Pasca Gempa Lombok, jalur pendakian Gunung Rinjani resmi ditutup. Hal ini karena sejumlah jalur mengalami kerusakan. Penutupan tersebut dikabarkan hingga tahun 2020 mendatang. Lalu seperti apa kondisinya hingga saat ini? Berikut penuturan dari Kontributor Travelingyuk, Sidik Al-Anshori berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh tim gabungan dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bersama TNI-POLRI, Pemkab Lombok Utara dan Lombok Timur, BPBD, BASARNAS, porter, serta pelaku usaha wisata lainnya.
1. Longsoran di Jalur Pendakian
.png)
Sejak gempa pertama yang terjadi pada tanggal 29 Juli 2018 lalu, jalur pendakian Rinjani mengalami longsoran cukup serius. Hingga saat ini, sepanjang jalur pendakian Gunung Rinjani via Sembalun ditemukan 14 titik longsor. Sedangkan di jalur Senaru dan Torean, masing-masing 14 dan 12 titik longsor.
.png)
3. Terjadinya Keretakan Tanah di Jalur Pendakian
.png)
Gempa yang bertubi-tubi mengguncang pulau Lombok sejak 29 Juli 2018 lalu menyebabkan terjadinya keretakan serius di tanah jalur pendakian. Tentunya hal tersebut sangat membahayakan pendaki. Berdasarkan survei, ditemukan 11 titik retakan tanah di jalur Sembalun, 14 titik retakan tanah di jalur Senaru, dan di 12 titik retakan tanah di jalur budaya Torean.
.png)
4. Terputusnya Jalur Pendakian
.png)
Adanya longsor yang terjadi membuat semua jalur pendakian baik dari Senaru, Sembalun maupun Torean menuju ke danau Segara Anak menjadi terputus. Jalur pendakian Sembalun terputus akibat longsor di Bukit Penyesalan (Sekitar 120 m sebelum Pelawangan Sembalun). Sedangkan jalur pendakian Senaru terputus akibat longsor di bawah Pelawangan Senaru. Selain itu, Jalur pendakian budaya Torean juga terputus di jalur sebelum air terjun Penimbungan.
.png)
5. Sarana dan Prasarana Mengalami Kerusakan

Tidak hanya jalur pendakian, gempa juga mengakibatkan sarana dan prasarana yang ada di gunung Rinjani mengalami kerusakan. Untuk jalur pendakian Sembalun kantor TNGR Resort Sembalun dalam kondisi rusak sedang hingga berat, shelter sebanyak 1 unit rusak ringan, 1 unit rusak sedang, dan 1 unit rusak berat. Jembatan beton dengan rantai besi mengalami rusak berat namun masih bisa dilewati.
.jpg)
Untuk jalur pendakian Gunung Rinjani via Senaru, kantor TNGR Resort Senaru mengalami rusak berat dan beberapa shelter mengalami rusak ringan hingga berat. Untuk kondisi mata air, di pos II sembalun dalam kondisi baik. Sedangkan di jalur pendakian Senaru, masih tersedia mata air di pos II namun di pos III dan Cemara Lima tidak tersedia air.
.jpg)
6. Diperkirakan Dibuka Kembali Tahun 2020

Akibat kondisi tersebut, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) memerlukan proses rehabilitasi yang panjang. Menurut Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) proses rehabilitasi tersebut diperkirakan akan dilakukan setelah musim hujan usai (sekitar bulan mei 2019).
Menurut Kepala TNGR Sudiyono, pengajuan anggaran akan dilakukan tahun 2019. Oleh karena itu, dalam kondisi normal pendakian Gunung Rinjani menuju Danau Segara Anak dapat dibuka kembali pada tahun 2020.

Itu tadi ulasan tentang kondisi terkini jalur pendakian Gunung Rinjani. Bagi Teman Traveler yang berencana mendaki gunung Rinjani jangan berkecil hati. Hingga saat ini, pihak terkait masih mendalami lokasi wisata alternatif di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang bisa dikunjungi nanti. Selain itu, masih banyak destinasi wisata lain yang Teman Traveler bisa kunjungi di Lombok sembari menunggu proses rehabilitasi.