Komplek Makam Raja Kotagede, Wisata Heritage Keren di Jogja

Advertisement

Beberapa saat lalu saya dan adik sempat menghabiskan waktu dengan menyambangi Pasar Legi Kotagede, salah satu pasar tradisional
di Jogja. Letaknya tak jauh dari jantung kota Jogja. Usai puas belanja, kami lantas melanjutkan perjalanan ke Komplek Makam Raja Kotagede.

Gapura samping utara Masjid Gedhe (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Wisata sejarah umumnya identik dengan sesuatu yang kuno dan membosankan, namun tidak dengan Komplek Makam Raja Kotagede. Di sini kami dibuat terpukau dengan megahnya bangunan peninggalan Kerajaan Mataram. Yuk Teman Traveler, kita bahas lebih lanjut destinasi Jogja menarik ini.

Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

Masjid Gedhe Mataram (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Masuk ke komplek ini tidak dikenakan tiket masuk Teman Traveler. Kalian hanya perlu membayar biaya parkir Rp2.000. Bisa jadi alternatif wisata murah buat kamu-kamu yang sedang eksplor wisata Jogja.

Setelah berfoto-foto di gerbang utama, kami melanjutkan langkah ke area Masjid Gedhe. Halamannya cukup luas, dilengkapi dengan tugu jam dan lahan parkir motor. Dari segi arsitektur, bangunan ibadah ini tergolong tradisional. Penopangnya menggunakan deretan tiang dari kayu.

Meski terlihat kuno dan tua, masjid ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya lho. Statusnya dilindungi, ditetapkan oleh Undang-Undang RI No.11 Tahun 2010. Keren ya?

Sudah Alami Beberapa Pemugaran

Gapura masuk makam (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Sesuai dengan penuturan di Babad Monama, masjid ini dibangun atas prakarsa Penembahan Senopati, seorang Raja Mataram. Secara kesuluruhan corak bangunan ini menandakan akulturasi gaya arsitektur pra Islam pada masa klasik. Total masjid ini memiliki tiga pintu, masing-masing di sisi timur, utara, dan selatan.

Selesai dibangun tahun 1589, Masjid Gedhe sudah mengalami beberapa kali pemugaran, namun tentu dengan tanpa mengubah gaya arsitektur aslinya. Salah satu ciri paling unik adalah dinding batunya, berwarna jingga kecoklatan dan nampak alami. Banyak wisatawan kerap memanfaatkan area ini untuk berfoto.

Tak sedikit pula pengunjung yang memilih lokasi ini sebagai tempat menggelar sesi foto pre-wedding, buku tahunan, atau sekadar hunting foto komunitas. Oh ya, suasana di sekitar sini cukup teduh lho. Cocok buat Teman Traveler yang ingin belajar fotografi.

Mengunjungi Makam Raja

Kumpulan siswa yang mengambil gambar (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Di sisi selatan terdapat gapura yang akan membawa Teman Traveler menuju taman berukuran mini. Lanjut ke arah barat, kalian akan menemukan Komplek Makam Raja-raja Mataram.

Sebelum masuk sini, Teman Traveler hendaknya meminta izin lebih dulu pada para abdi dalem. Bagi yang ingin berziarah, wajib mengenakan pakaian adat Jawa. Tidak membawa? Tenang saja, ada tempat persewaannya kok. Kostum tradisional ini juga bisa jadi pelengkap penampilan kalian saat hunting foto.

Gapura menuju makam (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Dalam kawasan makam ini terdapat pesarean para peletak pondasi dasar Kerajaan Mataram Islam. Beberapa di antaranya adalah Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senopati, dan Panembahan Hanyakrawati. Selain itu masih ada makam Sri Sultan Hamengku Buwono II, Pangeran Adipati Pakualam I, serta beberapa anggota keluarga besar kerajaan.

Cocok untuk Street Photography

Dinding rumah warga sekitar (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Puas menikmati keindahan masjid dan makam, saya dan adik berjalan ke arah utara. Kami lantas sampai di salah satu sudut jalan Masjid Gedhe, yang kerap jadi andalan para street photographer. Selain deretan dinding dengan gaya klasik, di sini kalian juga bisa melihat jalanan lurus yang menarik.

Sisi utara kompleks makam (c) Latifah Ayu Kusuma/Travelingyuk

Jika jeli, Teman Traveler akan menemukan banyak spot Instagramable lho. Kalian juga bakal mendapat bonus suguhan keramahan warga sekitar. Jadi jangan lupa mampir ke sini ya. 

Advertisement
Tags
Jogja Jogjakarta kontributor Travelingyuk wisata jogja Wisata Jogjakarta
Share