Kerupuk Klenteng Bojonegoro, Warisan Legendaris dari 1929

Teman Traveler yang tinggal di Bojonegoro atau sekitarnya mungkin sudah pernah mendengar soal kerupuk klenteng Bojonegoro. Camilan satu ini bisa dibilang cukup sederhana. Tak jauh beda dari kerupuk biasa, hanya saja tersaji dengan corak warna merah muda dan hijau, membuatnya nampak unik.

Namun siapa sangka, kerupuk klenteng Bojonegoro ternyata merupakan sebuah warisan kuliner legendaris. Sejarahnya sudah cukup panjang, dimulai sejak 1929 silam. Yuk Teman Traveler, simak ulasan saya soal jajanan menarik ini.

Sudah Eksis Sejak 1929

Sudah eksis sebelum Indonesia merdeka (c) Laila Madania/Travelingyuk

Kerupuk Klenteng Bojonegoro berawal dari 1929, ketika pasangan suami istri Tan Tjian Liem dan Oci Hay Nio merintis usaha pembuatan kerupuk tradisional. Pabrik mereka beralamat di jalan Jaksa Suprapto, 132, Bojonegoro, hanya berjarak beberapa meter Klenteng TITD Hok Swie Bio.

Suasana di dalam pabrik (c) Laila Madania/Travelingyuk

Tahu demi tahun berlalu, pabrik ini sukses hasilkan kerupuk tradisional dengan cita rasa khas. Gurihnya benar-benar alami dan cocok di lidah. Tak heran jika kerupuk klenteng masih terus bertahan hingga kini dan punya banyak pelanggan. Bahkan pengelolanya sudah memasuki generasi ke-4. Jika mampir ke sini, Teman Traveler bisa menemui langsung sang pemilik yang bertindak sebagai kasir.

Tanpa Bahan Kimia Tambahan

Proses pendinginan kerupuk (c) Laila Madania/Travelingyuk

Pemilihan bahan tepat, racikan cermat, dipadu proses yang diperhatikan seksama, membuat kerupuk di sini memiliki cita rasa khas. Berbeda dengan sajian serupa di luar sana. Pembuatannya sama sekali tidak melibatkan sentuhan bahan kimia. Produk ini pun makin mendapat kepercayaan masyarakat dan terkenal hingga ke luar Bojonegoro.

Penggorengan Tradisional

Krupuk digoreng di wajan besar (c) Laila Madania/Travelingyuk

Proses menggoreng krupuk di sini beda dari pabrik kerupuk pada umumnya. Alih-alih menggunakan bahan bakar gas, mereka justru gunakan sekam atau serbuk kayu sebagai bahan bakar. Semuanya ditata rapi dalam sebuah tungku batu bata dengan wajan penggorengan di atasnya.

Kerupuk mentah (c) Laila Madania/Travelingyuk
Proses menggoreng dengan dua wajan (c) Laila Madania/Travelingyuk

Ada dua penggorengan utama yang digunakan di sini. Satu sebagai pemanas kerupuk mentah, sementara satunya lagi digunakan untuk menggoreng kerupuk hingga mengembang matang. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 menit.

Rasa Khas Gurih Alami

Karyawan bergegas mengemas kerupuk (c) Laila Madania/Travelingyuk

Kerupuk Klenteng Bojonegoro memang memiliki rasa khas, gurih alami. Sejak pertama mencoba dijamin bakal langsung bikin ketagihan. Cocok disantap sebagai camilan atau sebagai teman makan nasi dan lauk. Teman Traveler bakal langsung rasakan rasa khasnya sejak gigitan pertama.

Murah Meriah

Kemasan yang sudah ditimbang (c) Laila Madania/Travelingyuk

Kerupuk Klenteng Bojonegoro dibanderol sekitar Rp27.000 per kilo. Teman Traveler juga boleh membeli setengah kilo saja, seharga Rp14.000. Namun uniknya, para pelanggan kebanyakan membeli lebih dari itu, bahkan ada yang sampai memborong lima kilogram lebih lho. Semua kerupuk nanti akan dikemas dalam kantong putih berlogo khusus.

Stok krupuk siap dijual (c) Laila Madania/Travelingyuk

Itulah sekilas ulasan mengenai kerupuk klenteng Bojonegoro. Lantaran kenikmatannya, cemilan ini juga cocok dijadikan sebagai oleh-oleh untuk sanak keluarga di rumah. Jika tertarik, Teman Traveler bisa mampir langsung ke pabriknya antara pukul 06.00 hingga 19.00. Boleh banget dijajal jika kalian sedang keliling wisata Bojonegoro. Sudah siap memborong?