Liar Tapi Bikin Ketagihan, Asyiknya River Tubing di Arus Kebo Sungu

Advertisement

Bagi para pecinta wisata alam, Bantul bisa dijadikan sebagai salah satu destinasi yang menarik dikunjungi. Selain memiliki banyak daerah perbukitan dan air terjun, kawasan ini juga dilewati banyak aliran sungai yang sangat mengasyikkan untuk dijelajahi. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan river tubing di Kebo Sungu, Dlingo.

Dibuka sejak 2012 silam, Kebo Sungu sudah berulang kali memuaskan puluhan pecinta wisata air setiap harinya. Penasaran ingin mencoba langsung, tim TravelingYuk pun memutuskan untuk menyambangi langsung lokasi yang berada di kawasan pedesaan ini.

Perjalanan menuju Kebo Sungu bisa dibilang cukup mulus. Mobil SUV yang kami tumpangi meluncur dengan mudah hingga ke area gerbang masuk. Namun penuturan warga sekitar, untuk bus berukuran besar masih belum bisa mencapai area ini.

Mengenakan jaket pelampung sebelum river tubing (c) TravelingYuk/Abie

Begitu sampai, kami langsung disambut oleh Kastoyo, wakil ketua pengelola river tubing Kebo Sungu. Setelah perkenalan singkat, ia dan timnya langsung mempersiapkan ban karet sesuai jumlah peserta. Tak lupa kami diminta mengenakan jaket pelampung serta diberi kantong khusus anti air untuk menyimpan smartphone selama kegiatan susur sungai.

Long Track yang Mendebarkan

Begitu semua persiapan selesai, Kastoyo meminta kami naik ke mobil bak terbuka yang juga digunakan untuk mengangkut ban karet. Kami kemudian diantar ke area start long track yang berada tak jauh dari kawasan Mbesangu.

Kastoyo memuat ban karet untuk tubng ke bak mobil (c) TravelingYuk/Abie

Sebenarnya redaksi TravelingYuk berniat menjajal extra long track yang membentang sejauh 6 kilometer. Namun karena kami baru sampai di lokasi sekitar pukul setengah empat sore, akhirnya short track dengan jarak tempuh 3,5 kilometer dijadikan sebagai pilihan.

Setelah briefing singkat dari para pemandu, kami pun langsung nyebur ke sungai dengan menaiki ban karet berdiameter sekitar satu setengah meter. Di awal perjalanan canda tawa masih sering terdengar. Namun begitu perjalanan berlangsung kurang lebih 10 menit, arus sungai mulai terasa lebih liar. Ban karet yang kami tumpangi sesekali berguncang karena menabrak bebatuan yang ada di dasar sungai.

Beberapa saat sebelum tubing dimulai (c) TravelingYuk/Abie

Untungnya, para pemandu dengan sigap mengawasi untuk memastikan perjalanan aman dan menyenangkan. Mereka tak segan terjun dan berenang di sungai untuk mengarahkan, kalau-kalau ada pengunjung yang keluar jalur dan terpisah dari rombongannya.

Keseruan saat river tubing di Kebo Sungu (c) TravelingYuk/Abie

Selain arusnya yang cukup menantang, river tubing di Kebo Sungu juga cukup memanjakan mata. Di sepanjang perjalanan tersaji pemandangan pepohonan rimbun nan indah. Sayang, di beberapa spot yang konon menjadi andalan justru tampak berantakan karena baru saja terkena banjir.

Menjelang akhir perjalanan, arus sungai jauh lebih tenang. Kami pun jadi bisa lebih menikmati atmosfer syahdu di sekitar sungai. Tanpa terasa, river tubing pun berakhir menjelang maghrib di titik finish.

Asal-usul Kebo Sungu yang Unik

Tim TravelingYuk kemudian diantar kembali ke area gerbang masuk menggunakan mobil bak terbuka. Setelah membersihkan diri, kami disambut dengan sajian makanan berupa kue talam berbahan jagung, ayam goreng, dan sayur lodeh, plus teh hangat.

Di tengah-tengah perjalanan river tubing (c) TravelingYuk/Abie

Sembari makan, kami pun ngobrol dengan Kastoyo, yang menceritakan asal muasal nama Kebo Sungu. Menurutnya, penduduk di sekitar desa dulunya sering berjalan kaki sembari membawa hasil kerajinan maupun pertanian mereka ke pasar. Barang-barang tersebut dibawa dengan cara dipanggul atau disunggi, hingga dari kejauhan nampak seperti kepala kerbau dengan tanduk besar.

Terinspirasi Pindul

Di daerah sekitar Jogjakarta terdapat lokasi river tubing lain yang sudah kondang di antara para wisatawan, yakni di Goa Pindul, Gunung Kidul. Kastoyo kemudian tak menampik bahwa pihaknya memang menjadikan wanawisata di kawasan Wonosari tersebut sebagai inspirasi untuk mengembangkan Kebo Sungu.

Kegiatan river tubing di Kebo Sungu dilihat dari udara (c) TravelingYuk/Abie

Namun demikian, Kastoyo mengatakan bahwa sensasi river tubing di Kebo Sungu lebih mendebarkan dibanding Pindul. Menurutnya, jelajah sungai di kawasan yang ia kelola terasa semakin menegangkan karena arusnya jauh lebih deras dan terdapat batu-batuan di dasar sungai yang membuat guncangan ketika menaiki ban karet lebih terasa.

Bakal Ada Kano

Asyik mengobrol, tim TravelingYuk melihat barisan kano yang ada di seberang gudang peralatan. Kastoyo menjelaskan bahwa pihaknya memang ada rencana untuk mengembangkan paket wisata menyusuri sungai dengan menaiki perahu kecil berkapasitas dua orang tersebut.

Namun sayangnya, paket perahu kano ini masih dalam tahap uji coba. Baru para pemandu yang mulai mencobanya. Ketika para instruktur sudah mahir dalam mengarungi sungai menggunakan kano nanti, barulah rencananya Kebo Sungu akan mulai menawarkan paket baru ini.

Itulah beberapa keseruan yang kami rasakan selama bertualang menyusur sungai di river tubing Kebo Sungu. Bagaimana, tertarik untuk mengunjungi Bantul dan merasakan pengalaman serupa?

Advertisement
Tags
Bantul Travelingyuk Wisata Wisata Alam
Share