Surabaya memang dikenal dengan kota Pahlawan. Perjalanan sejarah panjang kota ini menjadi lirikan banyak traveler yang menyukai sejarah nusantara. Bangunan peninggalan kerap menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota Surabaya. Salah satunya bangunan yang masih utuh dan menjadi banyak sorotan pengguna jalan adalah Gedung Siola Surabaya.
Gedung ini menjadi peninggalan sejarah yang sampai detik ini masih difungsikan. Gedung yang berdiri lebih dari 1 abad lamanya ini dibangun oleh Robert Laidlaw salah satu investor dari Inggris yang difungsikan sebagai toko ritel. Saai itu gedung diberi nama Het Engelsche Warehuis sebutan Belanda dari Toko Serba Ada Inggris.
Hingga tenarnya pertokoan ini, banyak yang menjual tas dan koper paling populer di Jawa Timur. Namun ketika tahun 1942 tentara sekutu Jepang hadir di Surabaya, pertokoan ini berubah nama menjadi Chiyoda. Dan ketika Jepang kalah perang Toko Chiyoda ini menjadi bangunan kosong dan menjadi tempat perang oleh masyarakat Surabaya.
Hingga berakhirnya Agresi militer Belanda 2 di Surabaya tahun 1950 gedung ini semakin tidak terurus sehingga pemerintah pusat memberikan gedung ini kepada pemkot Surabaya dan mulai dinamakan dengan SIOLA. Kata SIOLA berawal dari lima pengusaha yang sempat mengontrak gedung ini hingga menjadi primadona kota Surabaya karena menjadi mall pertama.
Hingga 30 tahun lamanya mall SIOLA turut meramaikan dunia perdagangan di Surabaya. Hingga hadirnya mall – mall baru yang lebih modern di Surabaya membuat mall SIOLA tutup hingga sekarang. Meski sempat diolah oleh Ramayana Departemen Store namun sepinya pengunjung membuat perusahaan Ramayana juga menutup usahanya.
Hingga akhirnya pihak pemerintah Surabaya menjadikan gedung SIOLA menjadi sebuah museum yang diresmikan tahun 2015, namun nama SIOLA tetap melekat di semua warga Surabaya dan Jawa Timur.