Hilisimaetano, Salah Satu Desa Adat Tertua di Kabupaten Nias dengan Tradisi yang Unik

Advertisement

Sumatera Utara terkenal dengan ragam adat dan budaya. Mulai dari upacara adat yang sudah berlangsung turun-temurun hingga desa-desa yang masih mempertahankan budaya para leluhur. Eksistensi desa adat berkat peninggalan sejarah di masa lalu yang dirawat dan dijaga dengan baik.

Salah satu wilayah yang menyimpan kekayaan sejarah dan budaya adalah Kabupaten Nias. Tepatnya berada di Desa Hilisimaetano. Desa ini mempunyai banyak potensi wisata terutama sejarah dan budaya. Desa ini juga memiliki tradisi unik yang menarik bagi wisatawan. Inilah kekayaan wisata Desa Hilisimaetano.

Hilisimaetano jadi desa adat tertua di Kabupaten Nias

Desa Hilisimaetano menjadi salah satu desa adat paling tua di Kabupaten Nias. Dulunya Hilisimaetano bernama Hiliamaigila. Kemudian kampung ini menyebar ke beberapa kampung lain seperti Hilimaenamolo dan Bawogosali.

Wisata di Kabupaten Nias
Foto via Jadesta

Hingga sekarang Hilisimaetano masih mengguankan sistem adat. Si’ulu atau bangsawan masih menjadi ketua adat. Si’ila atau cendekiawan menjadi dewan pertimbangan dan Fa’abanuasa atau warga biasa bertugas untuk menjaga marwah desa.

Melihat bangunan dan benda peninggalan sejarah di Desa Hilisimaetano

Deretan rumah adat khas Nias beranama Omo Hada akan langsung terlihat saat kamu memasuki Desa Hilisimaetano. Bangunan berbentuk rumah panggung ini terlihat kokoh dan masih digunakan penduduk desa sebagai tempat tinggal. Batu megalitik juga dijaga dengan baik.

Wisata di Kabupaten Nias
Foto via semedan

Tak hanya itu, wisatawan juga bisa melihat secara langsung pembuatan perisai khas Nias yang disebut Baluse. Penduduk desa juga terampil membuat anyaman, ukiran, dan pahatan juga pembuatan pedang besi.

Tradisi lompat batu kebanggaan pulau Nias hingga ritual kuno yang unik

Desa Hilisimaetano
Foto via vianews

Di Nias, ada tradisi lompat batu yang sangat terkenal hingga diabadikan dalam mata uang Indonesia. Tradisi ini berawal dari kebiasaan berperang antar suku di pulau Nias. Setiap desa memiliki benteng dengan mendirikan bambu atau batu setinggi dua meter. Tradisi lompat batu pun muncul sebagai latihan sebelum berperang.

Wisata di Kabupaten Nias
Foto via akurat

Kaum bangsawan akan menentukan apakah seseorang pantas menjadi prajurit dari tradisi tersebut. Zaman dulu, tradisi yang bernama Fahombo ini menjadi kebanggaan bagi keluarga di Nias. Jika sang putra bisa melompati batu bersusun tanpa menyentuh permukaannya, maka keluarga akan berpesta dengan menyembelih hewan ternak.

Desa Hilisimaetano
Foto via wikimedia

Desa Hilisimaetano juga melaksakanan ritual kuno setiap 14 tahun sekali yang disebut Famadaya Harimao. Ritual ini dilakukan dengan mengarak patung harimau untuk menyucikan hukum adat di Maniamolo. Setelah itu, penduduk desa akan membaca Fo’ere atau doa-doa kuno.

Selain adat dan budaya, wilayah Hilisimaetano yang didominasi dengan kawasan persawahan menjadikan desa ini berpotensi sebagai wisata tahan pangan. Bahkan, area persawahan tersebut adalah yang terbesar di Nias Selatan. Menparekraf Sandiaga akan mengembangkan Hilisimaetano menjadi desa wisata berkelanjutan. Namun ia akan membenahi beberapa fasilitas, seperti toilet, home stay, kamar mandi, dan lain sebagainya

Advertisement
Tags
desa adat Desa Hilisimaetano desa wisata Desa Wisata Hilisimaetano nias wisata sumatra utara
Share