Jika Teman Traveler termasuk penggemar kuliner pedas, mungkin yang sekarang sedang terlintas di pikiran adalah menu-menu kafe kekinian dengan beragam level itu. Namun tahukah kalian, Blitar punya blendi kering, sajian pedas yang punya sejarah panjang sejak puluhan tahun lalu.
Saking pedasnya, citarasa blendi kering mungkin bisa bikin mulut dan lidah Teman Traveler terbakar! Penasaran? Yuk, Teman Traveler, simak cerita saya ketika mencicip sajian khas Kota Koi yang unik ini.
Berawal dari Jenis Cabai

Blendi sendiri awalnya merupakan nama salah satu jenis cabai rawit yang banyak digunakan warga Blitar untuk memasak sayur. Lambat laun sajian tersebut dikenal dengan sebutan sayur blendi.
Masakan dengan komponen utama cabe rawit ini dibumbui lengkap menggunakan serai, lengkuas, kunyit, jahe, kemiri, ketumbar, dan masih banyak lagi. Tambahan kuah santan berkaldu ayam atau sapi membuat citarasanya makin istimewa, berpadu apik dengan sensasi pedas yang ditawarkan.
Dulu masyarakat Blitar hanya memasak sayur blendi dengan cabai rawit sebagai komponen utama. Namun, seiring perkembangan zaman, mulai ditambahkan komponen lain seperti kacang panjang, lentho, dan tewel alias nangka muda untuk mengurangi tingkat kepedasannya. Belakangan ini yang paling populer dan banyak dijumpai adalah blendi tewel.
Munculnya Blendi Kering

Mulanya, blendi lebih umum disajikan berkuah. Namun di Restoran Blendi Moy, saya menemukan kreasi anyar bernama blendi kering. Benar-benar disajikan tanpa kuah, hingga hampir mirip seperti gudeg Jogja.
Ide ini berawal dari adanya permintaan untuk mengirim blendi ke luar kota dan luar negeri. Demi mensiasati agar tak cepat basi, blendi lantas dimasak kering agar tahan lebih lama. Hebatnya lagi, citarasa khasnya sama sekali tidak berubah.

Buat Teman Traveler yang sudah penasaran, resto Blendi Moy beralamat di Jalan Raya Banggle no 99, Dusun Pakal, Desa Banggle, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Tawarkan Nuansa Syahdu


Resto Blendi Moy sendiri menawarkan nuansa syahdu, membuat pengunjung jadi betah berlama-lama. Bangunannya sendiri serupa joglo, dengan atap lumayan tinggi. Interiornya terkesan tradisional, sangat sedap dipandang. Asyik pula dijadikan sebagai latar belakang foto.


Alunan musik keroncong dari penampilan band lokal bakal bikin Teman Traveler makin senang habiskan waktu di sini. Jika ingin, kalian juga juga bisa lho ikut bernyanyi atau bahkan menyumbangkan lagu. Tentunya bakal membuat acara bersantap makin hangat dan terasa nuansa kekeluargaannya.
Menu Prasmanan dengan Harga Terjangkau

Menu di resto ini disajikan secara prasmanan sehingga pengunjung bisa memilih sendiri sayur dan lauk sesuai selera. Ada dua macam nasi yang disediakan, nasi putih dan ampog alias nasi jagung. dari jagung).
Untuk sayurnya, selain blendi tewel ada juga sayur rebung, lodeh, oseng jamur, urap, dan masih banyak lagi. Pilihan lauknya pun juga tak tak kalah beragam. Teman Traveler bisa temukan ayam goreng, ayam kari, ayam bacem, ayam lodho, tempe tahu bacem, hingga telur bacem. Dijamin bakal bingung memilih deh.

Asyiknya lagi, semua menu di sini dibanderol dengan harga terjangkau lho. Sepaket nasi blendi dihargai Rp18.000 saja, sudah termasuk satu lauk dan sayur yang bisa dipilih sesuak hati.

Buat Teman Traveler yang kehausan, Blendi Moy sediakan aneka jenis minuman tradisional. Kalian bisa pesan sinom maupun beras kencur. Cocok banget dinikmati di tengah panasnya cuaca Blitar.

Kalian bisa langsung mampir ke Blendi Moy saat sedang keliling wisata Blitar. Jika ingin, kalian juga bisa lho membeli blendi sebagai oleh-oleh. Bagaimana Teman Traveler, tertarik mengenal lebih dekat dan mencicipi langsung sensasi pedas Blendi Kering?