Solo dikenal sebagai kota dengan warisan kebudayaan lumayan beragam. Mengusung slogan ‘Spirit of Java’, kota asal Presiden Jokowi ini juga kerap dianggap sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa. Hebatnya lagi, sebagian besar masih terus dipertahankan hingga kini.
Oleh karena itu, tak salah rasanya mengatakan bahwa mengunjungi Solo ibarat menyambangi jantung Pulau Jawa. Ada banyak tempat menarik yang bisa dijadikan jujugan, terutama bagi para penggemar wisata budaya. Salah satunya adalah Taman Sriwedari. Kompleks taman yang dibangun Sri Susuhunan Pakubuwono X itu memiliki Gedung Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari.
Di gedung tersebut, setiap malam Teman Traveler bisa menyaksikan pertunjukan wayang orang yang terbuka untuk umum. Liburan ke Solo rasanya tak lengkap jika tidak melihat atraksi tersebut. Tertarik? Berikut adalah sederet informasi yang patut kalian simak seputar Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari.
Lokasi Gedung Pertunjukan
Gedung Wayang Orang Sriwedari terletak di dalam kompleks Taman Sriwedari. Teman Traveler bisa menemukannya di sisi barat daya. Sebagai penanda, akan ada sebuah patung kecil berbentuk Gatotkaca sedang bertarung.
Loket tiket berada di sebelah kanan pintu masuk. Di depannya ada banyak penjual kacang dan pisang rebus. Bisa Teman Traveler beli sebagai camilan selama pertunjukan. Harganya lumayan murah, sekitar Rp1.000 hingga Rp2,000.
Tiket Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari
Tempat duduk penonton Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari terdiri dari beberapa kelas. Harganya cukup terjangkau. Untuk kelas VIP, satu tiket dijual seharga Rp10.000. Tiket kelas reguler bisa ditebus dengan modal Rp7.500. Sementara kelas ekonomi/balkon paling murah, harga tiketnya hanya Rp5.000 saja.
Kursi kelas VIP berada tepat di belakang warangga (para penabuh gamelan). Pemegang tiket ini bisa melihat lebih jelas para pemain yang sedang berlaga. Dialog yang diucapkan pun lebih terdengar jelas.
Kelas VIP dan reguler ditandai dengan kursi sofa warna merah. Sedangkan kursi ekonomi/balkon menggunakan kursi kayu keras dan berada di bagian belakang. Tak perlu khawatir salah tempat. Masing-masing tiket mencantumkan nomor kursi seperti di bioskop.
Jadwal Pertunjukan Wayang Orang
Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari digelar setiap malam, kecuali Minggu. Para penabuh gamelan mulai beraksi sekitar pukul 20.00. Beberapa menit sebelumnya, pengelola akan membuka pintu masuk. Penonton bakal diarahkan menempati tempat duduk sesuai tiket masing-masing.
Sebelumnya pertunjukan dimulai, Teman Traveler bisa melihat sejenak galeri wayang orang di bagian serambi gedung. Kalian akan disuguhkan deretan potret kegiatan wayang orang dari masa ke masa. Sangat menarik dan seolah membawa kita ke masa lalu.
Gelaran wayang orang biasanya berlangsung sekitar dua jam dan berakhir pukul 22.00. Sebelum lakon dipentaskan, pemimpin pertunjukan akan lebih dulu memberi informasi sekilas mengenai jalan cerita. Sayangnya, tidak ada penerjemah atau piranti alih bahasa. Penonton yang tidak bisa berbahasa Jawa akan kesulitan memahami pertunjukan.
Lakon Wayang Orang
Cerita yang dipentaskan di dalam Wayang Orang Sriwedari berbeda-beda tiap harinya. Bisa mengambil inspirasi dari kisah Mahabarata atau Ramayana. Setiap lakon yang akan dipentaskan bisa dilihat sejak awal bulan di laman eventsolo.com.
Dari berbagai lakon wayang yang dipertontonkan, ada empat ikon yang selalu muncul di atas panggung. Mereka adalah Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. Keempatnya merupakan punakawan, pembantu Pandawa Lima yang begitu kocak. Celotehan-celotehan mereka kerap membuat para penonton tertawa.
Biasanya mereka muncul pada jeda babak utama ketika plot kisah yang ditampilkan mulai menegangkan. Penonton diajak santai sejenak, sembari menerka kira-kira bagaimana kelanjutan kisah utama. Namun salah satu punakawan juga bisa memerankan tokoh utama, misalnya pada lakon ‘Petruk Dadi Ratu’ (Petruk Jadi Raja).
Hikmah Pertunjukan Wayang Orang
Melihat pertunjukan wayang orang, banyak pelajaran yang bisa dipetik. Salah satunya adalah bagaimana tabiat baik atau buruk manusia akan kembali pada pribadi masing-masing. Kadangkala di antara fragmen cerita ditampilkan tembang macapat sesuai jalannya cerita.
Tembang Megatruh misalnya, tembang yang menunjukkan peristiwa kematian ini akan dinyanyikan saat ada lakon meninggal. Sebaliknya, Tembang Dhandanggula akan terdengar saat para lakon sedang bahagia. Semuanya menunjukkan bahwa kebudayaan wayang orang memiliki nilai luhur.
Sayangnya, Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari tak selalu ramai tiap malamnya. Banyak kursi penonton kosong, terutama di bagian belakang. Oleh karena itu, tak ada salahnya Teman Traveler melihat pertunjukan ini ketika sedang liburan di Solo. Selain mendapatkan hiburan, kamu juga turut berpartisipasi menjaga budaya lokal yang kian terancam.