Jalan-jalan ke Pasar Baru, Liburan ke Ibukota Jadi Makin Seru

Advertisement

Mendengar nama Jakarta, wisata apa yang langsung terlintas di benak Teman Traveler? Monas, Kota Lama, atau TMII? Nah, kali ini Travelingyuk akan coba mengajak kalian menjelajah Pasar Baru alias Passer Baroe, sebuah kawasan yang sudah ada sejak 1820 dan masih dijaga keasliannya hingga kini. Penasaran? Yuk, simak ulasannya.

Pusat Perbelanjaan Sejak Zaman Belanda

Gerbang masuk Pasar Baru (c) Intan Deviana/Travelingyuk
Eksis sejak tahun 1820 (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Eksis sejak ratusan tahun lalu, Pasar Baru sempat jadi tujuan utama orang-orang Belanda dan pribumi di Batavia (nama lama Jakarta), serta para pendatang. Dulu belum bisa disebut jalan-jalan ke Batavia jika belum mampir ke sini. Terbayang kan, betapa populernya destinasi ini?

Dari Tekstil Hingga Makanan

Suasana pasar (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Meski masa kolonial sudah lama berlalu, ketenaran Pasar Baru masih bertahan hingga kini. Terlepas dari menjamurnya pasar modern dan mall di Ibukota, nyatanya jalanan di sekitar sini tetap jadi tempat favorit para warga Jakarta untuk belanja dan kulineran.

Salah satu toko tekstil (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Di pasar ini Teman Traveler bisa belanja apa saja. Menyusuri ruas jalan sepanjang 550 meter, deretan toko di kanan-kiri jalan tawarkan beragam produk tekstil, jam tangan, pakaian, sepatu, hingga alat-alat rumah tangga. Selain itu masih ada beberapa gang sempit yang membelah kawasan pasar. Di sini kalian bisa membeli aneka makanan dan buah-buahan segar.

Kuliner Wajib

Kelezatannya sudah terkenal dimana-mana (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Menjadi salah satu surga kuliner di Ibukota, ada beberapa kuliner yang pantang Teman Traveler lewatkan jika sedang berkunjung ke sini. Ingin menu berat nan mengenyangkan? Langsung saja cicipi segarnya Soto Padang H. St. Mangkuto atau Soto Betawi Globe H. Oji.

Warungnya nyempil (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Sedang ngidam menu berbahan dasar mie? Melipir saja ke kedai Bakmi Aboen atau Bakmi Gang Kelinci. Kalau sekadar ingin cemal-cemil, Teman Traveler wajib cobain cakwe dan kue bantal Koh Atek yang legendaris sejak tahun 1971. Hmm, mendadak lapar nih kayaknya?

Street Food Lainnya

Asinan jambu bangkok di sini enak lho (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Selain kuliner legendaris tadi, masih banyak jajanan yang siap memanjakan lidah Teman Traveler. Aneka street food tersebar di sepanjang ruas jalan pasar. Lapar sedikit, bisa langsung beli. Mulai dari siomay, batagor, asinan jambu bangkok, es potong, otak-otak, hingga kue cubit semua bisa didapatkan di sini.

Bangunan Bersejarah di Pasar Baru

Rumah khas negeri Cina (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Lantaran tercatat sebagai pasar kuno berusia lebih dari dua abad, Teman Traveler bisa menjumpai beberapa jejak peradaban masa lampau di sini. Beberapa bangunan pertokoan di sini memang sengaja tidak dipugar, namun dibiarkan sebagaimana aslinya. Salah satunya adalah Toko Kompak yang bisa kalian saksikan di foto berikut.

Bagian depan digunakan untuk berjualan (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Menurut riwayat, bangunan tersebut adalah salah satu rumah berarsitektur Cina paling megah di masanya. Terdiri atas dua lantai, ukiran kayu di rumah ini terlihat detail meski kondisinya sedikit rapuh.

Saya sempat memasuki bagian dalam rumah. Sayangnya, pengunjung dilarang mengambil gambar di sini. Padahal interiornya keren banget lho Teman Traveler. Benar-benar seperti sedang berada di Negeri Tirai Bambu.

Tips Jalan-jalan ke Pasar Baru

Langit-langit di kawasan pasar (c) Intan Deviana/Travelingyuk

Buka sepanjang hari, Teman Traveler bisa datang kapan saja ke sini. Konon saat akhir pekan, semakin sore suasananya bakal semakin ramai dan asyik. Sedikit tips, sebaiknya datang pagi-pagi benar jika tak ingin merasakan atmosfer yang terlalu padat. Namun jika ingin sekaligus menikmati senja dan malam, bisa datang sekitar pukul 15.00.

Bagaimana Teman Traveler, tertarik mampir ke Pasar Baru? Jika datang menumpang commuter liner, kalian tinggal turun di Stasiun Juanda ya. Dari sana lanjutkan perjalanan dengan naik bajaj, ojek, atau berjalan kaki. Jangan lupa mampir jika sedang menjelajah wisata Jakarta. Selamat berlibur.

Advertisement
Tags
Jakarta kontributor Travelingyuk wisata jakarta
Share