11 Pendaki Tersambar Petir Saat di Gunung Prau, Apa Penyebabnya?

Advertisement

Saat libur panjang atau akhir pekan, pecinta alam bebas banyak yang menghabiskan waktunya dengan mendaki gunung. Menjadi kebanggaan tersendiri, bisa mencapai puncak tertinggi dan menguji kemampuan. Tidak heran jika di hari-hari tertentu, banyak pendaki membanjiri gunung-gunung di Indonesia.

Selain butuh tenaga yang kuat, pendaki harus paham tentang aturan-aturan selama berada di kawasan pegunungan. Mulai dari jam untuk menyusuri jalur pendakian hingga larangan yang bersifat penting. Salah satunya memainkan handphone yang sinyalnya berpotensi memancing petir untuk menyambar saat di luar ruangan. Berita duka datang dari Wonosobo, 11 pendaki tersambar petir dan 3 di antaranya meninggal dunia.

11 Pendaki Gunung Prau tersambar petir
11 Pendaki Gunung Prau tersambar petir [image source]
Dilansir dari Kompas, Minggu kemarin, tepatnya tanggal 23 April 2017, rombongan yang berisi 11 orang berencana turun dari pendakiannya di Gunung Prau, Kabupaten Wonosobo. Namun, saat baru beberapa langkah, hujan turun begitu derasnya dan memaksa mereka untuk menghentikan perjalanan dan berteduh.

Dengan membangun bivak, yaitu tempat perlindungan darurat yang dibangun di dekat tower Nganjil, 11 pemuda tersebut berlindung dan menunggu hujan reda sambil bermain ponsel. Namun, nahas, aktivitas tersebut malah membuat mereka tersambar petir. Dari belasan orang, 3 diantarannya tewas, dan yang lainnya luka-luka bakar.

Saat evakuasi korban Gunung Prau
Saat evakuasi korban Gunung Prau [image source]
Ada juga yang mengalamu shock berat setelah menyaksikan apa yang menimpa dirinya dan juga teman-temannya. Tim gabungan dari Polsek Kejajar, anggota tim SAR, bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengevakuasi korban dari puncak. Para pendaki yang selamat dibawa ke RSUD Wonosobo.

Adapun nama korban yang tewas adalah Deden Hidayat (30) warga Depok, Aditya Agung D (29) dan Adi Setiawan (30) warga Duren Sawit, Jakarta Timur. Korban yang tewas sudah diantarkan ke rumah duka dengam ambulans. Sedang korban luka-luka dirawat inap. Ada 2 yang mengalami luka bakar serius.

“Korban Danang mengalami luka bakar di bagian punggung dan leher,” jelas Zulhawari Agustianto, perwakilan dari Humas Kantor Basarnas Jateng. Selain Danang, Saiful Ulum (31) asal Kendal juga harus dirawat intensif. Sebagian pasien yang dirawat inap berharap bisa dipindahkan ke rumah sakit yang lebih dekat dengan tempat tinggal.

Evakuasi korban
Evakuasi korban [image source]
Duty Manager RSUD Wonosobo, Suhodo menyatakan bahwa selain penyembuhan luka bakar, para korban juga perlu mendapat pemulihan mental untuk kesembuhan mereka. “Untuk yang luka bakar serius kami belum bisa pastikan kapan bisa dibawa pulang. Bagi yang mengalami luka ringan, mungkin bisa lebih cepat pulang sampai kondisi mereka membaik,” tambahnya lagi.

Dari tragedi di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa bermain ponsel saat hujan deras. Ini bukan kasus pertama. Kejadian serupa juga terjadi pada anak kecil di Nganjuk. Bagaimana, masih berani?

Advertisement
Tags
Gunung Indonesia Jawa Tengah Wonosobo
Share