Destinasi Digital Nomad di Asia Tenggara, Bukti Digitalisasi Hampir Merata

Advertisement

Negara-negara Asia Tenggara memiliki berbagai kuliner yang nikmat, budaya yang masih terjaga, dan destinasi wisata alam yang memukau. Karena itu, beberapa negara di Asia Tenggara sering kali menjadi destinasi para digital nomad. Biaya hidup sehari-hari yang jauh lebih rendah dari negara-negara lain, juga menjadi alasan kenapa Asia Tenggara sering kali menjadi destinasi para turis. Seperti yang akan ditemukan pada destinasi digital nomad di Asia Tenggara ini.

Ubud, Bali, Indonesia

Salah satu Co-working space di Bali via instagram/hubudbali

Destinasi yang dulunya populer di kalangan para penggiat yoga dan kuliner, kini telah berkembang menjadi tujuan para digital nomad. Ubud yang kaya akan budaya ini juga tergolong memiliki biaya hidup sehari-hari yang terjangkau. Rata-rata Apartemen dapat ditemukan hanya dengan 2,5 juta-4 juta rupiah per bulan. Sedangkan harga sewa kamar di homestay berkisar dengan biaya Rp.150 ribu-300 ribu per harinya. Meskipun masih kental dengan nuansa sawah dan pedesaan, tak sulit untuk menemukan co-working space di Ubud.

Chiang Mai, Thailand

Co-working space di Chiang Mai via istagram/thirdwavenearme

Dikelilingi oleh perbukitan serta pegunungan hijau yang subur, Chiang Mai adalah kota yang dapat menjadi destinasi yang tepat untuk traveling sekaligus bekerja. Kota ini juga memiliki biaya hidup sehari-hari yang cukup rendah. Biaya makan sehari-hari berada dalam kisaran $ 2-4 dolar per porsinya. Sedangkan untuk sewa motor perharinya rata-rata membutuhkan biaya $ 2 dan $ 150-300 untuk sewa apartemen.

Ho Chi Minh City, Vietnam

Suasana Ho Chi Minh City via instagram/stephy_sanchz

Ho Chi Minh memiliki banyak co-working space yang dapat ditemukan di sudut kotanya. Distrik 3 adalah salah satu tempat di mana Teman Traveler dapat menemukan banyak co-working space. Bahkan tempat tersebut tidak mengharuskan untuk mendaftar menjadi anggota, cukup memesan menu yang ada dan pekerjaan siap dimulai. Harga sewa apartemen di kota ini rata-rata sekitar $ 450. Sedangkan makanan lokal berkisar pada harga $ 1-2.

Kampot, Kamboja

Kafe di Kampot, Kamboja via instagram/hyunwoo601

Kampot tidak memiliki arsitektur modern, tempat hiburan yang mewah, atau bahkan toko swalayan yang lengkap. Namun desa ini memiliki atmosfer paling tenang di seluruh Kamboja. Meskipun begitu, desa yang berada di tepi laut selatan Kamboja ini memiliki beberapa tempat yang dapat menjadi surga para digital nomad. Beberapa kedai kopi menyediakan koneksi wifi yang cepat. Seperti Ellie’s Cafe, Epic Arts, dan Cafe Espresso Roastery. Hal-hal tersebut merupakan alasan mengapa Kamboja termasuk destinasi favorit bagi digital nomad di Asia Tenggara.

George town, Penang, Malaysia

Co-working space di Penang via instagram/livefortheweekday

Penang juga merupakan salah satu lokasi digital nomad di Asia Tenggara. Seluruh wilayah George town telah dianggap sebagai situs warisan dunia UNESCO. Arsitektur kolonial Inggris yang menawan serta beragam perpaduan budaya, membuat kota ini menarik untuk dikunjungi. Meskipun belum banyak co-working space di kota Georgetown, tempat ini memiliki koneksi internet yang cukup stabil. Makanan lokal biasanya berharga $ 1 di restoran. Sedangkan Teman Traveler dapat mencoba street food dengan harga 0,30 sen. Harga sewa kamar khas di homestay adalah $ 6 per hari. Sementara harga sewa apartemen biasanya biaya sekitar $ 300-500 per bulan.

Meskipun tak semua lokasi di Asia Tenggara dapat menjadi tujuan untuk para digital nomad, beberapa tempat telah mulai berkembang dalam gaya hidup digital. Seperti lokasi yang telah disebutkan di atas. Teman Traveler tertarik untuk menjadi digital nomad?

Advertisement
Tags
Bali Digital Nomad Indonesia mancanegara Ubud Wisata
Share