Tradisi Perang Pandan di Bali

Helga Christina
04, Jul 2019
Persiapan Perang Pandan
Menggosokan Daun Pandan Berduri
Luka Luka di Punggung
Perang Sebagai Pemersatu
Wanita Desa Tenganan
Persiapan Perang Pandan
Menggosokan Daun Pandan Berduri
Luka Luka di Punggung
Perang Sebagai Pemersatu
Wanita Desa Tenganan
Persiapan Perang Pandan

Perang Pandan atau mekare kare termasuk ke dalam event tahunan Tenganan Village Festival di Kabupaten Karangasem, Bali. Tahun ini akan dilaksanakan pada 7-8 Juni, yang di tunggu tunggu didalam acara ini adalah ritual perang pandan

Menggosokan Daun Pandan Berduri

Perang Pandan ini diikuti oleh laki laki desa adat tenganan, bukan hanya pemuda dan orang dewasa, anak anak pun ikut langsung melakukan ritual ini. Para peserta akan berlaga bak gladiator bertaruk dengan senjata daun pandan berduri yang kemudian di gosok gosokan ke punggung lawan

Luka Luka di Punggung

Ritual ini bertujuan untuk menghormati dewa Indra dalam kepercayaan agama Hindu adalah dewa perang. Tentunya tidak ada dendam diantara pemain, dan ini dianggap sebagai bentuk persahabatan. Tak heran jika punggung pemuda pemuda desa akan luka luka dan biasanya langsung diobati dengan ramuan daun tradisional

Perang Sebagai Pemersatu

Perang pandan yang berlangsung selama 2 hari ini biasanya memang menjadi incaran wisatawan karena hanya ada satu satunya disini. Sebuah panggung akan dibentangkan di tengah dan penonton mengelilinginya. Biasanya acara ini dimulai pada pukul 1 siang hingga selesai. Jangan salah, wisatawan asing pun biasanya ikut juga berpartisipasi karena ingin merasakan sensasinya. Sehabis perang selesai biasanya para pemain akan makan bersama di atas 1 lembar daun pisang bersama sama sebagai tanda kekeluargaan

Wanita Desa Tenganan

Sedangkan wanita desa akan mengenakan pakai adat mereka dan menonton para pemuda yang sedang melakukan perang pandan. Suasana desa kembali rasanya ke jaman dulu, sangat berbeda dengan susana pulau Bali lainnya