Pohon Koteka, Dari Sinilah Asal Pakaian Tradisional Masyarakat Papua

Advertisement

Traveler pasti tahu jika masyarakat Papua memiliki pakaian tradisional yang disebut dengan Koteka. Meskipun mereka yang kini tinggal di perkotaan sudah tidak lagi memakai pakaian ini namun beberapa suku pedalaman masih menggunakan koteka yang tidak lain adalah penutup alat kelamin untuk para pria. Ternyata benda ini terbuat labu!

Kalau traveling di Papua cobalah untuk singgah di Wamena, di sana masih terdapat banyak pria yang mengenakan koteka dan di kota ini pula Anda bisa membeli suvenir berupa pembungkus alat kelamin pria tersebut. Salah satu suku yang masih menggunakan koteka adalah Suku Dani, suku terbesar di Papua yang menempati wilayah pegunungan.

Koteka yang dipakai orang Papua [image source]
Koteka yang dipakai orang Papua [image source]
Bagi masyarakat awam mengenal pakaian tradisional tersebut dengan nama koteka namun bagi anggota suku Dani benda ini disebut dengan Holim. Koteka dibuat dari buah labu yang biasanya tumbuh merambat di atas Honai atau rumah adat dari Suku Dani. Buah labu tersebut bentuknya lonjong memanjang dan berwarna hijau.

Labu, bahan membuat koteka [image source]
Labu, bahan membuat koteka [image source]
Cara membuat koteka terbilang cukup simpel. Anggota suku akan mengambil buah labu yang ada di dekat rumahnya kemudian memotong salah satu ujungnya. Setelah itu daging labu akan dikeruk hingga semua isinya keluar dan menyisakan lubang. Tujuannya adalah untuk memudahkan masuknya alat kelamin pria ke dalam koteka tersebut.

Setelah dikeruk, koteka tadi akan dipanaskan di atas bara api hingga berubah warna menjadi kecokelatan. Barulah setelah labu berubah warna dilanjutkan dengan proses penjemuran yang akan memakan waktu hingga seharian. Jika semua proses telah dilalui, maka tahap akhir adalah memasang tali pada labu dan memakainya.

Koteka yang sudah jadi [image source]
Koteka yang sudah jadi [image source]
Jadi semua koteka yang dipakai Suku Dani tersebut asli seperti bentuk buah labunya. Anda pun bisa memilikinya dengan membeli suvenir yang dijual dengan harga mulai dari puluhan ribu rupiah. Siapa tahu Anda juga penasaran ingin mencobanya di rumah.

Advertisement
Tags
Budaya Indonesia Papua Wamena
Share