Dibalik Landmark Lapangan Karebosi, Dulunya Tempat Pertemuan Para Raja

Advertisement

Kota Makassar merupakan kota terbesar, dan menjadi sentral di Indonesia bagian timur. Banyak sekali wisatawan domestik maupun mancanegara yang berdatangan hanya untuk menikmati pesona wisata budaya, wisata alam, dan wisata sejarahnya yang kian berkembang. Tidak hanya mengembangkan perekonomiannya saja melainkan pariwisatanya pun berkembang dengan pesat, salah satu icon terlaris dari kota Makassar adalah pantai Losari, Gedung Phinisi, Benteng Rotterdam, dan Lapangan Karebosi. Dari keempat icon kota Makassar ini hanyalah Lapangan Karebosi yang jarang dilirik oleh wisatawan lokal maupun asing.

Lapangan Karebosi menjadi landmark kota Makassar. Foto via anak-kolaka.blogspot.com

Hal ini karena sebagian orang hanya mengira Lapangan Karebosi hanyalah sepetak lapangan bola saja, padahal Lapangan Karebosi tak hanya sekedar lapangan, namun beberapa fasilitas umum mulai dari area skateboard, lapangan bola, lapangan basket, lapangan tenis, hingga lapangan bisbol. Terdapat juga jogging track dan faslitas olahraga penunjang. Cocok sekali bagi teman traveler yang hobi olahraga.

Lapangan Karebosi ini berdiri di atas lahan seluas 11 Hektar yang terletak di Kecamatan Ujung Pandang, tepatnya dikelilingi oleh Jalan R.A Kartini, Jalan Kajaolalido, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Jenderal Sudirman. Letaknya cukup strategis dan memiliki beberapa pintu masuk sehingga memudahkan bagi para pengunjung. Uniknya lapangan ini menjadi titik 0 kota Makasar.

Lapangan Karebosi menjadi tempat sarana olahraga kota Makassar. Foto via sulsel.herald.id

Sejarah Lapangan Karebosi adalah sebuah sawah milik Kerajaan Tallo (yang kemudian menjadi Gowa-Tallo), lalu menjadi lapangan tempat pertemuan Raja-Raja di Sulawesi Selatan, antara lain Somba ri Gowa, Mangkau ri Bone, Payunge ri Luwu, Matasak ri Toraya, dan Pasaga ri Kajang. Akhirnya Lapangan Karebosi pun dikenal sebagai alun-alun kerajaan.

Konon, asal-usul nama Karebosi berawal pada sekitar abad ke-10, dimana saat itu wilayah Tallo sedang kacau dan hukum rimba berlaku disana. Dimana orang-orang kuat menghabisi yang lemah hingga orang-orang kuat tersebut saling bertarung untuk posisi teratas.

Lapangan Karebosi tampak dari atas. Foto via makassarguidance.com

Karena kekacauan tersebut, tiba-tiba Tallo diguyur hujan tujuh hari tujuh malam dan baru reda pada hari kedelapan. Saat hari kedelapan, tiba-tiba turun tujuh sosok misterius dari langit yang hanya muncul sesaat, namun meninggalkan tujuh gundukan seperti makam yang sekarang masih bisa kita lihat dan dikenal sebagai Makam Tujuan.

Lapangan Karebosi pernah berganti nama menjadi Koningsplen pada masa pemerintahan Belanda, namun akhirnya kembali menjadi Lapangan Karebosi hingga saat ini. Pada sekitar tahun 1990-2006, Lapangan Karebosi sangat populer dan menjadi alun-alun favorit warga selain Pantai Losari.

Perayaan HUT Makassar di Lapangan Karebosi. Foto via makassartoday.com

Sisi lain, para UMKM juga mendapat dampak positif dengan dibuatnya kawasan Kanrerong yang berada di sebelah selatan lapangan. Disana terdapat banyak warung-warung dan gerai yang menjual berbagai makanan dan minuman. Lapangan upacara juga semakin telah dipercantik, dan yang paling unik adalah terdapat Area Perbelanjaan di bawah tanah Lapangan Karebosi. Terdapat ratusan tenant yang menjual berbagai barang serta restoran yang berada di atasnya. 

Musala dan toilet pun telah diperbaiki, begitu pula dengan parkirannya, terdapat di atas dan dibawah tanah. Untuk parkiran bawah tanahnya, telah dihubungkan dengan MTC dan Karebosi Condotel (Premier), kawasan itupun dikenal sebagai Karebosi Link.

Advertisement
Tags
Sejarah Indonesia wisata makassar wisata nusantara wisata sejarah
Share