Museum Balla Lompoa, Sejarah Peninggalan Raja Gowa

Advertisement

Liburan tidak harus ke tempat wisata alam ataupun sejenisnya. Kamu bisa menikmati berbagai macam tempat wisata buatan manusia seperti wisata Museum. Salah satu wisata sejarah yang kaya akan wawasan dan pengetahuan tentang sejarah nusantara. Tentu menjadi tempat berlibur bersama keluarga dan dapat mengenalkan kepada anak-anak tentang sejarah. Seperti halnya Museum Balla Lompoa.

Museum Balla Lompoa Gowa
Museum Balla Lompoa Gowa dengan bangunan rumah panggung khas Bugis. Foto via wesata.id

Museum ini menjadi tempat penyimpanan barang-barang penting dimasa lampau sebagai pengetahuan untuk setiap generasi. Mulai dari tombak rotan yang berambut ekor kuda hingga parang besi tua dan lain sebagainya.

Sejarah Museum Balla Lompoa

Museum ini dibangun diatas lahan seluas 1 hektar dengan bangunan yang berbentuk seperti rumah bugis dimana rumah panggung ini terbuat dari kayu ulin yang kuat seperti besi. Bangunan ini dibatasi pagar tembok tinggi dan ada dua bagian di dalam bangunannya. Yang pertama adalah ruang utama sebesar 60×40 meter dan ada kamar pribadi raja, penyimpanan benda yang bersejarah hingga bilik kerajaan yang ukurannya masing-masing adalah 6×5 meter.

Sejarah Kerajaan Gowa
Sejarah Kerajaan Gowa berjaya pada abad ke 16. Foto via suarajogja.com

Ciri khas rumah Bugis ini memiliki banyak jendela yang berukuran 0.5 x 0.5 meter. Dulunya bangunan ini merupakan bekas Istana Kerajaan Gowa yang menjadi salah satu kerajaan Islam yang ada di Indonesia. Dan masa kejayaannya berlangsung sekitar 1 abad pada abad ke 16 sebelum dikalahkan oleh VOC Belanda.

Interior bangunan museum Balla Lompoa Gowa
Interior bangunan museum Balla Lompoa Gowa. Foto via kabargowa.com

Bangunan museum ini sebelumnya tidak terawat dan pada tahun 1978 hingga 1980 dilakukan restorasi yang akhirnya diresmikan oleh Prof. Dr. Haryati Subadio sebagai Dirjen Kebudayaan. Untuk pembiayaannya sendiri berasal dari Pemda setempat yang memberi dana sekitar 25 juta rupiah per bulan untuk dilakukan perawatan museum secara keseluruhan.

Koleksi Benda Bersejarah

Museum Balla Lompoa digunakan untuk menyimpan benda benda yang bernilai tinggi karena hampir semua benda terbuat dari emas dan batu mulia seperti mahkota, gelang, kancing, kalung, keris, dan benda-benda lainnya. Diantara koleksi tersebut, rata-rata memiliki bobot 700 gram bahkan ada yang sampai atau lebih dari 1 kilogram.

Mahkota Raja yang terbuat dari emas hingga berat mencapai 1,7 kg dan ratusan batu berlian
Mahkota Raja yang terbuat dari emas hingga berat mencapai 1,7 kg dan ratusan batu berlian. Foto via aroengbinang.com

Diruang pribadi Raja, menyimpan salah satu mahkota kerucut bunga teratai memiliki bobot 1.768 gram dengan taburan 250 permata berlian. Juga terdapat salah satu keris unik yang bernama tatarapang memiliki bobot 986,5 gram dengan panjang 51 cm dengan lebar 13 cm dimana keris ini adalah hadiah dari Kerajaan Demak.

Keris emas salah satu hadiah dari kerajaan Demak
Keris emas salah satu hadiah dari kerajaan Demak. Foto via indonesie.co

Selain benda berharga ini terdapat 10 buah tombak, 7 buah tombak, 7 buah naskah lontar, dan 2 buah kitab Al Qur’an yang ditulis tangan pada tahun 1848. Untuk teman traveler yang ingin berwisata ke museum ini disediakan jasa pemandu yang akan memberikan informasi detail mengenai benda-benda dan sejarah Museum Balla Lompoa.

Lokasi Museum Balla Lompoa

Lokasi museum ini tepat berada di Jalan Sultan Hasanuddin 48, Sungguminasa, Sumba Opu. Sekitar 15 km sebelah selatan dari pusat kota Makassar. Kamu dapat menggunakan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat karena akses menuju ke museum sangatlah mudah.

Menariknya, kamu tidak akan dikenakan biaya masuk museum namun kamu cukup membayar tarif parkir masuk kendaraan seharga Rp. 3.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp. 5.000 untuk kendaraan roda empat. Jam operasional museum Balla Lompoa ini buka setiap hari senin hingga Sabtu pada pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WITA.

Advertisement
Tags
Sejarah Nusantara Wisata Gowa wisata nusantara wisata sejarah
Share