Sepak bola sudah mendarah daging di tanah air. Suatu kejutan yang menyenangkan ketika saya merasakan euforia ini di luar negeri, tepatnya di Kolombia. Meskipun seringkali dikaitkan dengan kekerasan dan huru-hara, sepak bola di salah satu bagian Amerika Latin ini memiliki begitu banyak warna dan rasa.
Pertama Kali Saksikan Pertandingan Antar Kota
Derby atau pertandingan satu kota layaknya City dan United, atau El Real dan Atletico, lebih dari sekedar pertandingan sepakbola. Rivalitas yang sudah mengakar, mengubah proses peraihan tiga poin menjadi sesuatu yang bisa dibilang sakral. Di Medellin, rivalitas ini terasa antara dua klub kesayangannya, Atletico Nacional dan Independiente Medellin. Berikut kisahnya dari kacamata gadis pecinta bola asal Bandung.
Keramah Tamahan Saat Bangku Masih Kosong
Menurut penduduk lokal, rivalitas klub ini sudah seperti Real Madrid dan Barcelona di Spanyol. Atletico Nacional dengan warna kebanggaan hijau-putihnya adalah klub kaya bertabur bintang Medellin, sedangkan Independiente Medellin (dengan warna merah-biru, mirip Barcelona) hanya bermodalkan sponsor lokal. Tetapi, supporter kedua klub berbaur dengan aman, bahkan ada yang duduk satu meja di warung-warung sekitar stadion dan bertukar tawa sebelum pertandingan di mulai.
Perang Genderang Antar Tribun
45 menit sebelum kick-off, bangku-bangku di stadion sudah mulai terisi. Supporter Independiente yang berlaku sebagai tim kandang saat itu, menduduki tribun selatan, sedangkan supporter Atletico di tribun utara. Bahkan saat para pemain masih melakukan pemanasan, perang genderang sudah dimulai. Saya duduk di tribun barat, meskipun tergolong zona netral, saya berada di antara supporter Independiente.
Pendukung Setia dari Semua Kalangan
Tua atau muda, pria atau wanita, kaya atau miskin, tidak peduli apa statusnya, hari itu mereka berada di sana untuk mendukung tim kesayangan. Dengan sepenuh hati mereka menyerukan yel-yel atau dalam istilah lokal disebut “chazas”. Meskipun tertinggal 0-3 menjelang turun minum, supporter Independiente tidak putus asa, yang ada malah semangat yang makin berkobar.
Keamanan Tingkat Tinggi
Mulai dari pintu masuk kawasan stadion sampai di sekitar lapangan, banyak petugas kepolisian Medellin bersiaga. Ya, keamanan saat pertandingan sepakbola, terutama derby, dijaga dengan cukup ketat. Setiap pengunjung digeledah dan setiap tiket diperiksa. Selama pertandingan ini berlangsung, saya hanya melihat dua insiden: satu penonton berkelahi di tribun dan satu lagi melempari pemain dengan air minum. Tetapi kedua insiden segera ditangani petugas dan para pelaku langsung diamankan.
Keseruan Berlanjut di Malam Hari
Meskipun kalah 1-4 dari Atletico, semangat supporter Independiente tidak pernah turun. Genderang dan “chazas” terus terdengar selama pertandingan berlangsung. Pertandingan manapun yang kamu saksikan, sebaiknya kamu ikut mendukung tim tuan rumah dan kenakan warna baju yang senada dengan jersey pemain.
Cari tahu juga tribun mana yang harus kamu pilih. Untuk Stadion Atanasio Girardot di Medellin, Kolombia, pilih tribun Southwest (barat daya) yang netral, teduh, dan dekat supporter tim kandang. Jangan lewatkan keseruan menonton sepak bola di Amerika Latin ini!
Tiket Semi-VIP yang Terjangkau
Tersedia tempat pembelian tiket khusus turis di Stadion Atanasion Girardot. Langsung saja menuju pintu barat stadion dan cari petugas atau spanduk bertuliskan “May I help you?”. Meskipun saya membeli tiket sekitar satu jam sebelum pertandingan dimulai, saya hanya perlu membayar 75.000 Peso Kolombia, atau sekitar Rp. 300.000. Harga tertera pada tiket, jadi jangan takut kena tipu.
Pengalaman Berharga dan Tak Terlupakan
Belum liburan ke Amerika Latin namanya kalau belum nonton pertandingan sepakbola langsung di stadion. Bukan hanya gocekan cantik dan tendangan spektakuler yang bisa kamu cermati di sini, tetapi juga budaya dan tradisi komunitas itu sendiri.