Sebuah pemandangan menarik tersaji di kompleks Kelenteng Sam Poo Kong, kota Semarang. Di dekat pintu masuk kawasan kelenteng terdapat sebuh bangunan yang tak asing bagi umat muslim, sebuah musala tempat beribadah orang islam berdiri tegak di sudut Kelenteng Sam Poo Kong.
Tim Travelingyuk mendapati pemandangan tak lazim ini kala jalan-jalan ke kota lumpia beberapa waktu lalu. Ketika menyambangi tempat pendaratan pertama Laksamana Tiongkok bernama Zheng He/ Cheng Ho di kawasan Simongan yang kini berfungsi sebagai tempat ziarah dan sembahyang masyarakat tionghoa ini tim Travelingyuk terkejut saat mengetahui ada musala di dalam area kelenteng.
Musala ini berada di sudut utara dari Kelenteng atau di dekat pintu masuk. Warna merah mendominasi musala tersebut mungkin karena disesuaikan dengan nuansa kelenteng yang memang didominasi warna merah khas bangunan Tiongkok.
Baca Juga: Dilayani Pelayan Seksi di McDonald’s di Taiwan, Mana Tahan!
Mengingat sebuah kelenteng adalah tempat beribadah bagi umat Kong Hu Cu namun keberadaan fasilitas beribadah untuk umat muslim ini tentu saja melegakan hati kami. Hal ini sekaligus membuktikan jika masyarakat tionghoa di sana memiliki toleransi beragama yang mereka jaga dengan baik. Pemandangan seperti inilah yang sudah sangat jarang kita temui.
Di sisi lain, keberadaan musala di Kelenteng Sam Poo Kong tidaklah mengherankan jika kita mau menarik kebelakang tentang sejarah Kelenteng tersebut. Di mana pada awalnya tempat itu adalah lokasi pendaratan sekaligus persinggahan pertama seorang Laksamana Tiongkok Cheng Ho yang beragama Islam.
Sebenarnya fungsi bangunan ini menjadi aneh karena digunakan sebagai Kelenteng bukannya masjid mengingat Laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim. Akan tetapi hal tersebut dapatlah dimengerti sebab mereka yang beragama Kong Hu Cu mengganggapnya sebagai dewa. Agama mereka menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan.
Meski Kelenteng ini berfungsi sebagai tempat sembahyang namun banyak pula traveler beragama Islam yang mengunjunginya. Hanya saja mereka yang tidak memiliki kepentingan untuk sembahyang dilarang masuk di kelenteng utama.
Penting untuk diingat bahwa Laksamana Cheng Ho merupakan keturunan Persia dan beragama Islam. Sehingga itulah yang menjadi alasan kenapa orang Islam juga banyak yang datang berkunjung ke Kelenteng Sam Poo Kong.
Untuk mengunjungi Kelenteng ini traveler bisa menggunakan angkot dari pusat kota. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 20 menit dan bisa turun di kawasan Simpang Kali Garang kemudian lanjutkan dengan jalan kaki. Setiap pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp. 3.000,00 untuk memasuki kawasan kelenteng.