Masjid Agung Banten, Kian Megah dengan Wajah Baru

Advertisement

Awal tahun lalu, saya sempat kebingungan mencari pintu masuk Masjid Agung Banten. Hal ini lantaran ada banyak lapak pedagang kaki lima menutupi jalan. Saya jadi tak leluasa melihat kemegahan masjid kreasi Sultan Maulana Hasanuddin, yang dibangun antara 1552-1570 ini.

lrm_export_1228607076485976_20190827_004300255_1__CKh.jpeg
Masjid Agung Banten (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Namun kini, semua hal tersebut tak saya alami lagi. Masjid Agung Banten sudah nampak sangat berbeda. Kemegahannya sudah bisa terlihat dari kejauhan, bahkan berkeliling di sekitar sini pun jadi makin mengasyikkan. Nah, Teman Traveler penasaran dengan wajah baru masjid legendaris ini? Yuk, simak cerita saya selengkapnya.

Objek Wisata Religi

lrm_export_1224172328513970_20190826_225302225_Wj9.jpeg
Kemegahannya tampak dari kejauhan (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Masjid Agung Banten telah lama jadi objek wisata religi bagi wisatawan dari seluruh Indonesia, terutama masyarakat Banten sendiri. Mereka datang untuk berziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten sekaligus jadi sultan pertama.

lrm_export_1223051034668773_20190826_223420931_Bg2.jpeg
Peziarah berjalan menuju masjid (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Teman Traveler, saat weekdays area sekitar sini mungkin terlihat cukup tenang. Hanya nampak beberapa pengunjung duduk-duduk santai di
area taman. Namun begitu memasuki akhir pekan, apalagi saat Rabiul Awal atau bertepatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW, bakal banyak peziarah memadati masjid.

Dirancang Tiga Arsitek

lrm_export_1223906568078759_20190826_224836464_urP.jpeg
Arsitektur masjid (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Teman Traveler, Masjid legendaris ini ternyata dirancang oleh tiga arsitek sekaligus lho. Mereka adalah Raden Sepat dari Majapahit, Tjek Ban Tjut dari Tiongkok, serta Hendrik Lucaz Cardeel dari Belanda. Ban Tjut sendiri akhirnya diberi gelar Pangeran Adiguna, sementara Cardeel mendapat sebutan Pangeran Wiraguna.

Keunikan arsitektur bangunan ibadah ini terlihat dari atapnya yang bertumpuk lima, mirip pagoda. Jumlah tersebut merujuk pada lima waktu shalat; Shubuh, Dzuhur, Ashar, Magrhib, dan Isya. Nah, ketika Teman Traveler hendak masuk masjid, kalian akan mendapati pintu-pintu di sini sengaja dibuat rendah, memaksa umat menundukkan kepala. Hal sebagai perlambang untuk tunduk dan tidak menyombongkan diri di hadapan Allah SWT.

lrm_export_1223623145707252_20190826_224353042_tir.jpeg
Jalan masuk menuju bangunan utama (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Keunikan lain dari masjid ini ada di bagian menaranya. Ketika hendak naik ke sini, Teman Traveler akan mendapati lorongnya sangat sempit, hanya muat untuk satu orang. Para peziarah harus bergantian ketika akan naik atau menuruni tangga menara. Di sinilah kesabaran masing-masing individu diuji.

lrm_export_1242598753359159_20190827_102316749_1__KhS.jpeg
Pemandangan Banten dari ketinggian (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Begitu sampai di puncak menara setinggi kurang lebih 24 meter ini, Teman Traveler bisa melihat lanskap sebagian wilayah Banten, mulai dari pesawahan, pegunungan, dan lautan. Luar biasa! 

Dekorasi Modern

lrm_export_1223768895387197_20190826_224618792_67M.jpeg
Payung besar di sekitar masjid (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Selain untuk membuat masjid kelihatan lebih indah dan teratur, renovasi Masjid Agung Banten juga merupakan salah satu upaya pengelola untuk menarik minat generasi milenial. Diharapkan para wisatawan muda tertarik mampir untuk beribadah, sekaligus mempelajari situs bersejarah peninggalan Kesultanan Banten ini. 

Bangunan masjid yang padukan budaya Hindu-Jawa, Eropa, dan Tiongkok ini sekarang nampak makin cantik lagi dengan kehadiran payung-payung besar, mirip seperti yang ada di Masjid Nabawi Mekah. Selain itu sudah ada deretan taman hijau yang bikin suasana sekitar makin teduh.

lrm_export_1223472491110539_20190826_224122387_KKp.jpeg
Lantai marmer (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Tak hanya itu, lantai masjid juga sudah dilapisi marmer mewah dan rapi. Begitu mampir ke area depan, Teman Traveler hanya akan melihat hamparan putih bersih. Bikin siapapun jadi betah berlama-lama habiskan waktu di simbol kejayaan Islam ini.

Lokasinya Mudah Dijangkau

lrm_export_1243489132461632_20190827_103807128_1__57Y.jpeg
Kawasan wisata Banten lama (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Masjid Agung Banten berada di Kawasan Wisata Banten Lama. Jaraknya kurang lebih 10 kilometer dari Alun-alun Serang, tepatnya di Desa Banten, Kecamatan Kasemen. Teman Traveler bisa lebih mudah menjangkau masjid dengan menumpang kendaraan pribadi. Jika ingin lebih praktis, bisa juga memanfaatkan jasa transportasi daring dari Terminal Pakupatan atau sekitar pusat kota.

Buat Teman Traveler yang berasal dari luar kota, begitu keluar dari Gerbang Tol Serang Timur kalian bisa ikuti petunjuk jalan yang ada. Dengan perjalanan sekitar 45 menit, kalian sudah bisa melihat uniknya arsitektur masjid satu ini.

lrm_export_1224290109107571_20190826_225500005_dfl.jpeg
Jalan masuk area masjid (c) Yudi Rahmatullah/Travelingyuk

Teman Traveler, itulah sedikit cerita saya mengunjungi Masjid Agung Banten untuk kedua kalinya. Bukan hanya keindahannya yang jadi daya tarik, nilai sejarah tempat ini juga patut disimak. Jadi kapan nih kalian menjelajah wisata Banten dan meluangkan waktu mampir ke sini?  

Advertisement
Tags
Banten kontributor Travelingyuk wisata banten
Share