Apakah yang terbayang di benak Teman Traveler kalau mendengar kata staycation? Tentu membayangkan kasur empuk dengan segudang fasilitas, intinya agar liburan semakin nyaman. Namun berbeda dengan sebuah hotel rasa penjara di Korea Selatan, Prison Inside Me. Hotel ini didirikan untuk orang-orang yang ingin ‘terisolasi’ sejenak. Penasaran seperti apa? Yuk dibaca ulasan berikut.
Berawal dari Ide Istri Jaksa
Prison Inside Me muncul dari percakapan Noh Ji-Hyang, Co-founder, dengan suami yang berprofesi sebagai jaksa. Sang suami sering bekerja selama setidaknya 100 jam per minggu. Dia pun sesekali ingin berdiam diri di tempat yang terisolasi selama setidaknya satu minggu, agar setelahnya bisa menjadi lebih baik. Seperti dikutip dari reuters.com, itulah cerita dibalik berdirinya hotel rasa penjara tersebut.
Dipenuhi Pekerja dan Pelajar yang Lelah dengan Rutinitas
Prison Inside Me didirikan di kota Hongcheon, provinsi Gangwon, berjarak sekitar 1 jam perjalanan dengan kereta dari Seoul. Tamu yang bermalam di hotel rasa penjara ini kebanyakan dari kalangan pekerja atau pelajar yang membutuhkan ketenangan dari tuntutan kerja dan persoalan akademik. Korea Selatan dengan kehidupan serba teknologi canggih, perputaran ekonomi global, menyebabkan semakin ketatnya persaingan di kalangan pelajar dan pekerja. Berdampak pada peningkatan stres dan angka bunuh diri.
Ajang Relaksasi dengan Cara Unik
Maka dari itu menyingkir sejenak dari rutinitas diperlukan, salah satunya melipir ke Prison Inside Me. Dianggap sebagai ajang relaksasi dengan cara tidak biasa. Tamu yang menginap di hotel rasa penjara yang telah beroperasi semenjak tahun 2013 silam ini, membayar kurang lebih Rp1,3 juta rupiah per hari. ‘Penjara’ ini mampu menampung kira-kira 2 ribu ‘narapidana’. Para tamu yang telah menghabiskan hari di Prison Inside Me, bahkan mendapat sertifikat pembebasan bersyarat layaknya tahanan sungguhan.
Diberlakukan Aturan Ketat Layaknya Penjara Sungguhan
Hotel rasa penjara ini bahkan memberlakukan sejumlah aturan ketat yang harus dipatuhi oleh para ‘narapidana’. Tidak boleh berbicara dengan sesama ‘tahanan’ ketika sudah berada di sel masing-masing. Gadget apapun serta jam akan diambil oleh petugas sebelum mereka dimasukkan dalam ruangan.
Tamu akan tidur di atas selapis matras tipis, seragam biru khas penjara, satu set peralatan minum teh, pulpen, dan buku tulis. Setiap sel dilengkapi dengan toilet kecil namun tidak tersedia kaca. Sampai menu makannya pun layaknya di penjara sungguhan, seperti ketela rebus, pisang kocok, dan bubur.
Begitulah cerita dibalik berdirinya Prison Inside Me, hotel rasa penjara di Korea Selatan tempat bagi yang mau menyisih singkat dari aktivitas harian. Cara lain untuk melipir sebentar dari rutinitas adalah berlibur. Teman Traveler biasanya liburan kemana kalau lagi pingin refreshing?