Ngomong-ngomong masalah situs kuno baik itu reruntuhan bangunan kuno atau kota kuno tentu hampir setiap daerah memilikinya namun hanya beberapa saja yang kemudian dipelihara dengan baik sehingga menghasilkan pemasukan bagi daerah keberadaannya. Selama ini traveler pun tahunya sebatas Machu Picchu di Peru, Colosseum di Italia, Piramida Giza di Mesir atau kota kuno Palmyra di Suriah dan beberapa situs terkenal lainnya.
Tapi tahukah kamu jika masih banyak situs kuno di dunia yang memiliki sejarah bernilai tinggi yang belum banyak diketahui traveler? Seperti halnya situs-situ kuno yang akan di bahas ini, bentuknya memang sebagian telah berupa puing-puing namun tetap menarik untuk dijadikan destinasi berlibur. Dilansir Travelingyuk dari CNN, inilah 6 situs kuno bernilai tinggi yang jarang traveler ketahui selengkapnya.
1. Mycenae, Yunani
Selama ini tujuan wisata ke situs kuno di Yunani selalu difokuskan ke Parthenon di Athena. Padahal di negeri para dewa ini banyak sekali reruntuhan kuno lainnya yang tersebar di berbagai tempat dan belum banyak diketahui traveler. Salah satunya adalah Mycenae, suatu situs kuno yang terletak 90 kilometer dari Athena. Mycenae adalah situs arkeologi yang tak kalah penting karena diduga bahwa situs ini adalah bekas dari istana megah, kuil serta pemakaman kuno.
Istana megah yang dimaksud tidak lain adalah istana dari Kerajaan Mycenae yang pernah berjaya dan berperan penting dalam peradaban kuno. Puing-puing yang ditemukan di luar kota Athena inilah yang dipercaya sebagai reruntuhan istana tersebut. Di dalam puing-puing tersebut ditemukan pula makam kuno berbentuk sarang lebah yang hingga kini masih diteliti oleh tim arkeologi Yunani. Satu bangunan yang masih utuh tersisa di situs Mycenae adalah gerbang utamanya yang bernama Lion Gate. Gerbang ini masih kokoh berdiri sejak 1300 sebelum masehi.
2. Hattusha, Turki
Situs arkeologi Hattusha diyakini sebagai daerah yang sangat penting dan menjadi pusat dari kota yang ada di sekitarnya. Adanya bekas penyerangan dan pembakaran pada situs Hattusha yang membuktikan bahwa daerah tersebut menjadi pusat kekuatan yang harus dilumpuhkan. Benar saja setelah dilakukan penelitian panjang terungkap bahwa situs ini adalah pusat dari kerajaan Het yang berjaya pada rentang 1600 hingga 1200 sebelum masehi.
Kini manusia modern hanya bisa melihat reruntuhan dari pusat kerajaan terkuat yang pernah menguasai Turki. Di kawasan ini ditemukan lebih dari 25 ribu arsip kuno yang salah satunya berisi perjanjian antara penduduk Het dengan Mesir yang disebut dengan Perjanjian Kadesh. Kalau kamu berlibur di Turki jangan lupa untuk mampir ke situs arkeologi ini, apalagi situs ini sudah dibuka untuk semua wisatawan sebagai museum arkeologi.
3. Kuil Mnajdra dan Hagar Qim, Malta
Situs-situs kuno yang ditemukan di berbagai negara menjadi bukti bahwa kehidupan telah dimulai jauh sebelum manusia modern ada. Butuh waktu puluhan ribu tahun untuk mencapai kehidupan modern seperti sekarang. Malta memiliki bukti saqih bahwa manusia telah ada sejak tahun 2500 sebelum masehi dengan ditemukannya situs arkeologi Kuil Mnajdra dan Hagar Qim.
