Indonesia memiliki banyak sekali peninggalan Belanda yang dapat ditemukan. Beberapa masih terjaga hingga saat ini, kebun binatang adalah salah satunya. Jika di Jakarta dulu ada Kebun Binatang Cikini yang sekarang pindah Kebun Binatang Ragunan, Sumatera Barat juga memiliki peninggalan era Belanda, yaitu Kebun Binatang Bukittinggi. Yuk, lihat kisah lengkapnya.
1. Dibangun pada Tahun 1900
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan atau Kebun Binatang Bukittinggi, merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia. Bermula dari gagasan ide seorang Belanda yang bertugas di Fort de Kock, bernama Gravenzanden, tempat ini dibangun pada tahun 1900 dengan nama Stormpark.
2. Pertukaran Hewan dengan Kebun Binatang Surabaya
Tahun 1933, tempat ini melakukan pertukaran koleksi dengan Kebun Binatang Surabaya. Dengan begitu, Kebun Binatang Bukittinggi memiliki spesies hewan dari Indonesia Timur. Setelah masa penjajahan, nama Fort De Kocksche Dieren Park berganti menjadi Taman Puti Bungsu. Hingga akhirnya pada tahun 1995 melalui peraturan daerah No. 2 Tahun 1995 ditetapkan menjadi Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan.
3. Juga Memiliki Wahana Budaya
Kebun Binatang Bukittinggi memiliki rumah adat Minangkabau yang disebut dengan Rumah Adat Baanjuang. Difungsikan sebagai museum, rumah adat yang didirikan sekitar pada tahun 1935 ini diupayakan untuk mengangkat kebudayaan tradisional masyarakat Minangkabau. Didalamnya Teman Traveler dapat menemukan pakaian, perhiasan dan alat-alat kesenian khas dari Minang.
4. Terhubung dengan Benteng Belanda
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan terhubung dengan peninggalan sejarah Belanda, Benteng Fort de Kock. Tempat tersebut dibangun pada tahun 1825. Dua tempat tersebut dihubungkan oleh Jembatan Limpapeh, sebuah jembatan gantung yang memiliki panjang 90 meter dan lebar 3,8 meter.
Sumatera Barat memiliki berbagai jenis destinasi wisata. Selain Ngarai Sianok dengan pemandangannya yang luar biasa, Teman Traveler juga dapat mengunjungi Kebun Binatang Bukittinggi.