Makam Ulama dari Indonesia Ternyata Dijaga dan Jadi Warisan Budaya di Afrika Selatan

Advertisement

Kita tahu sebagai negara dengan populasi warga muslim yang besar, ulama begitu dihormati di Indonesia. Tapi ternyata, ada negara yang juga memberikan penghormatan pada ulama dari Nusantara. 

Tepatnya di Afrika Selatan, ada sebuah makam ulama yang mungkin generasi kita tak mengenalnya, tapi ia berperan besar dalam sejarah ratusan tahun lalu. Ialah Sayed Abdul Malik. Kabar ini disampaikan oleh Kementrian Luar Negeri setelah mendapat rilis resmi South African Heritage Resource Agency. 

Siapakah Sayed Abdul Malik dan kenapa pemerintah Afrika Selatan begitu respek sehingga menjadikannya warisan budaya di sana?

Mengenal Sayed Abdul Malik memberi pengaruh spiritual di Afrika Selatan

Makam Sayed Abdul Malik di Afrika Selatan. Foto via: Google Review/Saadiq Sayed, Rafique Sayed

 Buat kalian yang gemar dengan warisan budaya dan sejarah dalam bertraveling, tentu tahu bahwa beberapa abad silam, terjadi penyebaran agama di seluruh belahan dunia. Nah, sebelum Indonesia seperti sekarang dan masih berupa daerah-daerah kerajaan, adalah seorang Tuan Guru yang berasal dari Kerajaan Tidore. 

Tuan Guru diasingkan oleh VOC ke Cape Town pada tahun 1793 agar tidak berkomunikasi dengan Inggris. Dalam pengasingannya ini sosok yang juga Hafiz Quran tersebut membangun madrasah hingga masjid pertama di Afrika Selatan. Tuan Guru akhirnya juga menutup usia di tempat itu. 

Namun, dirinya  memiliki seorang kepercayaan yang juga berasal dari Nusantara di negeri tersebut. Orang itu adalah Sayed Abdul Malik yang datang ke Cape Town pada penghujung abad 18. Ia menambah daftar nama ulama Indonesia yang datang ke tanah tersebut dan memperkaya budaya dalam hal keagamaan di Afrika Selatan. 

Membangun dan menetapkan makam sebagai bentuk penghormatan 

Makam Sayed Abdul Malik sebagai National Heritage jadi mempererat hubungan kedua negara. Foto via Dunia Tempo

Karena apa yang telah dilakukan oleh para ulama ini akhirnya berdampak besar bagi Afrika Selatan setelahnya, pemerintah pun memberikan penghormatan dan menjadikan makam Sayed Abdul Malik beserta ulama lainnya sebagai national heritage. 

Jadi, bukan hanya secara simbolis, tapi bangunan ini juga akan dijaga oleh pemerintah Afrika Selatan melalui Badan Warisan Budaya Nasional Afrika Selatan. Tentunya hal ini juga akan mempererat hubungan bilateral kedua negara. 

Sebelumnya, Afrika Selatan juga beri penghormatan pada Tuan Guru

Gedung makam Sayed Abdul Malik. Foto via: Francois F Swanepoel/Flickr

Selain makam Sayed Abdul Malik, di tahun 2019 Afrika Selatan telah meluncurkan buku mengenai Tuan Guru dan perannya yang menorehkan sejarah keislaman di negara mereka. Acara tersebut juga dihadiri oleh Dubes RI di Pretoria yakni Salman Al Farisi. 

Judul buku yang sangat eksotis ini sepertinya juga menarik untuk jadi bacaan kalian yang suka traveling sambil menyusuri sejarah, yaitu From the Spice Islands to Cape Town: The Life and Times of Tuan Guru. 

Asal tahu saja, meski dalam kondisi pengasingan dan penjara, Tuan Guru yang Hafiz Quran masih sempat menuliskan 2 kali hafalan Al Qur’an di kepalanya. Masih belum cukup, ia membuatkan sebuah panduan iman dan agama yang tebalnya hingga 613 halaman. Tujuannya agar muslim di Afrika Selatan yang ingin belajar agama bisa lebih mudah. 

Bagaimana perasaanmu mengetahui bahwa bangsa kita tidak kalah memberikan sumbangsih pengaruh budaya dan spiritual pada bangsa lainnya? Nah, kalau suatu hari kalian bisa jalan-jalan ke Afrika Selatan, boleh juga nih jadi wishlist location. 

Advertisement
Tags
wisata religi
Share