Kuil Mnajdra dan Hagar Qim adalah satu dari tujuh situs arkeologi yang ditemukan di Kepulauan Malta dan Gozo. Semua situs telah dicatat dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai monumen tertua di dunia yang masih berdiri dengan tegak. Dari ketujuh situs yang ada, Kuil Mnajdra dan Hagar Qim adalah dua situs yang ditemukan dalam kondisi paling bagus. Bagian tertua dari situs ini mencatatkan kedatangan di tahun 2500 sebelum masehi. Wow!
4. Jerash, Yordania
Berbicara situs arkeologi di Yordania, traveler pasti tahu betul dengan situs Petra yang menjadi salah satu destinasi wisata utama di negara tersebut. Sedangkan hanya segelintir saja yang tahu jika disana ada satu situs yang umurnya lebih tua dari situs Petra yaitu Jerash. Ini adalah reruntuhan kuno peninggalan dari bangsa Greco-Roman yang terletak sekitar 48 kilometer dari Kota Amman. Pada masanya, Jerash adalah contoh peradaban yang sangat maju sehingga mendapatkan julukan sebagai Pompeii di Timur Tengah.
Keberadaan reruntuhan kota Jerash baru diketahui setelah dilakukan penggalian oleh arkeolog pada tahun 1920-an. Dari sana kemudian terungkap bahwa Jerash pernah mengalami masa jaya pada sekitar abad ke-2. Dikatahui pula bahwa kota ini mulai hancur setelah beberapa ratus berselang dan terkubur pada abad ke-19. Jerash adalah permata tersembunyi yang mengkisahkan kembali peradaban di Yordania yang telah berlangsung sangat lama.
5. Situs Arkeologi Carthage, Tunisia
Situs kuno yang ditemukan di Tunisia ini bukan hanya menyimpan cerita sejarah yang bernilai tinggi namun juga menyuguhkan pemandangan alam yang sangat indah karena letaknya berada di pesisir pantai. Hal itu juga menjadi bukti jika pada masa jayanya bangsa yang tinggal di kota tersebut telah mengenal perdagangan antar pulau. Situs yang dimaksud adalah Situs Arkeologi Carthage. SItus tersebut membawa kita kembali ke tahun 9 sebelum masehi saat kota pelabuhan tersebut dibangun dan ditinggali oleh Bangsa Romawi.
Bangsa Romawi tinggal di Carthage selama beratus tahun dan menjadikannya sebagai kota perdagangan yang sangat tersohor di kawasan Mediterania sebelum akhirnya kota ini diserang musuh dan hancur berkeping-keping. Setelah itu Bangsa Romawi masih sempat membangun kembali kota Carthage sebagai pelabuhan dagang di teluk Tunisia. Beberapa reruntuhan yang masih bisa dijumpai adalah pemandian Antonine bangsa Romawi serta pemakaman bangsa Punic.
6. Pemakaman Tarquinia dan Cerveteri, Italia
Situs kuno yang belum banyak diketahui traveler di urutan terakhir adalah Pemakaman Tarquinia dan Cerveteri yang berada di Italia. Reruntuhan kuno peninggalan bangsa Romawi boleh jadi yang paling terkenal saat ini di Negeri Pizza. Tapi jika merunut sejarah, jauh sebelum bangsa Romawi datang, Italia adalah rumah bagi bangsa Etruskan dimana keberadaan bangsa ini membawa kita kembali ke tahun 750 hingga 90 sebelum masehi.
Sebagai buktinya telah ditemukan situs Pemakaman Tarquinia dan Cerveteri yang ada di pesisir Tyrrhenian, Lazio, Italia. Peninggalannya bukan berupa bangunan megah yang menjadi bukti kemajuan arsitektur seperti zaman Romawi melainkan berupa komplek pemakaman seperti monumen batu dimana bagian atasnya berupa gundukan tanah yang ditumbuhi rerumputan. Pada tembok-tembok makam ini terdapat lukisan yang menggambarkan kehidupan pada zaman Bangsa Etruskan menempati wilayah Italia.