Sambangi Pusara Bung Karno, Resapi Perjuangan Sang Proklamator

Advertisement

Blitar dikenal sebagai lokasi Pusara Bung Karno, Sang Bapak
Pendiri Negeri. Minggu lalu saya dan beberapa kawan sempat melakukan perjalanan singkat ke sana. Hanya butuh perjalanan sekitar dua setengah jam dari Malang menggunakan kereta lokal.

Patung Bung Karno (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Kami berangkat dari Stasiun Kota Baru menuju Stasiun Blitar menumpang kereta Dhoho Penataran. Tanpa kami sadari, perjalanan singkat mengunjungi Pusara Bung Karno tersebut bertepatan dengan hari kematian Sang Putra Fajar, yakni pada 21 Juli, sekaligus menjadi haul beliau Karno yang ke-49.

Mudah Dijangkau dari Stasiun

Ukiran di dekat komplek makam Bung Karno (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Pusara Bung Karno hanya berjarak sekitar dua kilometer dari Stasiun Blitar. Tidak terlalu jauh memang, bisa ditempuh dengan jalan kaki maupun naik taksi online. Teman Traveler juga bisa menggunakan jasa becak yang tersedia di sekitar pintu keluar stasiun.

Sebelum benar-benar menjejakkan kaki di area Pusara Bung Karno, Teman Traveler akan melihat tembok berisi relief yang menceritakan kisah singkat perjalanan Sang Proklamator. Lewat dinding di dekat tangga menuju makan ini, kalian bisa belajar betapa penting peran Bung Karno dalam Kemerdekaan Indonesia.

Bernuansa Bali

Teks proklamasi dan peta Indonesia (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Masuk ke komplek Pusara Bung Karno hanya dikenakan biaya
Rp3.000. Destinasi wisata Blitar ini buka mulai pukul 08.00 hingga 17.00. Begitu sampai tujuan, Teman Traveler akan menyadari bahwa Pusara
Bung Karno tidak sendirian, melainkan berada dalam satu joglo bersama kedua orangtuanya.

Pusara Bung Karno diapit makam kedua orangtuanya (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Ida Ayu Nyoman Rai serta Raden Soekeni Sosrodiharjo, kedua orang tua Sang Proklamator, dimakamkan di sisi putra mereka. Ayah Bung Karno sendiri merupakan orang Blitar, sementara istrinya berasal dari Bali. Tak heran jika pusara mereka tak hanya dihasi bunga, namun juga canang dan dupa Bali.

Gong Perdamaian

Gong Perdamaian (c) Prisca Lohuis/Travelingyuk

Di sisi kanan, dekat toko-toko yang menjual souvenir, terdapat satu gong besar bertuliskan Gong Perdamaian. Benda raksasa ini merupakan sumbangan The World Peace Commitee. Di bagian permukaannya terdapat lambang dari beberapa aliran kepercayaan dunia.

Komplek tak hanya terdiri dari makam, lho. Teman Traveler juga bisa mengunjungi museum berisi lukisan dan barang-barang peninggalan Bung Karno. Selain itu ada sebuah perpustakaan dengan beragam koleksi menarik. Kalian bisa mengenal lebih dekat profil Sang Proklamator di kedua tempat tersebut.

Mengunjungi Pusara Bung Karno tak hanya sekedar untuk berziarah Teman Traveler. Di sini kalian bisa mengenal lebih dekat sosok Sang Putra Fajar dan melihat proses perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan, dari kacamata proklamator. Begitu pula dengan usaha yang dilakukan beberapa tokoh penting lainnya dalam membebaskan negeri dari penjahahan.

Selalu ingat perkataan Bung Karno, “Perjuanganku lebih mudah darimu karena melawan penjajah, namun perjuanganmu jauh lebih berat karena
melawan bangsa sendiri”. Jadi, alangkah baiknya kita tidak terpecah-pecah karena perbedaan. Karena perbedaan lah yang membuat kita istimewa. Setuju kan, Teman Traveler?

Advertisement
Tags
Blitar kontributor Travelingyuk wisata blitar
Share