Museum Keris Nusantara berada tepat di belakang stadion Sriwedari Solo dan termasuk destinasi wisata anyar. Presiden Joko Widodo baru saja meresmikannya pada 2017 silam. Meski demikian, koleksinya lumayan lengkap lho Teman Traveler. Ada sekitar 1000-an benda pusaka disimpan di sini.
Tak heran jika UNESCO kemudian memberikan sertifikat resmi pada Museum Keris Nusantara. Lantas apa fakta menarik lain dari museum kebanggaan warga Solo ini? Yuk, simak penjelasan lengkapnya.
Lokasinya Strategis dengan Bangunan Unik
Mencapai tempat ini sangat mudah, Teman Traveler cukup berjalan kaki menyusuri trotoar menuju arah selatan Stadion Sriwedari. Nantinya kalian akan melihat sebuah gedung lima lantai yang masih nampak relatif baru di sisi kiri jalan. Terlihat mencolok karena bangunannya menghadap ke arah barat daya, beda dari bangunan sekitarnya yang menghadap ke selatan.
Museum Keris Nusantara beroperasi dari Selasa hingga Minggu. Mereka buka antara pukul 09.00 hingga 16.00. Khusus Jumat hanya buka sampai pukul 11.00. Sedangkan untuk hari Senin tutup, jadi jangan sampai salah hari berkunjung ya.
Teman Traveler harus membayar tiket Rp7.500 untuk masuk museum ini, berlaku di hari-hari biasa. Sementara untuk hari Minggu lebih mahal, sekitar Rp10.000. Pelajar juga dikenakan tiket, namun harganya hanya Rp5.000 saja.
Suara Latar Luar Biasa
Meski arsitekturnya terkesan modern, museum ini masih memancarkan nuansa Jawa kental. Begitu masuk ruang pertama, Teman Traveler akan melihat plakat wayang Petruk dengan tulisan monggo atau selamat datang dalam Bahasa Jawa. Di sisi kanan dan kiri terdapat banyak ukiran dan ornamen indah. Dua patung buto tampak gagah dengan pose duduk siaga.
Selama kunjungan, Teman Traveler akan ditemani latar belakang musik gending Jawa. Menambah eksotis suasana sekitar, apalagi dengan wangi dupa di hampir setiap sudut museum. Benar-benar bakal jadi pengalaman tak terlupakan.
Koleksi keris di sini dipajang dalam etalase kaca tebal, dengan alas kain berwarna merah menyala. Masing-masing keris diberi keterangan rinci soal jenis (tangguh, pamor, pendhok, atau lainnya), ukiran, serta pemilik aslinya. Semua ini didukung dengan tata pencahayaan yang baik, hingga keris-keris tersebut semakin terlihat anggun.
Lantaran berstatus sebagai benda pusaka, keris-keris di sini dirawat dengan begitu baik. Perawatan keris lazim disebut dengan istilah jamasan dan wajib menggunakan bahan-bahan khusus. Tujuannya agar pamor keris tetap terlihat mencolok.
Koleksi keris di sini sebagian besar merupakan hasil hibah perseorangan atau dari instansi pemerintah. Mulai dari mantan Bupati Wonogiri, sejumlah pengusaha, hingga Kemendikbud RI. Senjata tradisional tersebut sengaja dititipkan di sini agar lebih terawat dan aman.
Selain menyimpan koleksi keris, museum ini juga memiliki beberapa koleksi tombak dan pedang. Pengunjung juga akan dimanjakan dengan tampilan diorama, serta fasilitas perpustakaan dan ruang pertemuan. Terdapat pula beberapa spot foto menarik. Bagi yang sudah merasa lelah usai berlama-lama menikmati keindahan keris, ada beberapa kursi empuk untuk beristirahat.
Proses Panjang Pembuatan Keris
Begitu sampai di lantai empat, Teman Traveler bisa melihat urut-urutan proses pembuatan keris yang ternyata cukup panjang. Mulai dari pemilihan bahan dari lava Gunung Merapi, persiapan sesaji, memanjatkan doa-doa, hingga penempaan sederhana oleh seorang Empu.
Di lantai empat aroma dupa akan terasa lebih tajam. Tata cahayanya juga lebih temaram. Tak heran jika kesan mistis terasa cukup kental di sini. Tapi Teman Traveler tak perlu khawatir, destinasi wisata satu ini sangat aman untuk dikunjungi kok.
Keris Jokowi dan Fadli Zon
Selain menjabat Wakil Ketua DPR, Fadli Zon ternyata juga mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). Tidak mengherankan, mengingat beliau memiliki koleksi keris yang konon jumlahnya ribuan.
Fadli Zon menghibahkan tiga keris miliknya sebagai koleksi Museum Keris Nusantara. Teman Traveler bisa melihat satu di depan pintu masuk lantai lima, dan dua lagi di sisi selatan.
Keris lain yang tak kalah istimewa adalah pemberian Presiden Jokowi yang bernama Kyai Tengara. Nama tersebut terinspirasi dari kata tenger yang dalam Bahasa Jawa berarti pertanda. Pemberian keris Kyai Tengara sekaligus menjadi pertanda awal berdirinya Museum Keris Nasional.
Keris ini memiliki gandik Ganesha sebagai simbol kecerdasan. Lima luk-nya menjadi simbol Pancasila. Sementara kepala warangka-nya berhiaskan ukiran beragam hewan. Secara keseluruhan, keris Kyai Tengara menggambarkan keragama suku dan budaya Indonesia. Istimewanya lagi, benda ini bertahtakan intan dan emas. Harganya ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Keris ini diletakkan di tengah ruangan dan menempati etalase khusus dengan rangkaian bunga melati. Di sekelilingnya diberi batas pita merah agar pengunjung tidak naik dan memegang keris. Sementara di depannya terdapat tempat dupa yang mengeluarkan aroma wangi khas.
Keris Fadli Zon dan Jokowi bisa Teman Traveler temukan di lantai lima. Dari sini kalian juga bisa melihat keelokan Stadion Sriwedari dan panorama Solo dari ketinggian.
Itulah Museum Keris Nusantara Solo yang menyimpan banyak pesona. Ingat Teman Traveler, keris bukan sekedar senjata, namun merupakan sebuah pusaka Nusantara hasil imajinasi seni tingkat tinggi. Generasi muda selayaknya harus mengerti dan ikut menjaga warisan budaya yang hanya ada di Indonesia ini. Selamat berkunjung.