Bali, belahan bumi yang menyimpan berbagai macam keindahan. Salah satu yang tidak boleh dilewatkan adalah sate lilit, mulai dari bentuk hingga kenikmatannya benar-benar pas menyandang predikat ‘Bali Banget’. Lalu seperti apa cerita di balik kepopuleran masakan tersebut? Bagaimana sejarah Sate lilit sampai menjadi makanan khas Bali? Simak ulasannya di bawah ini.
Arti Nama Sate Lilit
Dilihat dari arti namanya, kata lilit memiliki arti mengelilingi atau membungkus. Tidak heran jika sebutan itu disematkan, melihat bentuk kuliner ini memang seperti menutupi tusuknya. Berbeda dengan sate kebanyakan, tusuk yang digunakan pun memiliki ukuran tebal dan besar. Inilah yang membuat sate lilit dapat menempel dengan kuat. Saat dibakarpun dapat matang dengan sempurna dan tidak mudah rontok.
Kuliner Khas Bali
Sebagai destinasi yang terkenal dengan julukan Pulau Dewata, Bali tidak bisa lepas dari berbagai macam tradisi atau upcara adat. Berbagai macam makanan pun dijadikan sebagai persembahan sebagai wujud rasa syukur. Tak terkecuali juga sate lilit. Hidangan ini mulanya sebagai sebagai salah satu sesaji menghormati para dewa. Namun kini, Teman Traveler pun bisa menyantapnya dengan mudah.
Ada banyak restoran menawarkan menu sate lilit dengan kelezatannya. Karena ramai permintaan dari konsumen yang tidak bisa makan daging babi, sekarang tidak sedikit juga bahan olahnya dengan bahan baku dari ayam dan ikan.
Simbol Kejantanan Pria
Untuk keperluan upacara adat, biasanya sate lilit dibuat dalam jumlah besar. Oleh karena itu maka proses memasakknya dilakukan oleh para pria. Mulai dari menyembelih hewan sebagai bahan utama, meracik bumbu dan mencampurnya jadi adonan.
Lalu melilitkan pada tusuk sate hingga membakarnya pun dilakukan oleh para pria. Masyarakat Bali percaya jika sate lilit memiliki arti kekuatan dan kejantanan para pria. Bahkan ada sebagian yang percaya jika seorang pria tidak bisa membuat sate lilit maka dia tidaklah jantan.
Proses Pembuatan Sate Lilit
Sate lilit dibuat dengan mencampurkan berbagai macam bumbu. Mulai dari kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah, kencur, cabai, lengkuas, garam, dan gula merah. Setelah bahan tersebut dihaluskan kemudian disangrai dengan tambahan bahan utama seperti ikan tenggiri.
Jangan lupa menggunakan tepung kanji, tepung terigu dan kuning telur agar rasanya makin mantap. Proses sangrai dilakukan hingga warnanya berubah dan mengeluarkan aroma sedap. setelah itu angkat dan adonan tersebut siap dililitkan pada tusuk sate. Kemudian tinggal dibakar dan disantap dengan sambal matah khas Bali.
Ituah beberapa informasi mengenai filosofi dan sejarah sate lilit yang mungkin belum Teman Traveler ketahui. Di Bali sendiri ada banyak tempat makan yang juga menjual menu sate lilit. Salah satunya bisa kamu kunjungi adalah Restoran Bebek Bengil atau Warung Nasi Ayam bu Oki, terletak di Nusa Dua Bali. Teman Traveler pun bisa membuatnya sendiri karena prosesnya juga cukup mudah. Selamat mencoba ya.