Teman Traveler sedang berwisata di Kota Bunga tapi masih bingung nyari kafe kekinian Malang? Udah nggak zamannya, Teman Traveler. Sekarang sudah ada banyak kedai kopi asyik dengan beragam tema keren di kota ini. Petruk Warung Publik adalah salah satunya.

Petruk Warung Publik bisa Teman Traveler temukan di simpang Gajayana, kawasan yang dekat dengan sejumlah universitas. Tempat ini sering jadi tempat ngumpul para mahasiswa di Malang. Dari segi tempat, kedai kopi unik ini sebenarnya bisa dibilang sederhana. Namun sentuhan budaya Jawa-lah yang membuatnya jadi menarik.
Sentuhan Budaya dan Kesenian Jawa

Sejak pertama melangkah masuk Petruk Warung Publik, Teman Traveler akan langsung temukan simbol budaya Jawa. Tepat di sisi kiri setelah pintu masuk, terdapat dinding berhiaskan Wayang Punokawan. Hmm, jadi serasa berada di Jawa Tengah nih.
Nabila Nugraheni, sang pemilik warkop, mengatakan bahwa wayang tersebut merupakan karya seorang seniman bernama Mbah Karno. Dibuat dari kulit asli dan dilukis sendiri oleh sang seniman. Tak sekedar hiasan, Nabila mengemukakan bahwa wayang ini menyimpan banyak cerita menarik.

Selain wayang, Teman Traveler bisa temukan simbol budaya Jawa lainnya, yakni kendi alias tempat air minum khas masyarakat Jawa. Kalian yang menyukai dekorasi bernuansa etnis bakal suka, deh, berlama-lama di sini. . Apalagi kedai kopi ini, banyak dihias menggunakan ornamen kayu dan bambu. Mulai dari jendela, kursi, hingga dindingnya.
Bambu sendiri memang identik dengan karakteristik masyarakat Jawa, yang menjalani hidup dengan bercermin pada alam sekitar. Dari sinilah muncul istilah ‘Ngelmu Pring’ atau belajar dari bambu.
Sederhana Tapi Bermakna

Dulur-dulur (teman-teman), sapaan akrab untuk pengunjung warkop ini, tak perlu khawatir jika mengajak banyak orang. Meski sederhana, Petruk menawarkan tempat luas dengan banyak tempat duduk. Jika ingin lesehan, Teman Traveler bisa langsung bergegas ke lantai dua.


Petruk juga memberikan wadah untuk berbagi beragam hal bermakna bersama kawan maupun keluarga. Teman Traveler bisa merasakan asyiknya bertukar pikiran sambil ngopi dalam suasana kekeluargaan yang nyaman. Bagi pemiliknya, warung kopi ini hadir untuk membangun silaturahmi, jadi kalian dijamin bakal betah berlama-lama di sini.
Ruang Kreatif

Petruk juga sering dijadikan tempat kegiatan kreatif, lho. Tak hanya sekedar ngopi, Teman Traveler juga bisa menambah wawasan serta kemampuan di sini. Beberapa kali, sejumlah komunitas di Malang menyelenggarakan acara menarik seperti workshop menyulam, membuat totebag atau pouch, hingga melukis.


Kalangan mahasiswa juga sering nongkrong di Petruk Warung Publik. Ada yang sekedar berkumpul, hingga memperbincangkan topik penting seputar agenda organisasi. Diskusi sastra seperti bedah buku pun sempat
diselenggarakan. Begitu pula malam sastra yang diisi acara pembacaan puisi.
Cemilan Favorit

Buat Teman Traveler yang penasaran, Petruk Warung Publik sangat mudah dijangkau. Tinggal arahkan kendaraan ke Jalan Simpang Gajayana dan kalian bakal temukan warung kopi sederhana dengan dinding anyaman bambu. Tempat ini biasanya buka mulai pukul 17.00 hingga 01.00.

Soal minuman dan cemilan, tersedia banyak menu ramah kantong. Teman Traveler bisa pesan Kopi Petruk atau Teh Petruk yang masing-masing dibanderol Rp7 ribuan saja. Untuk snack, ada kentang goreng, onion ring, donat, dan kadang-kadang ada brownies juga. Favorit saya adalah kentang goreng dan onion ring-nya, sangat enak dan pas sebagai teman ngobrol.

Jika Teman Traveler sedang asyik menyambangi wisata Malang, tak ada salahnya agendakan mampir ke sini. Meski sederhana, di Petruk Warung Publik kalian bisa rasakan atmosfer budaya Jawa yang unik. Oh ya, jangan lupa kenakan baju hangat ya, sebab udara malam di Malang cukup dingin belakangan ini.