Bedulang via Instagram/kitaina.id

Para petugas juga harus beretika dalam mengantar dulang ke hadapan para tamu. Jumlah pengangkat dulang harus berjumlah paling sedikit tiga orang. Dulang juga harus dipegang dengan kedua tangan, dengan kaki kanan yang ditekuk ke atas lutut, posisinya pun tidak boleh membelakangi tamu. Setelah itu Penyulu Gawai menyalami para tamu dan mengatur posisi masing-masing tamu. Orang yang paling muda menyerahkan piring kepada Tukang Ngangkat Dulang, kemudian diberikan lagi kepada orang yang lebih tua berdasarkan tingkat dan status sosialnya. Setelah proses makan selesai, wajib untuk mencuci tangan di wadah yang telah disediakan, kemudian mengeringkannya dengan serbet berlipat empat dan harus dikembalikan seperti semula.

Menjadi Objek Wisata

Menjadi objek wisata Belitung
Menjadi objek wisata Belitung via Instagram/namhoi_belitung

Walaupun tradisi makan bedulang adalah salah satu adat turun menurun bagi masyarakat Belitung, namun tidak sedikit juga yang melakukannya tanpa memperhatikan nilai yang terkandung di dalamnya. Masih ditemukan kesalahan dari tata cara dan etika. Tetapi tetap saja, makan bedulang ini menjadi objek wisata kebanggan Belitung.

Itulah cerita singkat mengenai tradisi makan bedulang di Pulau Belitung. Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mendukung untuk mempertahankan warisan budaya agar tidak hilang ditelan zaman. Bagaimana, mau kapan nih ke Belitung?

Advertisement
Tags
kuliner belitung makan bedulang tradisi belitung
Share