Mengintip Pesona Padang Savana diBalik Gunung Papandayan Yang Eksotik

Advertisement
Padang Savana Tegal Panjang salah satu Cagar Alam Jawa Barat yang eksotis. Foto via id.wikipedia.com

Padang rumput atau savana bernama Tegal Panjang adalah sebuah padang rumput luas yang tersembunyi dibalik lembahan dari gunung Kondang, Gunung Jaya, Gunung Puntang dan Gunung Papandayan. Padang ini memiliki hamparan rum[put yang cukup luas sekitar 46 hektar. Paduan antara padang rumput dan pemandangan puncak gunung di Tegal Panjang ini menyajikan kesejukan alam yang jarang ditemui oleh banyak orang.

Secara hukum, kawasan ini dilindungi dengan dasar surat keputusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan No. 226/kpts/1990 tanggal 1990/08/05 yang masuk kawasan cagar alam di area provinsi Jawa Barat. Padang savana Tegal Panjang ini bukan untuk wisatawan umum dan tidak diperuntukkan sebagai wisata. Jadi tidak sembarangan orang bisa masuk ke kawasan tersebut. Untuk memasuki kawasan itu harus lebih dahulu mendapatkan simaksi (Surat Masuk Kawasan Konservasi)
dari pidah BKSDA.

Hamparan rumput yang indah membius siapa saja yang mendatanginya. Foto via gandawesi.com

Dari aturan keberadaan kawasan cagar alam hanya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas penelitian, pendidikan, konservasi, penyerapan atau penyimpanan karbon, pemanfaatan plasma nutfah penunjang budidaya. Selain itu juga beberapa hewan yang dilindungi pun seperti macan tutul, rusa atau mencek masih hidup disana. Jika semakin banyak yang berkunjung ke savana Tegal Panjang maka dikhawatirkan akan mempengaruhi perkembangan hewan – hewan tersebut.

Namun, untuk menikmati keindahan Tegal Panjang ini, disamping tidaklah mudah tetapi jika persyaratan SIMAKSI sudah memenuhi syarat, maka pihak BKSDA akan memberi jalur treking. Ada dua cara untuk mencapai Tegal Panjang. Lewat Gunung Papandayan dan Pangalengan. Keduanya memerlukan waktu enam jam tracking melintasi gunung dan hutan dari desa terdekat. Jika melalui Papandayan maka berangkatlah menuju Desa Cisurupan. Namun, jika dari Pangalengan, berangkatlah menuju Desa Cibatarua.

Tak banyak yang mendatangi Tegal Panjang karena salah satu cagar alam yang harus dilindungi. Foto via tribunjabar.com

Saat menggunakan jalur Papandayan, para pengunjung akan disambut tebing-tebing batu nan kokoh menjulang puluhan meter. Treknya berbatu, naik-turun relatif landai. Selain tebing-tebing batu, kawah Papandayan yang masih aktif mengeluarkan asap juga menjadi pemandangan yang tak kalah indah. Di kawasan kawah Papandayan, bau belerang akan sangat menyengat. Disarankan bagi para wisatawan untuk menggunakan masker.

Pemandangan eksotis tebing-tebing batu lalu berganti menjadi bentangan bukit belatara hutan. Wisatawan akan melalui jalur Hoeberhoet. Dari sini hingga pos dua treknya naik turun, didominasi tanjakan. Trek selanjutnya wisatawan akan memasuki hutan hujan yang sangat lebat selama tiga jam. Jangan khawatir, pada tahap ini trek relatif landai.

treking menuju Tegal Panjang yang bakal menguruas tenaga para pendaki. Foto via frenkeyblog.com

Hutan hujan yang begitu lebat, pepohonan yang menjulang tinggi, dahan dahan yang saling menjuntai, dan lumut-lumut beraneka rupa yang merambati batang pepohonan, layaknya film jurrasic park. Suara burung, seranggan, gesekan dahan dan daun, menjadi musik alami yang akan menemani perjalanan. Selain itu, tentu saja, nikmatilah surga oksigen yang melimpah ruah di dalam hutan.

Tak perlu khwatir dengan sumber air, karena Tegal Panjang dilalui sungai yang alirannya sangat jernih. Diarankan untuk mendirikan tenda di ujung barat Tegal Panjang, yang bersisian langsung dengan hutan. Tempat tersebut merupakan lembah tertinggi di Tegal Panjang, sehingga wisatawan akan melihat bentangan savana secara utuh. Selain itu banyaknya pepohonan akan menjadi peredam angin lembah. Matahari perlahan tenggelam, mengaburkan pemandangan savana di depan saya. Maka, pagi hari menjadi waktu yang dinanti-natikan.

Advertisement
Tags
cagar alam Gunung Papandayan Jelajah Cagar Alam wisata jawa barat
Share