Desa Tanah Lemo, Penghasil Kapal Pinisi Asli Suku Bugis

Advertisement

Sebagai negeri maritim, Indonesia memiliki pelaut-pelaut ulung. Salah satunya adalah Suku Bugis. Dengan kapal pinisi, pelaut-pelaut Bugis sejak jaman dulu telah mengarungi samudera. Pinisi memang kapal istimewa. Teman Traveler bisa melihat langsung keistimewaan kapal ini di Desa Tanah Lemo, Sulawesi Selatan. Penasaran? Yuk intip pembuatannya berikut ini.

Diwariskan Turun-Temurun

06_pinisi_Ni1.jpg
Seorang tukang sedang mengerjakan pembuatan kapal pinisi (c) Adhi Kurniawan/Travelingyuk

Lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut barangkali terinspirasi oleh kehebatan suku Bugis. Suku ini memiliki sejarah panjang sebagai suku bahari yang dekat dengan kehidupan maritim.

Selain dikenal sebagai pelaut tangguh, mereka juga hebat dalam membuat kapal. Dalam kitab epik La Galigo, sejak abad ke 15 mereka sudah mampu membuat kapal mampu berlayar sampai ke Tiongkok.

Kemampuan membuat kapal ini diwariskan secara turun-temurun lintas generasi. Teknik pembuatan kapal tersebut tidak didokumentasikan secara tertulis. Namun hebatnya, hingga saat ini mereka mampu membuat kapal dengan detail dan spesifikasi yang sama.

Melihat Langsung Proses Pembuatan Kapal Pinisi

04_pinisi_fcX.jpg
Pengunjung melihat proses pembuatan kapal pinisi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Desa Tanah Lemo yang berada di Kecamatan Bonto Bahari dikenal sebagai sentra pembuatan kapal rakyat di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dari Makassar butuh waktu sekitar lima jam melalui jalur darat untuk mencapai desa ini.

11_pinisi_Ml7.jpg
Proses pembuatan kapal hingga selesai membutuhkan waktu berbulan-bulan (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Tidak hanya di tanah air, reputasi Bulukumba sebagai pembuat pinisi berkualitas tinggi sudah dikenal hingga ke Eropa, Amerika, dan Afrika.

Saat itu, pengrajin perahu bersama rekan-rekannya sedang mengerjakan pinisi berukuran panjang 30 meter dan lebar 8 meter. Perlu waktu sekitar 7 bulan untuk menyelesaikannya. Pinisi dengan ukuran ini dibanderol dengan harga Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar.

Tak Perlu Gambar Blueprint

08_pinisi_1iu.jpg
Suasana bengkel pembuatan kapal pinisi di tepi pantai (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Kapal pinisi dibuat secara berkelompok yang berisi lima hingga sepuluh orang. Hebatnya metode pengerjaan kapal di Tanah Lemo ini adalah tidak memerlukan blue print gambar konstruksi kapal dan perhitungan matematis rumit seperti halnya pengerjaan kapal-kapal modern.

Para tukang ini mengandalkan intuisi dan talenta warisan leluhur dalam membuat kapal. Titik kritis dalam membuat kapal ada pada kemampuan menentukan keseimbangan. Setiap komponen dipasang satu persatu dengan ketelitian tinggi agar terbentuk kapal yang stabil.

Bahan Baku Kualitas Nomor Satu

10_pinisi_2v9.jpg
Bahan baku berasal dari kayu berkualitas tinggi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Untuk membuat kapal yang kuat dan tahan lama, diperlukan bahan baku kualitas nomor satu. Kayu yang biasa digunakan adalah kayu besi. Kayu ini memiliki karakteristik unik. Semakin lama terendam air, kayu besi akan semakin kuat. Kayu-kayu terbaik didatangkan dari daerah Kendari dan dari pedalaman Papua.

Kapal Multifungsi

07_pinisi_K09.jpg
Haluan kapal pinisi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Kapal pinisi dapat digunakan untuk beberapa keperluan. Selain dipesan untuk kapal penumpang, beberapa pembeli memesan pinisi yang digunakan sebagai kargo pengangkut barang.

Ada pula pinisi yang dipesan sebagai kapal pesiar, lazim digunakan untuk wisata live on board. Kapal semacam ini sering dijumpai berlayar di perairan Taman Nasional Komodo atau Raja Ampat.

Ritual Adat dalam Pembuatan Pinisi

09_pinisi_lgT.jpg
Bersama-sama menyelesaikan kapal pinisi (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Pembuatan kapal selalu diawali dengan ritual adat. Ritual ini menandai pemasangan lunas perahu. Lunas adalah kayu utama yang dipasang di haluan untuk menyatukan lembaran-lembaran papan untuk membentuk lambung kapal.

Pemasangan lunas pada kapal adalah ibarat peletakan batu pertama pada proses pembangunan gedung. Awalan yang bagus akan mempengaruhi keseluruhan pengerjaan.

12_pinisi_eCE.jpg
Bagian depan ruang kemudi kapal (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Ritual kembali dilakukan ketika kapal sudah selesai dikerjakan dan siap dilepas ke laut. Dipimpin oleh seorang pemuka agama, ritual pelepasan kapal menjadi momen yang ramai dan ditunggu warga setempat.

Pengunjung Boleh Melihat dari Dekat

03_pinisi_DIJ.jpg
Melihat proses pembuatan kapal pinisi dari dekat (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Teman Traveler bisa melihat proses pembuatan pinisi dari dekat. Para pembuat kapal di kampung bahari ini terbuka menyambut pengunjung untuk tahu proses pembuatan pinisi. Ada unsur seni dan kearifan lokal dalam setiap pasak yang dipaku dan setiap lembaran papan dilekatkan.

Mereka dengan senang hati mengizinkan kalian untuk melihat-lihat bahkan naik ke kapal yang sedang mereka kerjakan.

05_pinisi_U8F.jpg
Melihat pembuatan pinisi sembari menikmati panorama pantai (c) Adhi Kurniawan / Travelingyuk

Jika Teman Traveler sedang berada di sekitar Bulukumba atau ada perjalanan melintasi daerah itu. Sempatkan untuk mampir sejenak dan melihat langsung proses pembuatan pinisi. Kisah menarik di balik pembuatan pinisi yang mereka ceritakan akan mengingatkan kita bahwa Indonesia memiliki suku penjelajah samudara yang hebat.


Advertisement
Tags
Desa Tanah Lemo Indonesia Kapal Pinisi kontributor Sulawesi Selatan Travelingyuk Wisata
Share