Bukittinggi dikenal dengan julukan kota wisata dan kota seribu janjang (tangga). Dari sekian banyak janjang di kota ini, Janjang Pasanggrahan Bukittinggi boleh jadi merupakan satu di antaranya yang paling tua. Namun, berkat kreativitas sekelompok mahasiswa, janjang berusia ratusan tahun tersebut kini tampil kekinian. Suasananya tampak seperti di Melaka. Pasti ingin tahu lebih lanjut, kan? Ini dia ulasannya!
Janjang Pasanggrahan Dibangun 1908

Janjang Pasanggrahan dibangun pada 1908. Pembangunannya dilakukan atas perintah dari Asisten Residen Agam bernama Louis Constan Westenenk. Ketika itu, Belanda mengatur agar janjang dibuat untuk menghubungkan setiap pasar di Bukittinggi.

Janjang Pasanggrahan sendiri berperan untuk menghubungkan antara Kampuang Cino dengan Pasa Ateh Kota Bukittinggi. Dahulu, ia disebut juga dengan nama Janjang Kampuang Cino.
Namun karena di sepanjang janjang terdapat toko-toko, hotel dan tempat beristirahat, ia lebih dikenal dengan nama Janjang Pasanggrahan. Wisata sejarah yang menarik ya?
Direvitalisasi Pemerintah pada 2017

Janjang yang sudah berusia lebih dari seratus tahun ini kemudian mengalami revitalisasi dari pihak pemerintah pada 2017 lalu. Kondisinya menjadi lebih bersih dan terang saat malam hari. Sehingga, warga atau pengunjung yang datang dapat merasa nyaman dan tenang.
Mural Karya Sejumlah Mahasiswa

Kondisi Janjang Pasanggrahan yang sudah lebih bersih dan terang kini semakin cantik. Kawasan yang dulu polos, berubah menjadi berwarna-warni. Mural serta pewarnaan di wilayah ini dilakukan oleh puluhan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Bukittinggi.

Aksi sosial yang dilakukan mulai dari 8-12 Januari 2019 ini bertujuan untuk mempercantik kawasan Janjang Pasanggrahan. Setidaknya ada 50 mahasiswa yang terlibat. Mereka melakukan pengecatan secara swadaya dengan bantuan dari pihak terkait.
Menjadi Atraksi yang Menarik Warga

Janjang Pasanggrahan yang semula polos kini berubah lebih ceria. Bagian tembok dan pagar rumah warga yang ada di kiri dan kanan tangga dicat menggunakan warna-warna cerah. Cantiknya mengingatkan pada suasana di Melaka.

Tampilan baru kawasan ini pun terlihat instagenic. Deretan tiang lampu yang klasik di tengah janjang menambah kesan apik. Tidak heran jika Ia langsung menarik perhatian warga sekitar. Banyak di antaranya datang untuk berfoto.

Janjang Pasanggrahan Bukittinggi berada di Kelurahan Benteng, Pasar Atas, Bukittinggi. Penampilan barunya yang seperti Melaka jadi daya tarik tersendiri.
Saat main-main ke sini, Teman Traveler bisa sekalian melihat tampilan Jam Gadang yang baru. Jarak antara keduanya juga tidak terlalu jauh; sekitar 6-7 menit jalan kaki. Agendakan ya?!