Mengulik Berdirinya Eiger, Brand Lokal yang Digemari Traveler

Advertisement

Siapa yang tak kenal dengan brand ritel peralatan petualangan Eiger? Hampir di seluruh sosial media muda-mudi nampak berseliweran produk Eiger mulai dari rucksacks, day packs, tas travel, lumbar bag, dan masih banyak lainnya. Namun, siapa sangka produk ini ternyata buatan anak bangsa dan mampu merambah ke pasar mancanegara. Penasaran? Yuk kita telusuri cerita dari brand lokal ternama ini.

Sejarah Berdirinya Brand Eiger di Indonesia

Via ig/@eizazaly

Eiger didirikan oleh seorang pemuda bernama Ronny Lukito, anak dari pasangan Lukman Lukiot dan Kumiasih,  yang lahir pada 15 Januari 1962 di Bandung. Ronny merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Ayah dan ibu Ronny hanyalah seorang penjual tas. Di tahun 1976, ayah Ronny mulai memproduksi tas sendiri dalam skala produksi kecil, saat itu brand-nya bernama Butterfly. Ronny banyak belajar dari proses produksi tas, mulai dari membeli bahan, menggantarkan tas ke pelanggan, packing tas, merapikan tas di display, dan menjadi kasir toko ayahnya. Tahun 1979, Ronny melepas keinginannya untuk berkuliah karena ekonomi keluarga yang belum mapan dan ia memilih membantu mengembangakan produksi tas milik keluarganya. Ia mencoba memasarkan tasnya ke storestore besar, seperti Matahari. 5 tahun kemudian Ronny menambah ruang produksi dengan membeli lahan seluas 600m2 dan tambahan 600m2 di tahun 1986. Setelah menikah, usaha Ronny semakin besar dan mampu berada di Department Store terbesar di Indonesia.

Perjuangan Sang Pendiri

Samping kiri (Ronny Lukito) via ig/@artobiantoro

Dalam setiap kesuksesan besar  tentu ada perjuangan yang besar. Ronny banyak mendapatkan terjal dalam membangun bisnis tas miliknya. Masa remajanya dihabiskan untuk membantu perekonomian keluaraga dengan berjualan susu plastik yang dijual ke rumah-rumah tetangga di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah. Setelah pulang bersekolah, Ronny mengambil kerjaan sampingan sebagai montir. Bahkan, Ronny harus mengubur mimpi untuk mengenyam pendidikan universitas dan memilih membantu bisnis ayahnya. Untuk mengembangkan bisnis tas miliknya, Ronny harus terjun ke daerah-daerah untuk mencari pengecer. Ia juga rela menyewa konsultan untuk mendalami ilmu tentang manajemen pemasaran dan keuangan. Sampai akhirnya ia memiliki sebuah perusahaan yakni PT. Eigerindo Multi Produk Industri.

Produk-Produk yang Dipasarkan

Via ig/@perlengkapanoutdoor.bandung

Nama Eiger sebenarnya terinspirasi dari nama gunung di Swiss, yakni Gunung Eiger. Produk-produk Eiger dibagi menjadi tiga merk utama, yakni Eiger dengan gaya hidup petualangan, Nordwand dengan posisi hidup outdoor , dan Bodypack untuk positioning e-lifestyle. Sementara, produk yang biasa dipasarkan seperti, tas pinggang, tas ransel, pakaian, sepatu, peralatan dapur, dan bermacam-macam kebutuhan hidup lainnya.  

Nama Eiger di Kancah Internasional

Via ig/@eigeradventure

Produk Eiger kini memiliki 3 Flagship Store, 34 ruang pamer, dan 81 counter di seluruh Indonesia. Nama Eiger sebagai produk lokal ternyata mampu menembus pasar internasional. Bahkan, Eiger saat ini bukan hanya dikenal di Indonesia, namun juga di Singapura, Malaysia, Brunei, dan Jerman.

Itulah sepenggal kisah brand lokal Eiger yang produknya banyak digunakan oleh para traveler. Tentunya masih ada brand-brand lain juga yang bisa dijadikan pilihan untuk kegiatan outdoor Teman Traveler, Mulai dari Osprey, Consina, Rei dan lain-lain. Seperti apa cerita di balik brand itu? Mungkin nanti di lain kesempatan akan kita kulik juga ya. Semoga kisah tersebut bisa menjadi inspirasi teman traveler juga ya.

Advertisement
Tags
backpacker brand indonesia brand lokal eiger indonesia Wisata ala Backpacker
Share