Serayu Pot & Terracotta Ubud, Karya Instalasi Sarat Makna

Advertisement

Bukan hanya Tegallalang, di Ubud juga ada Serayu Pot & Terracotta yang harus dikunjungi. Terdapat kumpulan karya instalasi berupa pot dan terakota dari gerabah yang dijadikan destinasi wisata tanpa sengaja. Hingga saat ini, Serayu Pot & Terracotta masih ramai oleh pengunjung yang sekadar berfoto atau mengikuti kelas mewarnai pot dan tembikar. Simak ulasan lengkapnya.

s3_9XV.jpg
Karya instalasi di Serayu Pot & Terracotta Ubud (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Awalnya adalah Sebuah Warung Biasa yang Dinamakan “Serayu”

s6_uyj.jpg
Papan nama Warung Serayu (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Sebagai pendiri Warung Serayu yang sudah berdiri sejak lebih dari 20 tahun yang lalu, Pak Wayan Cameng selalu konsisten dalam mempertahankan eksistensi Warung Serayu. Letaknya yang strategis, tepat di pinggir Jalan Gunung Sari, Peliatan Ubud ini dekat dengan icon Patung Arjuna sebagai pusat wisata di Ubud.

Meskipun hasil karya berupa gerabah ini sudah bisa ditemui di kebanyakan tempat, yang membedakannya adalah pot dan terakota ini dicat warna-warni serta dilukis dan kemudian digantung.

Menjadikan Karya Instalasi yang Sarat Akan
Makna

2019_03_19_11_gfL.jpg
Salah satu sisi pot dan terakota yang ditumpuk serta digantung (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Saat ditemui di warungnya, Pak Wayan Cameng menyebutkan bahwa nama “Serayu” ini diambil dari sebuah sungai di India dan filosofinya adalah kita sebagai manusia harus hidup seperti sungai yang mengalir dan menjalani hidup sebagaimana melakoninya.

Dalam mempertahankan eksistensi Serayu Pot & Terracotta, Pak Wayan Cameng kemudian berinovasi untuk menjadikan karya seninya dalam bentuk karya instalasi. Pot dan gerabah tersebut disusun dengan cara ditumpuk dan digantung.

Mengekspresikan Pot dan Gerabah dengan Lukisan Bunga

Serayu Pot & Terracotta Ubud
Hasil karya pot yang siap dijual (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Pak Wayan Cameng biasanya mengambil pot dan terakota dari langganannya dan melukisnya sendiri. Kebanyakan pot dan terakota
itu di cat warna-warni dan dilukis dengan gambar bunga. Warna-warni dari pot dan terakota itu diharapkan seperti hidup manusia yang penuh dengan warna.

Sedangkan salah satu lukisannya tentang bunga tertatai memiliki makna bahwa bunga teratai merupakan bunga yang tahan banting karena meskipun berada di air, mereka tidak pernah tenggelam.

Banyak Diminati Wisatawan Mancanegara dan Lokal

Serayu Pot & Terracotta Ubud
Sosok Pak Wayan Cameng dengan ciri khas tengkuluk yang menutupi kepala (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Pada awalnya, kebanyakan yang berkunjung dan membeli karyanya adalah wisatwan mancanegara. Mereka lah yang kemudian mempromosikan ke sosial media sehingga wisatawan lokal pun ikut meramaikan kunjungan tersebut hingga saat ini.

Inovasi karya instalasi tersebut kemudian dikembangkan oleh anak Pak Wayan Cameng yang berinisiatif membuat akun instagram @serayupotandterracotta agar lebih mudah diakses oleh para pengunjung.

Wisatawan Tidak Dipungut Biaya Hingga Dijadikan
Lokasi Syuting

Serayu Pot & Terracotta Ubud
Pak Wayan Cameng yang asyik bercengkrama bersama penulis (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Pak Wayan Cameng tidak pernah memungut biaya sepeser pun bagi pengunjung yang datang untuk berfoto asalkan meminta izin terlebih dahulu. Pengunjung juga diminta hati-hati dalam mengambil karena pot
dan terakota rapuh jika disenggol. Sudah terbiasa dikunjungi banyak wisatawan,

Pak Wayan Cameng terbiasa berhadapan dengan kamera. Bahkan beliau mengatakan bahwa sering menerima tawaran untuk menjadikan warungnya sebagai lokasi syuting video klip atau foto pre-wedding.

Pengunjung Dapat Membeli Pot dan Terakota
ataupun Makanan Ringan

Serayu Pot & Terracotta Ubud
Pak Wayan Cameng yang menunggu dagangannya sembari menyapa warga yang lewat (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Meskipun pengunjung tidak diwajibkan untuk membeli hasil karya seninya, untuk menghargai kebaikan Pak Wayan Cameng, pengunjung bisa membeli pot kecil yang sudah dilukis dengan harga seikhlasnya.

Selain menjajakan pot dan terakota, Pak Wayan Cameng beserta istrinya juga menjual berbagai makanan ringan hingga nasi bungkus dengan harga terjangkau. Hal ini dilakukan agar istrinya dapat mengisi waktu luang.     

Membuka Dawing Class untuk Wisatawan

Serayu Pot & Terracotta Ubud
Cameng’s Studio yang baru-baru ini dibuka (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Baru-baru ini, Serayu Pot & Terracotta membuka drawing class di studionya yang bernama Cameng’s Studio. Adapun syarat untuk mengikuti kelas mewarnai tersebut adalah minimal 8 orang per sesi selama dua jam.

Drawing class ini seharga 13 USD (Rp 183.000) per orang dengan mendapat fasilitas berupa 3 pot (1 pot besar dan 2 pot kecil) yang akan didesain sendiri oleh yang mengikuti kelas. Selain itu, wisatawan yang mengikuti kelas juga akan diberikan snack. Di sisi lain, terdapat pula drawing class untuk anak-anak seharga 9 USD (Rp 127.000) per orang dan 8 USD (Rp113.000) per orang dengan syarat peserta lebih dari 2 orang.

Drawing class untuk anak-anak ini terlaksana selama 1.5 jam dan akan mendapatkan snack serta 2 pot dengan diameter 8 cm. Selain itu, untuk pelajar juga akan diberikan diskon 15% dengan menunjukkan kartu pelajar yang valid lho!

Serayu Pot & Terracotta Ubud
Salah satu sisi Serayu Pot & Terracotta yang baru dibangun (c) Laksmi M. Prameswari/Travelingyuk

Nah, menarik bukan wisata karya instalasi Serayu Pot & Terracotta? Bisa jadi pilihan destinasi wisata Bali yang terjangkau bagi teman-teman yang akan berkunjung ke Ubud. Selain menambah stok foto yang instagramable, kita juga bisa bercengkrama dengan Pak Wayan Cameng yang ramah dan punya banyak filosofi tentang hidup di balik karya-karyanya lho!

Advertisement
Tags
Indonesia kontributor Serayu Pot & Terracotta Ubud Travelingyuk Wisata wisata bali wisata ubud
Share