Napak Tilas Kampung Kungfu Surabaya, Wisata Sejarah dan Budaya Kota Pahlawan yang Sudah Mulai Hilang oleh Zaman

Advertisement

Kampung Kungfu Surabaya menjadi satu dari beberapa destinasi wisata Kota Pahlawan yang keberadaannya sudah mulai hilang ditelan zaman. Pemenang Online Popular City di ajang penghargaan Guangzhou International Award 2018 ini memang tak pernah habis membagikan ceritanya. Dari kecantikan ‘sakura’ di pinggir-pinggir jalan Surabaya yang ramai beberapa waktu lalu, hingga wisata sejarah yang menarik untuk diikuti, meski sebagian sudah hanya tinggal kenangan. Seperti sisa-sisa keberadaan Kampung Kungfu yang ada di kawasan Kapasan, Surabaya berikut ini.

1. Kawasan Sibuk pada Zaman Hindia Belanda

Kawasan Sibuk Sejak Zaman Hindia Belanda via Instagram/ sen_ahmad

Kampung Kungfu Surabaya pada zaman dahulu merupakan salah satu kawasan tersibuk yang ada di Surabaya. Hal ini bisa dimengerti sebab secara geografis, Kampung Kungfu atau Kampung Kapasan, berada tidak terlalu jauh dari Pelabuhan Ujung Galuh. Pelabuhan Ujung Galuh sendiri saat ini merupakan kawasan Pelabuhan Tanjung Perak. Sebab merupakan salah satu kawasan ramai, ia menjadi tujuan para saudagar dari berbagai benua yang masuk menggunakan kapal menyusuri Kalimas.

2. Tempat Tinggal Perantauan Tiongkok Zaman Dahulu, Termasuk Ahli Kungfu

Pertunjukkan Barongsai di Kampung Kapasan via Instagram/ lovesuroboyo

Orang-orang Tiongkok yang masuk ke Indonesia, salah satunya melalui Surabaya Utara, datang dari berbagai latar belakang. Bukan hanya para pedagang kaya raya melainkan juga para ahli kungfu. Kehebatan ilmu kungfu yang dimiliki oleh para pendatang tersebut seiring berjalannya waktu, dibarengi dengan sifat nasionalisme.

Salah Satu Sesepuh Kampung Kungfu Surabaya via Instagram/ sen_ahmad

Tidak heran jika pemberontakan pada kebijakan Belanda selalu datang dari golongan masyarakat setempat. Bahkan istilah Buaya Kapasan sempat juga melekat pada warga-warga yang tinggal di kawasan ini. Penyebabnya karena sifat pemberontakan yang kerap dilakukan.

3. Salah Satu Kawasan Hunian Warga Tiongkok di Surabaya

Salah Satu Kawasan Hunian Warga Tiongkok di Surabaya via Instagram/ lovesuroboyo

Sebagai salah satu kawasan yang terdekat dengan pelabuhan, tidak heran jika di sini banyak warga pendatang yang bermukim. Terutama warga dari Tiongkok. Dahulu, kawasan ini merupakan hutan randu atau kapas. Pihak Belanda menunjuk beberapa orang untuk mengelolanya. Pohon kapas pun habis dibabat, lahan hasil babatan diganti dengan ditanami Pohon Trembesi. Selain ditanami Pohon Trembesi, Kampung Kawasan pun dijadikan sebagai sebuah perkampungan.

4. Mulai Hilang Tergerus Zaman Karena Ilmu Kungfu Tidak Diturunkan

Salah Satu Tokoh Ahli Kungfu di Kampung Kapasan via Instagram/ lovesuroboyo

Sayangnya, kegiatan kungfu di kawasan ini sudah tidak lagi ada. Terakhir, kegiatan kungfu dilakukan pada sekitar tahun 60-an. Tidak ada lagi orang Tiongkok yang ahli kungfu di sini mengajarkan ilmu tersebut kepada generasi penerusnya. Alasan yang dituturkan salah satu tokoh Kampung Buaya Kapasan, Gunawan Djajaseputra, adalah karena tempramen anak sekarang berbeda dibandingkan dengan tempramen anak zaman dulu. Nantinya, setelah menjadi ahli ilmu kungfu khawatir bisa disalahgunakan untuk berkelahi, menyombongkan diri atau balas dendam.

Bangunan Tua Berumur Lebih dari 134 Tahun di Kampung Kungfu via Instagram/ sen_ahmad

Teman Traveler yang ingin napak tilas sisa-sisa “keganasan” Buaya Kapasan, tidak ada salahnya untuk mengunjungi Kelurahan Kapasan di Surabaya. Ajak beberapa teman sekaligus untuk menjelajah sisa-sisa kehebatan para ahli kungfu. Di sini ada sebuah bangunan tua yang usianya sudah lebih dari 134 tahun. Bangunan ini dahulu digunakan sebagai gudang tempat menyimpan senjata serta sebagai tempat perlindungan. Berwisata sejarah di Surabaya pasti tidak kalah serunya.

Bagaimana? Pecinta sejarah pasti tertarik! Iya, kan? Kalau begitu kapan mengagendakan untuk mengunjunginya?!

Advertisement
Tags
Indonesia Jawa Timur kampung kungfu surabaya Surabaya Wisata
Share