Sudah bukan menjadi rahasia umum bila Indonesia Timur menyuguhkan keindahan alam yang tiada tara. Pesona alam Nusa Tenggara Timur ini patut untuk dijelajahi. Selain memiliki pantai yang indah untuk dikunjungi ternyata masih banyak destinasi wisata Sumba yang tidak kalah indah dan menarik. Salah satunya adalah Kelaba Maja, sebut saja potongan bebatuan layaknya Planet Mars siap membuatmu takjub.
Kelabba Maja yang menyerupai Grand Canyon di Arizona atau Ngarai Besar yang dipisahkan tebing terjal. Untuk kamu tim traveler tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat bukit yang berwarna-warni. Pesonanya memang tak diragukan lagi, keindahan bebatuan raksasa tampak seperti jamur dengan warna warni yang sungguh kontras membuat para traveler serasa terhipnotis akan keindahannya.
Tebing tebing ini berukiran indah dengan warna gradasi merah marun, pink, coklat, dan kelabu itu. Tampak pilar-pilar batu berwarna merah muda dengan puncak berbentuk mirip jamur berwarna merah tua juga tampak seksi menggoda. Namun dibalik indahnya tebing Kelaba Maja ini memiliki akses yang tergolong sulit. Kamu harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dan terjal. Lokasinya sangat tersembunyi dan berada dekat pantai selatan Pulau Sabu, sangat sulit bagi pengunjung mencapai lokasi tersebut tanpa pemandu dari warga Pulau Sabu.
Infrastruktur jalan yang masih dalam pengerjaan oleh pemerintah setempat membuat perjalanan ke Kelabba Maja, dengan lika liku akses jalan yang masih tak tertata membuat perjalanan semakin menantang. Perjalanan dari Seba menuju ke Kelabba Maja ditempuh sekitar 1 sampai 2 jam. Namun saat sampai lokasi, seakan akan mata tak ingin terpejamkan sedikitpun. Banyak spot foto yang bisa kamu abadikan layaknya kamu berada di Planet Mars yang biasa digambarkan dalam fil film Hollywood.
Sesampai dipuncak pun kamu bakal menemukan tiga batu yang melambangkan ayah, ibu, dan anak dan disebut masyarakat setempat sebagai Batu Keseimbangan. Bentuknya berupa batu panjang dan batu datar yang ditumpuk ke atas. Perlu kamu ingat, para traveler yang ingin datang ke lokasi wajib menjaga sikap dan pakaian. Pemandu wisata bakal melengkapi pakaian turis dengan tenun Sabu, karena masyarakat setempat terutama yang menganut agama leluhur Jingi Tiu, percaya bahwa bukit ini sebagai tempat bersemayamnya para dewa.