Candi Tebing Tegallinggah, Wisata Spiritual Kuno di Bali

Buat Teman Traveler yang tertarik dengan wisata bernuansa budaya atau religi, jangan lewatkan mampir ke Kabupaten Gianyar kala sedang liburan di Bali. Di sini kalian bisa temukan Candi Tebing Tegalinggah, sebuah bangunan kuno tersembunyi di Desa Bedulu, Kec. Blahbatu. Yuk, simak bersama seperti apa pesonanya.

Perjalanan Menuju Tegalinggah

Berfoto di salah satu sudut candi (c) Helga Christina/Travelingyuk

Akses menuju bangunan kuno ini tidak terlalu sulit. Jika bertolak dari Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Teman Traveler hanya perlu 90 menit berkendara untuk menuju sini. Dari tempat parkir kalian akan temukan jalan setapak yang mengarah turun dengan cukup banyak anak tangga.

Jalan setapak dari tempat parkir (c) Helga Christina/Travelingyuk

Nantinya Teman Traveler akan menemukan percabangan anak tangga, satunya terbuat dari kayu dan lainnya dari batu. Dua-duanya akan membawa kalian ke candi, namun menuju bagian berbeda.

Jalurnya terus menurun (c) Helga Christina/Travelingyuk

Hati-hati ketika melangkah jalur batu karena permukaannya cukup licin. Hal ini lantaran terdapat aliran air dan lapisan lumut. Saran saya, sebaiknya Teman Traveler memilih jalan memutar yang lebih aman. Secara keseluruhan, kalian hanya perlu berjalan kaki sekitar 15 menit dari parkiran untuk menuju sini.

Komplek Bangunan Penuh Sejarah

Komplek bangunan penuh sejarah (c) Helga Christina/Travelingyuk

Menurut cerita yang beredar, Candi Tebing Tegallingah ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Krijsman. Kala itu ia menggali sebuah bangunan kecil yang nampak seperti gapura biasa.

Sayangnya, hingga kini belum ada yang bisa memastikan kapan tepatnya candi ini dibangun. Namun menurut perkiraan peneliti, kemunculannya bersamaan dengan Pura Gunung Kawi, yakni sekitar 944 tahun Saka atau pada masa kepemimpinan Raja Sri Aji Paduka Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanattunggadewa.

Belum diketahui pasti kapan dibangun (c) Helga Christina/Travelingyuk

Dugaan tersebut didukung oleh catatan dalam Prasasti Tengkulak, yang menyebutkan bahwa pada 945 tahun Saka terdapat Amarawati, sebuah pertapaan yang berlokasi di tepi Sungai Pakerisan.

Bangunan Purba Nan Unik

Pancarkan keunikan tersendiri (c) Helga Christina/Travelingyuk

Bangunan di sini memiliki ciri khas mirip struktur dari zaman batu. Di beberapa sudut terdapat banyak bentuk menyerupai jendela.

Banyak bentuk menyerupai jendela (c) Helga Christina/Travelingyuk

Berdasarkan penelitian, tempat ini termasuk sakral dan memiliki tiga lingga. Masing-masing merupakan perwujudan dari Tri Murti dalam agama Hindu. Selain itu, kompleknya terdiri dari dua bangunan candi utama.

Sungai yang bisa digunakan untuk penyucian (c) Helga Christina/Travelingyuk

Lokasi ini juga kerap digunakan umat Hindu setempat untuk melakukan ritual melukat alias pembersihan/penyucian diri. Mereka biasanya akan membasuh tubuh di empat pancuran yang dipercaya mengeluarkan air suci.

Pancuran air untuk melukat (c) Helga Christina/Travelingyuk

Terlepas dari itu, suasana di sangat tenang Teman Traveler. Benar-benar bikin tubuh dan pikiran rileks. Tak heran jika banyak juga yang datang untuk melakukan yoga.

Tarif Masuk

Tarif masuk (c) Helga Christina/Travelingyuk

Masuk Candi Tebing Tegallinggah, Teman Traveler wajib membayar tiket Rp20.000 per orang. Sementara untuk turis mancanegara, biayanya adalah Rp30.000.

Sesuai namanya, candi kuno berada di balik tebing dekat Sungai Pakerisan. Terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan dengan dua bangunan candi. Lantaran termasuk tempat sakral, sebaiknya Teman Traveler kenakan pakaian sopan dan tertutup. Selain itu jangan sampai mengucap kata-kata kasar selama berada di sini ya. 

Itulah sedikit ulasan mengenai Candi Tebing Tegalinggah, sebuah komplek bangunan kuno yang cocok untuk berwisata spiritual dan budaya. Bagaimana Teman Traveler, tertarik mampir ke sini saat liburan ke Bali?