Berlokasi di Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru, berdiri kokoh Museum Sang Nila Utama. Bangunan didominasi warna kuning dan hijau menjadi ciri khas Melayu, terlebih dengan adanya penambahan salembayung. Museum ini diresmikan pada 9 Juli 1994 oleh Direktur Jenderal kebudayaan Prof. Dr. Edi Sedyawati, yang memiliki tiga lantai. Di dalamnya terdapat 1.000 koleksi, baik historis, arekologi, mata uang dan benda sejarah lainnya.
Rute Masuk Museum
Begitu memasuki kawasan museum, untuk dapat tiket masuk, pengunjung menaiki anak tangga terlebih dahulu, sebab pintu masuk berada di lantai dua. Untuk harga tiket bervariasi, tergantung usia, rombongan maupun turis asing. Untuk turis asing Rp. 10 ribu, rombongan di atas 20 orang dipotong 20 persen, anak-anak Rp. 3.500 dan dewasa Rp. 5.000.
Rute Perjalanan Museum
Lebih lanjut saat sudah mendapat tiket, pengunjung bisa langsung menjelajahi sejarah di museum Sang Nila Utama. Agar bisa mendapat hasil pengetahuan yang maksimal dari museum, kamu bisa menggunakan guide museum. Namun rute yang direkomendasikan untuk tour adalah lewat pintu masuk sebelah kiri. Di sana tersaji perihal sejarah terbentuknya Provinsi Riau, sejarah eksplorasi minyak di Riau serta gubernur yang menjabat di Riau.
Replika di Museum
Lanjut ke lantai dasar, hal yang menonjol adalah replika dari Candi Muara Takus yang aslinya berada di Kabupaten Kampar. Kemudian begitu melirik ke kaca terdapat hewan-hewan yang ada di kawasan Riau seperti harimau dan lainnya. Lalu terdapat kaca lain yang di isi berbagai macam rumah adat kabupaten/kota, alat musik daerah, serta alat peralatan hidup dan perahu khas Riau. Sementara untuk di lantai tiga di dominasi koleksi peninggalan kerajaan.
Pengunjung Museum
Pengunjung Museum Sang Nila Utama tidak hanya dari wisatawan lokal. Wisatawan mancanegara pun turut serta mengunjungi seperti Malaysia dan Amerika. Selain itu, banyak mahasiswa perguruan tinggi Indonesia yang datang ke museum.
Koordinator Bimbingan Edukasi Museum Sang Nila Utama, Drs. Andrizal menyampaikan bahwa, ketika ke Pekanbaru pasti tujuan pertamanya ke Museum Sang Nila Utama terlebih dahulu.
Andrizal juga memberitahu untuk meningkatkan jumlah pengunjung, pihak museum menyediakan brosur yang di dalamnya terdapat terjemahan. Kemudian terdapat penyuluhan museum ke sekolah di kabupaten yang diadakan setiap tahun, di bulan Agustus sampai Desember sehingga museum bisa disimpulakan sebagai tempat yang kredibel untuk belajar mengenai sejarah Riau.
Sekitar Museum
Harapannya, agar pengembangan museum ini lebih berlanjut. Terutama tentang pencahayaan dan tata ruang, lemari serta kayu diganti. “Dengan pencahayaan tiga dimensi. Supaya lebih menarik dan lebih banyak pengunjung,” jelasnya.
Jika membawa rombongan tour ke Museum Sang Nila Utama, jangan lupa mampir ke pendopo maupun taman mini Gemala yang berada di Belakang museum. Di taman mini Gemala biasa dijadikan tempat istirahat sejenak para pengunjung yang memiliki rombongan. Selamat berkunjung Teman Traveler.