Tenun Tembe Nggoli, Kain Tradisional Bima NTB Saksi Perkembangan Islam di Timur Indonesia

Advertisement

Tenun Tembe Nggoli, kain tradisional Bima NTB sebagai saksi perkembangan Islam di timur Indonesia, bisa Teman Traveler jadikan buah tangan saat berlibur ke Bima. Terbuat dari benang Mesrai, benang Silami, benang emas, perak, dan benang Nggoli, tenunan tradisional ini punya warna-warna yang cerah dan cantik. Sebab benang-benang tersebut pula lah, kain tradisional ini memiliki permukaan yang halus, tidak mudah sobek atau kusut, dapat menghangatkan tubuh dan dingin digunakan saat panas. Cocok dengan iklim Indonesia. Seperti apa persisnya, simak uraian berikut ini yuk!

1. Kain Tenunan Khas Kerajaan Bima, Saksi Perkembangan Islam di Indonesia Bagian Timur

Tenun Khas yang Sudah Ada Sejak Kerajaan Bima via Instagram
Tenun Khas yang Sudah Ada Sejak Kerajaan Bima via Instagram/ dickeymbojo

Tenun Tembe Nggoli merupakan salah satu kain tenun mbojo yang sudah dikenal sejak dulu sebagai tenunan khas dari Kerajaan Bima. Kerajaan Bima sendiri merupakan kerajaan Islam terkenal di Indonesia bagian timur. Diurut berdasar hal itu, kain-kain tenun mbojo, salah satunya Tembe Nggoli, turut serta menjadi bagian dari perkembangan Islam di kawasan tersebut.

2. Dibuat untuk Menutup Aurat

Dibuat untuk Menutup Aurat
Dibuat untuk Menutup Aurat via Instagram/ daewansaja

Jadi bagian dari perkembangan Islam di Indonesia, kain Tenun Tembe Nggoli dibuat untuk pakaian sehari-hari yang menutup aurat. Baik pada pria atau wanita. Pada era kesultanan sebelum 1960, kain ini salah satu yang wajib dipakai sehari-hari. Rimpu dari kain tenun Mbojo pada wanita Bima, menjadi pakaian wajib. Bahkan, jika ada wanita yang ke luar rumah tanpa menggunakan rimpu dianggap sudah melanggar norma agama dan adat yang ditetapkan.

3. Perbedaan Cara Memakai Antara Pria dan Wanita

Penggunaan Tenun Tembe Nggoli pada Pria dan Wanita via Instagram
Penggunaan Tenun Tembe Nggoli pada Pria dan Wanita via Instagram/ ikpm_sanggar_malang

Teknik penggunaan Tenun Tembe Nggoli, berbeda antara pria dan wanita. Penyebutannya pun berbeda. Pada pria disebut katente, sementara itu pada wanita dikenal dengan sebutan rimpu colo. Pria Bima menggunakan kain ini cukup sebagai sarung yang digulung di bagian perut atau pinggang. Pada wanita, beda lagi cerita. Rimpu adalah cara pakai kain dengan menutup aurat bagian atas, sehingga yang terlihat hanya wajah. Selain itu, ada juga rimpu mpida; penggunaan kain tenun khusus untuk wanita yang belum menikah, yaitu hanya memperlihatkan bagian mata.

4. Jenis Tembe Nggoli

Tenun Khas Bima yang Punya Banyak Fungsi via Instagram
Tenun Khas Bima yang Punya Banyak Fungsi via Instagram/ nrlfebriantii

Berdasarkan fungsi, Tenun Tembe Nggoli ini dibagi menjadi beberapa jenis. Tembe Songke atau Sarung sebagai tenun unggulan, Sambolo (Destar) atau ikat kepala yang bisa dipakai kaum laki-laki yang memasuki usia remaja, Weri atau ikat pinggang yang terbuat dari Malanta Solo, Baju Mbojo dan Syal atau selendang yang biasa dipakai kaum pria Bima sebagai hiasan saat menghadiri pesta atau sebagai selempang bagi para wanitanya.

Nilai-nilai aturan dan adat serta budaya pada Tenun Tembe Nggoli, menambah kecantikan yang dimilikinya. Teman Traveler yang berlibur ke Bima, kenyang dengan kulinernya, bisa membawa pulang kain cantik ini sebagai buah tangan. Soal harga, pasti sudah sesuai dengan keunikan dan proses pembuatannya. Dengan begitu, Teman Traveler juga sudah turut melestarikan produk-produk lokal serta budaya Indonesia.

Bagaimana, apakah di daerah asal Teman Traveler juga punya kain khas? Seperti apakah filosofinya?

Advertisement
Tags
Bima Budaya Indonesia kain tradisional bima Nusa Tenggara Barat tenun tembe nggoli Wisata
Share