Musim semi di Tokyo, dan hampir seluruh wilayah di Jepang, biasanya dimulai pada akhir Maret atau awal April. Setelah musim dingin yang menggigil, musim semi seolah menjadi gairah baru bagi kehidupan masyarakat Tokyo.
Selain kegiatan sekolah dan perkantoran yang mulai bergulir kembali, masyarakat Tokyo juga memiliki berbagai jadwal kegiatan yang cuma bisa dilakukan di musim semi. Seperti apakah gairah masyarakat Tokyo di musim semi, berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Melakukan Hanami
Saat sakura mekar, saat itulah musim semi di Jepang dimulai. Berbeda dengan kebanyakan bunga yang masih berupa kuncup di awal musim semi, sakura justru telah bermekaran di penjuru kota. Tak pelak lagi, Tokyo yang semula berwarna abu-abu dirundung salju, mendadak berubah rona menjadi merah jambu.
Demi menikmati keindahan sakura, masyarakat Jepang telah melestarikan kebiasaan khusus yang disebut dengan hanami, semacam pesta kecil-kecilan menonton sakura sambil minum sake bersama orang-orang tercinta. Mengingat sakura cuma mekar selama dua minggu pertama di musim semi, tempat-tempat yang banyak ditumbuhi pohon sakura, seperti Taman Ueno Onshi dan Taman Nasional Shinjuku-gyoen, selalu penuh sesak dengan masyarakat yang enggan ketinggalan ber-hanami ria.
2. Mengudap Takenoko
Selain sakura yang bermekaran di sepenjuru kota, musim semi juga menjadi momen yang tepat untuk munculnya takenoko (anak bambu atau rebung). Tanaman yang satu ini merupakan bahan favorit sebagai kudapan khas musim semi. Dengan teksturnya yang lembut dan cita rasa yang agak pahit, takenoko biasanya dikukus dengan nasi dan diramu menjadi kudapan bernama takikomi gohan.
Selain takenoko, tanaman lain yang cuma muncul di musim semi adalah fukinoto dan warabi. Masyarakat Tokyo bisa mendapatkannya dengan mudah di pasar-pasar petani, seperti plasa United Nations University.
3. Mengunjungi Perayaan Daruma
Dimulainya musim semi di Tokyo juga ditandai dengan perayaan daruma di kuil Jindai. Dengan warnanya yang merah menyala serta pesonanya sebagai simbol keberuntungan dan kegigihan, daruma banyak diburu oleh masyarakat Tokyo dan sekitarnya.
Daruma sendiri merupakan boneka berbentuk bulat, tanpa lengan dan kaki, yang terbuat dari bubur kertas. Menurut kebiasaan masyarakat Tokyo, dan Jepang pada umumnya, daruma yang baru dibeli memang tidak memiliki mata. Pembelilah yang berhak menggambarkan mata pada daruma-nya. Saat membeli daruma tersebut, pembeli hanya akan menggambarkan satu mata sambil mengucapkan harapannya, kemudian satu mata lagi setelah harapan itu terkabul.
4. Menonton Festival Kanamara
Musim semi adalah tentang kesuburan. Masyarakat Tokyo senantiasa merayakan kesuburan tersebut dengan mengadakan festival Kanamara. Tapi jangan salah sangka. Kesuburan yang dimaksud dalam festival ini bukanlah tentang gemburnya tanah atau melimpahnya hasil pertanian, melainkan arak-arakan monumen penis raksasa di sepanjang Jalan Kawasaki.
Festival kesuburan Kanamara berlangsung setiap tahun, tepatnya di hari Minggu pertama di bulan April. Demi menyemarakkan suasana, masyarakat Tokyo akan berkumpul di kuil Kanayama, lengkap dengan kostum-kostum nyeleneh tentang kesuburan. Bahkan makanan ringan yang berbentuk mirip perkakas reproduksi laki-laki pun banyak dijajakan. LOL!
Selain daftar kegiatan yang tersebut di atas, masyarakat Tokyo juga mengadakan pameran seni sepanjang malam di Roppongi dan perayaan ulang tahun Buddha di kuil Senso, Asakusa. Dengan banyaknya kegiatan menarik seperti itu, tidak salah lagi kalau musim semi di Tokyo memang penuh dengan gairah.