Petualangan di Gua Gelatik, Tempat Pertapaan Angling Dharma

Advertisement

Sejauh ini wisata gua memang belum terlalu berkembang di wilayah Jogjakarta dan sekitarnya. Pamornya masih kalah dengan pantai dan gunung. Minat untuk wisata jenis ini memang ada, namun beberapa tahun belakangan kunjungan turis lebih terfokus ke Gua Jomblang atau Gua Pindul, yang sama-sama berada berada di wilayah Gunungkidul.

Padahal jika berniat mengekplorasi lebih jauh, ada wisata gua lain yang tak kalah menarik. Lokasinya masih dalam lingkup wilayah Desa Wisata Bejiharjo, selaku pengelola dan operator wisata Gua Pindul. Dinamai Gua Gelatik, konon tempat ini pernah jadi pertapaan Prabu Angling Dharma.

Jadi Pertapaan Prabu Angling Dharma

Pintu masuk Gua Gelatik (c) Gallant Tsany/Travelingyuk

Pernah mendengar nama Prabu Angling Dharma? Kisah sosok terkenal ini bahkan pernah diangkat dalam salah satu serial legenda Indonesia. Angling Dharma sendiri adalah seorang raja yang dianggap titisan Dewa Wisnu. Sejarah Gua Gelatik ini tak lepas dari sepak terjang Sang Prabu semasa hidupnya.

Kawanan kelelawar di dalam gua (c) Gallant Tsany/Travelingyuk

Alkisah Prabu Angling Dharma sedang bertapa di sebuah gua. Sejurus kemudian, ada sesosok perempuan masuk. Merasa terganggu dengan hal tersebut, Sang Raja lantas merasa gela atau sedih dalam Bahasa Jawa. Namun diceritakan bahwa kesedihan tersebut tak berlangsung lama.

Nama Gua Gelatik terinspirasi dari kisah tersebut. Gela, yang dalam Bahasa Jawa berarti sedih, digabung dengan kata saithik yang artinya sedikit. Gelatik pun kini digunakan untuk menyebut gua yang pernah jadi pertapaan Prabu Angling Dharma.

Deretan Stalaktit Aktif

Stalaktik gua yang terus tumbuh (c) Gallant Tsany/Travelingyuk

Suasana di dalam Gua Gelatik sangat gelap, hampir tanpa penerangan. Pengecualian pada bagian terdalam, yang diyakini sebagai tempat Prabu
Angling Dharma bertapa. Jika ingin menjelajah hingga lokasi tersebut, petugas setempat mewajibkan pengunjung menggunakan helm. Lorong di sini cukup sempit dan membahayakan, berpotensi membuat kepala terantuk stalaktit.

Stalaktit gua ini masih mengeluarkan air. Hal ini membuat tanah yang jadi pijakan cukup lembek dan lembab. Aliran air tersebut sekaligus menandakan deretan stalaktit di dalam Gelatik masih aktif dan terus tumbuh.

Hingga Kini Masih Digunakan untuk Bertapa

Keindahan di dalam Gua Gelatik (c) Gallant Tsany/Travelingyuk

Selama bertualang menjelajah gua, saya menemukan beberapa gelas dan sesaji. Menurut petugas yang menemani saya, Gua Gelatik hingga kini masih digunakan beberapa orang untuk bertapa. Bukan untuk mencari ilmu atau semacamnya, namun sekedar mengasingkan diri dan introspeksi.

Bagaimana Teman Traveler? Jika kalian sedang berada di Jogjakarta dan ingin wisata dengan sensasi berbeda, Gua Gelatik bisa jadi alternatif. Tak hanya disuguhi keindahan gua, kalian sekaligus bisa belajar sejarah dan berintrospeksi diri.

Advertisement
Tags
Jogja Jogjakarta kontributor Travelingyuk wisata jogja Wisata Jogjakarta
Share