Pecinta kopi pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Kopitiam. Kini sangat mudah untuk menemukan sajian tersebut, terutama di kota besar. Kopi dengan paduan ala Tiongkok ini tersebar luas di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Namun, terdapat cerita menarik di balik sajian ini terutama sejarah kopitiam. Penasaran apa saja? Baca terus, yuk!
Mengenal Kopitiam
Arti dari kopitiam sendiri adalah kedai kopi. Kata tersebut merupakan gabungan dari kata kopi dan tiam (bahasa dialek Hokkien) yang berarti kedai. Sejarah kopitiam berasal dari Malaysia dan Singapura ketika masa penjajahan Belanda. Pada saat itu banyak masyarakat keturunan Cina yang dipekerjakan menjadi buruh tambang dan tani. Tak sedikit juga dari mereka yang menjadi juru masak. Mereka mempelajari menu sarapan apa yang cocok untuk tentara para Inggris. Beberapa hidangan seperti telur, roti, kopi, menjadi santapan andalan saat itu. Tak lama, kebanyakan dari mereka membuka kedai dan menjadikan tempat tersebut untuk menyantap sarapan.
Penyebarannya di Indonesia
Saat ini, kopitiam tidak hanya ditemukan di Malaysia dan Singapura, bahkan Indonesia juga turut merasakannya. Awal penyebarannya yaitu di Singkawang, wilayah dekat Pontianak. Kopitiam sendiri telah ada sejak awal abad ke-20 dan bahkan di sana terdapat salah satu kedai kopi bernama Warkop Nikmat yang telah ada sejak tahun 1930 dan masih eksis hingga kini. Warung tersebut telah melalui empat generasi. Dari Singkawang inilah, kopitiam mulai tersebar ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia dan mudah ditemukan di mana saja.
Santapan di Kopitiam
Karena merupakan tempat untuk menyantap sarapan, tentunya tak hanya kopi saja yang dihidangkan. Kuliner lain seperti roti bakar dan teh menjadi santapan yang harus selalu ada. Tak hanya itu, hidangan Cina juga kerap kali hadir seperti Mee, Kwey Teow, mie hokkien, dan lain-lain. Salah satu tempat yang sudah memiliki banyak cabang di Indonesia adalah Bangi Kopitiam. Harga yang ditawarkan pun beragam, untuk satu cangkir kopinya berkisar mulai dari Rp15 ribu dan untuk makanan berkisar mulai dari Rp26 ribu per porsinya.
Perkembangan Kopitiam
Dulu, kopitiam memang dikenal sebagai tempat yang sederhana. Seiring dengan berkembangnya zaman, kopitiam pun juga bervariasi. Bahkan Teman Traveler bisa menemukan restoran kopitiam di berbagai pusat perbelanjaan kota besar. Perkembangan di setiap daerah pun juga berbeda-beda. Seperti contohnya di Malaysia, kopitiam menjadi lebih spesifik dan hanya dijajakan oleh warga keturunan Cina saja. Untuk di Singapura, penyebarannya lebih luas bahkan warga yang berasal dari mana saja bisa menjajakan sajian ini.
Nah, artikel di atas menjelaskan sejarah Kopitiam secara singkat mulai dari Malaysia, Singapura, hingga Indonesia. Sudah pernah mengunjungi dan merasakan sarapan di Kopitiam?
