Serunya Ikuti Tradisi Nyadran Warga Desa Bluru Sidoarjo, Liburan Makin Berkesan

Advertisement

Pada tanggal 2 Desember 2018 silam, saya mendapat kesempatan mengikuti Perayaan Tradisi Nyadran di Bluru, Sidoarjo. Menurut warga sekitar, aktivitas ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahun bagi warga Desa Bluru. Selain untuk melanjutkan warisan tradisi leluhur, acara ini juga diadakan demi mempererat rasa persaudaraan antar warga.

Perayaan Nyadran di Bluru (c) Gede Prima/Travelingyuk

Nyadran sendiri tidak hanya diadakan di Bluru. Ritual serupa juga kerap dihelat di Desa Candi dan beberapa tempat lainnya. Tradisi ini umumnya diadakan di tambak. Bukan sesuatu yang aneh, mengingat sebagian warga Sidoarjo berprofesi sebagai nelayan dan ada banyak sekali tambak.

Meski Sepi, Tetap Bersemangat

Menumpang perahu milik warga (c) Gede Prima/Travelingyuk

Sayangnya, warga sekitar mengatakan kegiatan Nyadran tahun ini cenderung sepi. Bisa jadi para generasi muda setempat sudah mulai lupa dan meninggalkan ritual ini. Padahal sebagai kaum muda boleh-boleh saja mengikuti perkembangan zaman, namun jangan samapi melupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Apalagi hal tersebut diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang.

Anak kecil sekitar antusias mengikut Nyadran (c) Gede Prima/Travelingyuk

Meski pesertanya tak sampai membludak, semangat warga untuk melanjutkan tradisi Nyadran tetap berkobar. Tinggal bagaimana generasi muda melanjutkan perjuangan para leluhur untuk mempertahankan warisan budaya unik ini.

Bocah-bocah tampak menikmati bermain air di lautan (c) Gede Prima/Travelingyuk

Seiring dengan kian majunya industri pariwisata, bukan tak mungkin Nyadran bisa dijadikan sebagai salah satu atraktis atau festival untuk menarik turis ke Sidoarjo. Selain mempromosikan Kota Udang, langkah ini juga akan membawa banyak manfaat ekonomi untuk warga setempat.

Kisah Dewi Sekardadu, Sang Leluhur Desa

Suasana di sekitar Desa Bluru (c) Gede Prima/Travelingyuk

Sebelum bergerak menuju lautan untuk memberi seserahan dan membersihkan diri di sana, warga terlebih dulu mengunjungi makam leluhur di Desa Kepetingan, Buduran, Sidoarjo. Leluhur yang dimaksud bernama Dewi Sekardadu.

Menurut cerita yang beredar, Dewi Sekardadu meninggal karena mengejar anaknya yang dibuang ayahnya sendiri ke sungai. Saat berenang mencari buah hatinya, beliau hanyut terbawa arus hingga meninggal. Jasadnya lantas muncul di Sidoarjo, diangkat oleh serombongan ikan keting. Nama Desa Kepetingan sendiri diambil dari nama ikan tersebut.

Berharap Bisa terus Bertahan

Bocah cilik ikut melihat Tradisi Nyadran (c) Gede Prima/Travelingyuk

Warga berharap Tradisi Nyadran di desa Bluru bisa terus dipertahankan di 2019. Bahkan jika memungkinkan, pesertanya lebih ramai dibanding tahun sebelumnya. Deretan pemuda juga diminta ikut serta aktif dalam tradisi ini, tidak hanya sekedar melihat-melihat saja.

Bagaimana Teman Traveler, tertarik mengikuti serunya Tradisi Nyadran? Jika kalian benar-benar tertarik, bisa bersiap-siap sekitar Bulan Maulid. Ritual unik warga Desa Bluru ini biasanya diadakan di sekitar waktu-waktu tersebut. 

Advertisement
Tags
Jawa Timur kontributor Sidoarjo Travelingyuk Wisata Sidoarjo
Share