Tradisi “Nyulo” Belitung, Perpaduan Wisata Malam dan Aktivitas yang Menghasilkan

Advertisement

Siapa yang tak kenal Belitung, wilayah dan budayanya dapat terlihat dalam film Laskar Pelangi. Belitung memang memiliki ragam budaya unik yang terjaga kelestariannya, mulai dari tradisi lisan, adat istiadat, dan beragam kebudayaan lain. Provinsi yang kaya akan toleransi dan memiliki rasa kebhinekaan yang tinggi ini punya berbagai praktek kebudayaan yang berorientasi agraris. Nah, di Belitung ada tradisi unik yang juga menghasilkan loh, namanya Nyulo.

Tradisi Masyarakat Belitung

Ilustrasi udang di Pantai Belitung via facebook/Udang kertas fresh dari sabah

Nyulo adalah sebuah tradisi masyarakat Belitung mencari udang di malam hari untuk dikonsumsi ataupu dijual kembali. Ada empat jenis udang yang ada di Pantai Belitung yakni udang kampat, mayang, bubuk, dan gerancet. Udang merupakan bahan utama masyarakt pesisir pantai Belitung  dalam pembuatan “Belacan” atau yang biasa disebut terasi. Proses pembuatannya pun cukup mudah. Udang diejmur hingga kering, lalu ditumbuk sampai halus dengan proses penumbukan dua kali.

Wisata Malam di Masa Pandemi yang Menghasilkan

Kegiatan mencari udang “Nyulo” via facebook/ Hkm seberang bersatu

Mugkin bagi sebagian orang kegiatan mencari udang adalah hal yang gak asyik dan melelahkan. Padahal tradisi Nyulo ini bisa jadi wisata malam yang cocok banget bagi pecinta pantai dan kesunyian. Beberapa orang terkadang melepas penat dari bisingnya kota dan deadline pekerjaan dengan melakukan aktivitas di luar rumah yang menghasilkan. Selain mampu me-refresh pikiran, Nyulo juga bisa jadi aktivitas menghasilkan, setidaknya untuk konsumsi pribadi dan juga menghemat budget traveling.

Tradisi Nyulo bisa jadi wisata malam yang menyenangkan dan paling pas di masa pandemi. Pasalnya, Nyulo bersifat outdoor dan secara tidak langsung menerapkan social distancing. Para pencari udang bakalan fokus dan minim bicara saat mencari udang. Lucunya, perjalanan menyusuri bibir pantai bisa sangat jauh dari titik awal karena saking asyiknya berburu udang. Nah, untuk menangkap udang, teman traveler cukup menyiapkan senter kepala, serok jaring, dan keranjang. Ketika tersorot lampu, mata udang akan bercahaya merah.  Sayangnya, Nyulo kurang diminati milineal. Padahal, Nyulo bisa jadi cara baru memperkenalkan Indonesia sebagai negara kepulauan.

Ragam Tradisi Unik Belitung  

ilustrasi perang ketupat via facebook/Paling Indonesia

Selain Nyulo, Belitung juga punya puluhan ragam tradisi yang masih dilestarikan. Ada Perang Ketupak, tradisi yang diselenggarakan tiap masuk Tahun Baru Islam atau 1 Muharram. Tradisi ini dilakukan di pantai dengan kegiatan saling melempar ketupat kepada semua orang yang berkumpul di pantai. Biasanya tradisi tersebut dilaksanakan di sekitar Pantai Tempilang, Bangka Barat. Ada pula tradisi Buang Jung sebagai rasa syukur terhadap nikmat sang pencipta. Upacara dilaksanakan dengan melarungkan hasil bumi ke laut lepas.

Tantangan Tradisi Nyulo di Masa Depan

screenshot video aktivitas penambangan liar via ig/@sultantv.co

Tradisi Nyulo memiliki tantangan besar, yakni  kerusakan ekosistem alam akibat munculnya tambang illegal dan kegiatan menangkap ikan menggunakan trawl . Padahal, tanpa persoalan tersebut saja masyarakat pesisir kesulitan mencari udang, bisa jadi kegiatan Nyulo akan hilang seiring hilangnya aneka udang. Tantangan tersebut seyogyanya harus jadi sasaran pemerintah.

Wah, gimana teman traveler? Unik banget ya kegiatan Nyulo ini. Melestarikan kebudayaan seyogyanya adalah tanggung jawab semua masyarakat. Sayangnya, tantangan besar mungkin terkadang tak bisa dihindarkan. Harapannya, tradisi Nyulo bakalan langgeng dan bisa jadi alternatif pecinta wisata malam dan kesunyian.

Advertisement
Tags
budaya indonesia tradisi belitung Tradisi Indonesia tradisi nyulo
Share