Pesona Gunung Bromo, Kunjungi Rumah Dewa Lewat Probolinggo

Advertisement

Gunung berapi yang masuk wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini punya alam yang begitu memesona. Tidak hanya itu, beragam aktifitas yang sangat seru bisa Teman Traveler lakukan di area Gunung Bromo seperti berkuda sampai mengabadikan momen.

Salah satu gunung yang masuk daftar prestisius ‘Wonderful Indonesia’ ini punya tempat tersendiri di hati Teman Traveler terebih lagi bagi yang gemar mendaki. Bromo dengan segala keindahannya ini selalu dirindukan! Yuk simak berbagai hal menarik yang bisa Teman Traveler lakukan di salah satu gunung favorit para pendaki ini. 

Gunung Berapi Aktif   

Gunung Batok (c) Anggi Paramita/Travelingyuk

Gunung Bromo menjulang setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut. Saking luasnya, gunung ini masuk dalam wilayah empat kabupatan di Jawa Timur, yakni Probolinggo, Lumajang, Malang, dan Pasuruan.

Dalam Bahasa Tengger, bahasa suku asli yang mendiami wilayah sekitar, Bromo juga kerap disebut Brahma. Nama tersebut diambil dari salah satu dewa utama Hindhu.

Bromo sendiri termasuk gunung aktif dan selalu mengeluarkan asap sepanjang tahun. Tak jauh dari wisata Probolinggo ini, Teman Traveler juga bisa melihat Gunung Batok yang tak kalah indah dan memesona.   

Legenda Joko Seger dan Roro Anteng

Pemandangan dari puncak Penanjakan (c) Anggi Paramita/Travelingyuk

Seperti disebutkan sebelumnya, penduduk asli daerah sekitar Gunung Bromo adalah Suku Tengger. Nama Tengger diambil dari kisah legenda mengenai kehidupan Roro Anteng dan Joko Seger. Menurut cerita yang dipercaya masyarakat, pasangan tersebut menikah, tinggal dan membangun pemukiman di sekitar Bromo.

Joko Seger dan Roro Anteng lama tidak dikaruniai keturunan, hingga mereka akhirnya memohon pada Sang Hyang Widhi. Keinginan mereka terkabul, namun dengan syarat anak bungsu harus dipersembahkan ke Bromo sebagai tanda terima kasih.

Pemandangan Semeru dari kawasan Bromo (c) Anggi Paramita/Travelingyuk

Anak-anak Joko Seger dan Roro Anteng lantas diyakini sebagai para pendahulu Suku Tengger. Hingga kini legenda tersebut juga masih terus dihormati dengan ritual tahunan Yadya Kasada, memberikan hasil bumi dan ternak sebagai sesaji ke kawah Gunung Bromo.

Tradisi ini digelar tiap Bulan Kasada (bulan ke-10) tanggal 14 atau 15 dalam Kalender Jawa. Semua prosesinya menarik diikuti dan kerap menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Pasir Berbisik

Jeep sewaan di Bromo (c) Anggi Paramita/Travelingyuk

Bromo merupakan salah satu gunung berapi dengan kaldera terbesar di dunia. Luasnya mencapai 10 kilometer dan terdiri dari lautan pasir luas.

Lautan pasir Bromo (c) Anggi Paramita/Travelingyuk

Kawasan ini lantas kerap diberi sebutan Pasir Berbisik. Menurut penuturan warga sekitar, ketika angin berhembus cukup kencang, lautan pasir di kaldera Bromo sedang mengeluarkan suara pelan seolah sedang berbisik.

Berkendara di lautan pasir (c) Anggi Paramita/Travelingyuk

Waktu terbaik mengunjungi kawasan ini adalah saat musim kemarau. Teman Traveler bakal bisa mendengar jelas suara pasir yang melegenda itu. Kalian bisa menyewa jeep dengan tarif antara Rp500.000 hingga Rp. 600.000 per unit atau kuda dengan harga mulai Rp20.000 hingga Rp100.000 per ekor.  

Bukit Teletubbies

Berkuda di Bukit Teletubbies (c) Anggi Paramita/Travelingyuk

Selain hamparan pasir luas, Bukit Teletubbies juga wajig dikunjungi selagi berada di kawasan Bromo. Bukit ini dipenuhi hamparan rumput hijau, kontras dengan lautan pasir yang banyak Teman Traveler temui sebelumnya.

Saran saya, sebaiknya sambangi Bukit Teletubbies saat musim kemarau, Peanorama yang tersaji bakal lebih indah, lengkap dengan langit biru dan hamparan rumput hijau nan mempesona. Semuanya akan tampak makin luar biasa.

Akses ke Bromo

Teman Traveler bisa mengunjungi Bromo dari Malang, Pasuruan atau Probolinggo. Sekedar saran dari saya, akan lebih mudah dan murah jika Teman Traveler mengawali perjalanan dari Probolinggo.

Teman Traveler bisa naik bus patas atau ekononmi dari Surabaya menuju Terminal Bayuangga, Probolinggo. Tarifnya antara Rp14.000 hingga Rp35.000 per orang. Begitu sampai di terminal tujuan, kalian bisa lanjutkan dengan naik angkutan umum menuju Bromo. Tiket masuk kawasan wisata sendiri hanya Rp32.500 per orang.

Jangan lupa membawa baju hangat karena suhu di Bromo bisa sangat ekstrem. Apalagi jika Teman Traveler berecana datang di pagi buta demi menyambut momen sunrise. Dalam kondisi tertentu, suhu di sekitar Bromo bisda mencapai nol derajat saat malam hingga menjelang pagi.

Kenakan masker untuk menutupi hidung karena saat melewati lautan pasir akan banyak debu halus beterbangan. Masker juga berguna untuk mengurangi bau tak sedap dari belerang kawah Bromo.

Beragam perlengkapan memang harus dipersiapkan sedetail mungkin sebelum berkunjung ke tempat wisata ini agar berlibur menjadi lebih maksimal! Belum pernah ke Bromo? Setidaknya kunjungilah destinasi ini sekali seumur hidup agar tidak melewatkan salah satu keindahan sempurna alam Indonesia.

Advertisement
Tags
kontributor Probolinggo Travelingyuk wisata probolinggo
Share